Menggapai Hakekat Sabar dengan Iman
https://quantumfiqih.blogspot.com/2014/06/menggapai-hakekat-sabar-dengan-iman.html
Sabar merupakan hakekat iman. Iman yang kosong dari sabar, akan rapuh dan tak lagi ampuh menjaga seorang mu`min dari fitnah syubhat dan fitnah syahwat. Nabi Muhammad berkata,
إنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ حَقِيْقَةٌ وَمَا بَلَغَ
عَبْدٌ حَقِيْقَةَ اْلإِيْمَانِ حَتَّى يَعْلَمُ أَنَّ مَا أَصَابَهُ لَمْ يَكُنْ
لِيُخْطِئُهُ وَمَا أَخْطَأَهُ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبُهُ
“Segala sesuatu memiliki hakekat. Tidaklah seseorang
hamba sampai pada hakekat imannya, sehingga ia tahu bahwa setiap bencana yang
menimpanya tidak harus disalahkan, dan kesalahan apa pun yang dilakukannya
belum tentu menyebabkan musibah.” [Shahih Al-Jami’ no. 2150; Ash-Shahihah
no. 1690]
Di
samping merupakan hakekat iman, sabar juga merupakan ciri khas orang mu`min.
Tidak kita temukan orang yang imannya kuat dan telah mencapai hakekat iman yang
tidak memiliki ketahanan diri untuk bersabar. (Klik http://islamiboardingschoo.wordpress.com) Dari Shuhaib, Rasulullah pernah
mengutarakan kekaguman beliau pada orang yang beriman,
عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله له خير وليس ذلك لأحد إلا للمؤمن
إن أصابته سراء شكر وكان خيرا له وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرا له
“Ada satu hal yang menakjubkan dari seorang mu`min,
bahwasanya seluruh kondisinya senantiasa baik baginya, tidak ada yang
memilikinya kecuali orang mu`min, dimana jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia
bersyukur, sehingga kebaikanlah yang ia dapat, dan jika ia mendapatkan
malapetaka, ia bersabar, sehingga kebaikan pula yang ia dapat.” [Shahih
Al-Jami’ no. 3980; Ash-Shahihah no. 147; Mukhtashar Shahih Muslim no. 2092]
:: Selengkapnya di majalah Lentera Qolbu edisi 5 vol. 3 (Jan-Feb 2013)
:: Ikuti bisnis makanan olahan kreatif khas Lamongan di http://sbycorporation.wordpress.com