Menggenggam Bara
https://quantumfiqih.blogspot.com/2014/05/menggenggam-bara.html
Kegigihan untuk
senantiasa tegak di atas syariah ibarat zabarjad di atas permata-permata surga.
Semburat kegigihan muncul dari titik cahaya kekokohan aqidah, keteguhan ibadah,
dan kemapanan akhlaq, bertabur intan ghirah (semangat) dan mutiara sabar.
Keyakinan yang menggema adalah benih terciptanya gaung kegigihan. Tak mungkin
pilar-pilar kan tegak jika pondasi hancur berserak.
Lebih-lebih di zaman bergolaknya fitnah-fitnah syahwat
dan syubhat ini. Hanya orang-orang yang diridhai Allah, yang bisa melewati
dengan cantik. Rasulullah, sebagai orang pilihan Allah untuk membina manusia
senantiasa dalam keselamatan, telah memberikan motivasi dan rambu-rambu
menjalani kehidupan ini.
Dari Abu Najih
Al-‘Irbadh bin Sariyah (w. 75 H), dia menceritakan, “Suatu hari Rasulullah
pernah shalat bersama kami, usai shalat beliau menghadap kepada kami, lalu
beliau memberikan sebuah nasehat kepada kami dengan nasehat yang membekas pada
jiwa, yang membuat air mata berlinang dan membuat qalbu menjadi gerimis. Salah
seorang berkata, “Wahai Rasulullah nasehat ini seakan-akan nasehat dari orang
yang hendak berpisah, maka apa yang engkau wasiatkan kepada kami?” Maka Rasulullah
berkata,
أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَ السَّمْعِ وَ الطَّاعَةِ وَ
إِنْ كَانَ عَبْدًا
حَبَشِيًّا، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ
بَعْدِيْ يَرَى اِخْتِلاَفًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ
وَ سُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ
بَعْدِيْ، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَ إِيَّاكُمْ وَ مُحْدَثَاتِ
الْأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَ كُلُّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةٌ.
“Aku wasiatkan kepada kalian
supaya tetap bertaqwa kepada Allah, tetaplah mendengar dan taat, walaupun yang
memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Sungguh, orang yang masih
hidup di antara kalian sepeninggalku, dia akan melihat banyak sekali
perselisihan, maka wajib atas kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah para
Khulafa`ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Peganglah erat-erat dan gigitlah ia
dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah oleh kalian muhdats (perkara
baru yang diciptakan dalam agama Islam), karena sesungguhnya setiap yang muhdats
adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan.” [Shahih:
Musnad Ahmad 4/126-127; Sunan Abu Dawud no. 4607; Sunan At-Tirmidzi no. 2676;
dan lainnya]
Kini kita telah memasuki era yang diisyaratkan oleh
Rasulullah, banyak sekali perselisihan-perselisihan yang kian hari kian dahsyat
dan komplek. Maka Rasulullah mewasiatkan kita untuk berpegang teguh dengan
sunnah beliau dan empat shahabat utama beliau; Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman dan ‘Ali.
Bahkan Rasulullah memberikan penekanan, “Peganglah
erat-erat dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian.” Pesan hiperbolik ini menyimpan misteri bahwa semakin mendekat kepada
qiyamah, maka perpecahan dan pertentangan semakin pelik, keras, panas.
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah berkata,
الْمُتَمَسِّكُ
بِسُنَّتِيْ عِنْدَ اِخْتِلاَفِ أُمَّتِيْ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ.
“Orang yang
berpegang teguh dengan sunnahku pada saat umatku telah berselisih adalah
bagaikan orang yang menggenggam bara api.” [Al-Mustadrak Al-Hakim; Syarh
As-Sunnah Al-Baghawi. Shahih Al-Jami’ no. 6676]
Tidak sebatas perselisihan antar madzhab, melainkan
hingga pada tataran antar agama, antar organisasi keagamaan, dan seterusnya,
yang mana titik sentral perselisihannya adalah untuk mempertahankan agamanya.
>>> Kunjungi http://islamicboardingschool.wordpress.com untuk mendapatkan info tentang sekolah-sekolah Islam berasrama yang berkualitas. Ingin sekolah Anda diulas dalam blog tersebut? Kirim profil atau brosur anda via brilly.elrasyeed@gmail.com!