Betapa Beruntungnya Orang Beriman
https://quantumfiqih.blogspot.com/2014/06/betapa-beruntungnya-orang-beriman.html
Selama
di dalam jiwa masih ada iman meski hanya seberat gandum yang pecah, atau bahkan
sebesar seekor semut yang tidak seberapa, dan lisan pernah mengucapkan, “la
ilaha illallah”, tiada tuhan yang benar kecuali Allah, niscaya Allah Yang
Mahapemurah, akan mencurahkan rahmah, dan membukakan pintu surga-Nya.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah
menuturkan,
يخرج من النار من قال: لا إله إلا الله وكان في قلبه
من الخير ما يزن شعيرة ثم يخرج من النار من قال لا إله إلا الله وكان في قلبه من
الخير ما يزن برة ثم يخرج من النار من قال لا إله إلا الله وكان في قلبه من الخير
ما يزن ذرة
“Akan dikeluarkan
dari neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah, sekalipun di dalam
qalbunya hanya terdapat kebaikan yang setara sebiji sya’ir (salah satu jenis
gandum). Kemudian akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan la
ilaha illallah, sekalipun di dalam qalbunya hanya terdapat kebaikan yang
setara dengan satu biji gandum. Kemudian akan dikeluarkan dari neraka orang
yang mengucapkan la ilaha illallah, sekalipun di dalam qalbunya hanya
terdapat kebaikan yang sama beratnya dengan berat seekor semut kecil.” [Shahih Al-Bukhari
kitab Al-Iman no. 44; Shahih Muslim kitab Al-Iman 1/193 no. 193; Shahih
Al-Jami’ no. 8061]
Pengentasan ini merupakan syafa’at
yang Allah khususkan untuk orang-orang yang masih mau menjaga iman di saat
dunia telah meruntuhkan iman sebagian besar hamba yang masih bertahan dalam
kegeraman dunia akhir zaman. Sebagai bentuk hadiah atas kegigihan mereka
mempertahankan iman, Allah berikan kenikmatan yang melimpah ruah sepuluh kali
lipat dari dunia seisinya, setelah diguyur dengan air kehidupan dari surga oleh
para penghuni surga yang dipilih-Nya.
Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah
menyebutkan, “Lantas diberikanlah syafa’at, sehingga keluarlah dari neraka
setiap orang yang mengucapkan la ilaha illallah dan di dalam qalbunya
terdapat kebaikan seberat biji jewawut. Mereka pun kemudian ditempatkan di
pelataran surga, sedangkan para penghuni surga memerciki mereka dengan air
sehingga mereka tumbuh laksana tumbuhnya bibit tumbuhan di tempat yang
ditinggalkan oleh banjir; lenyaplah bekas pembakaran (oleh api neraka) dari
tubuh mereka. Kemudian mereka meminta sesuatu (kepada Allah), diberikanlah
kepadanya senilai dunia ini dan bahkan sepuluh kali lipatnya.” [Shahih Muslim,
bab Adna Ahlil Jannah Manzilatan]
Baca artikel lengkap di majalah (Nasional) Lentera Qolbu edisi 10 vol. 2 (Mei 2012) atau temukan di sini.