Hukum Membaca Mushaf dalam Shalat Menurut Zhahiriyyah
https://quantumfiqih.blogspot.com/2014/06/hukum-membaca-mushaf-dalam-shalat_5.html
Oleh Brilly El-Rasheed
Ibnu
Hazm Azh-Zhahiri dan para ulama Hanafiyyun menganggap rusak shalatnya
berdasarkan riwayat dalam Al-Mashahif Ibnu Abi Dawud (hal. 655) dari Ibnu
‘Abbas, “Amirul Mu`minin ‘Umar melarang kami mengimami masyarakat dengan
membaca dari mushaf, beliau juga melarang seseorang menjadi imam kami kecuali sudah
baligh.”
Riwayat
ini tidak kuat karena ada Nahsyal bin Sa’id An-Naisaburi yang berstatus
kadzdzab matruk. Al-Bukhari dalam At-Tarikh Al-Kabir (8/115) menyebut-nyebut
dia, “Di dalam hadits-haditsnya terhadap riwayat-riwayat matruk.” Menurut
An-Nasai, sebagaimana dalam Tahdzib At-Tahdzib (10/427), “Dia tidak tsiqah,
haditsnya tidak layak ditulis.”
Membolak-balik
mushaf tidak termasuk gerakan banyak, Rasulullah pernah menggendong Umamah
binti Abil ‘Ash di pundak beliau ketika shalat. Ketika sujud beliau meletakkannya,
ketika berdiri beliau gendong lagi. Sebaliknya termasuk amal sedikit yang
dimaafkan.
Apalagi
kalau pake penyangga di depan tempat sujud untuk mushaf Al-Qur`an berukuran
besar sehingga tidak perlu dibolak-balik lembarannya. Kalau pun perlu, kan jaraknya
berjauhan.