Arti Al-Qur`an Diturunkan dalam Tujuh Huruf
https://quantumfiqih.blogspot.com/2014/06/arti-al-quran-diturunkan-dalam-tujuh.html
Berkata Asy-Syaikh Doktor Muhammad Musa Nashr dalam
Fadha’il Al-Qur`an wa Hamalatihi fi As-Sunnah Al-Muthahharah,
Hadits-hadits tentang turunnya Al-Qur`an dengan
tujuh huruf di atas banyak diperselisihkan maknanya oleh para ulama, hingga
mencapai tiga puluh lima pendapat. Namun yang dirajihkan oleh Ibnu Al-Jazri,
tujuh huruf tersebut bervariasi dalam tujuh aspek, tidak lebih. Beliau berkata,
“Saya sulit memahami hakekat hadits ini, sehingga saya terus memikirkan dan
menelitinya selama lebih dari tiga puluh tahun. Hingga akhirnya Allah membuka
pemahaman saya dengan sesuatu yang mungkin saja benar, insya Allah. Saya telah
menelusuri semua jenis qira’ah, baik yang shahih, syadz, dha’if dan munkar.
Ternyata titik variasinya terletak pada tujuh aspek, tidak lebih. Tujuh aspek
tersebut adalah,
Pertama: Perbedaan terletak pada harakatnya tanpa ada
perubahan makna dan bentuk tulisan. Contoh yahsabu dan yahsibu.
Kedua: Perbedaan terletak pada harakat yang diikuti dengan berubahnya
kedudukan i’rab sehingga bertukar antara yang menjadi subyek dan obyek, tetapi
bentuk tulisannya tetap. Contoh: Dalam surah Al-Baqarah ayat no. 37, ada
qira’ah yang menjadikan kata Adam sebagai subyek dan ada qira’ah yang
menjadikannya sebagai obyek.
Ketiga: Perbedaan terletak pada huruf yang diikuti dengan perubahan makna
namun bentuk tulisannya masih tetap. Contoh: tablu (menguji) dan tatlu
(membaca).
Keempat: Kebalikan dari poin ketiga, di mana perbedaan
terletak pada bentuk tulisan, bukan maknanya. Contoh: shirath (jalan) dan
sirath (jalan).
Kelima: Perbedaan terletak pada huruf dan bentuk tulisan. Contoh: ya’tali
(mengabaikan) dan yat`ali (mengabaikan).
Keenam: perbedaan terletak pada kata mana yang harus didahulukan dan mana yang
harus diakhirkan. Contoh: fayaqtuluna wa yuqtaluna dan fayuqtaluna wa
yaqtuluna.
Ketujuh: Perbedaan terletak pada penambahan dan
pengurangan. Contoh: wa ausha (dan berwasiat) dan wa washsha (dan berwasiat).
Inilah tujuh aspek yang menjadi titik perbedaan qira’ah (tujuh huruf
Al-Qur`an). Atau dengan kata lain, berbagai perbedaan qira’ah yang ada tidak
pernah keluarg dari tujuh aspek ini.” [An-Nasyr fi Al-Qira’at Al-‘Asyr, Ibnu
Al-Jazri, 1/26]
Penulis: Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Admin: Leni Nur Wahyuni, S.Pd.
Penulis: Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Admin: Leni Nur Wahyuni, S.Pd.