Signifikansi Keyakinan
https://quantumfiqih.blogspot.com/2014/06/signifikansi-keyakinan.html
Dengan keyakinan, bahwa Islam adalah
satu-satunya agama yang benar, Allah Al-Malik akan jadikan Islam sebagai agama yang
tidak tertandingi di muka bumi, pemeluk agama manapun akan tunduk pada umat
Islam. Ketika keyakinan sudah hilang, tatkala kebanggaan terhadap Islam telah
tiada, berganti kekaguman terhadap agama lain, Allah Al-Muqsith pun akan menjadikan umat
Islam tidak bermartabat, pemeluk agama lain tidak menaruh segan pada umat
Islam. Dan fenomena minder terhadap Islam telah melanda sebagian umat Islam.
Padahal Nabi Muhammad dengan penuh keyakinan berkata,
اْلإِسْلاَمُ يَعْلُو وَلاَ يُعْلَى
“Islam itu tinggi dan tidak akan ada
yang lebih tinggi darinya.” [Hasan: Shahih Al-Jami’ no. 2778; Irwa` Al-Ghalil
no. 1268]
Beliau
telah mencontohkan bagaimana keyakinan itu harus menghujam kuat di dalam hati.
Karena beliau tahu, keyakinan merupakan modal paling utama bagi kejayaan sebuah
peradaban. Beliau telah melihat betapa keyakinan telah menumbuhkan energi
dahsyat tak tertandingi pada peradaban umat Islam awal di zaman beliau. Beliau
menuturkan,
صَلاَحُ أَوَّلِ هَذِهِ اْلأُمَّةِ بِالزُّهْدِ وَاْليَقِيْنِ
وَيَهْلِكُ آخِرُهَا بِالبُخْلِ وَاْلأَمَلِ
“Kejayaan awal umat ini adalah
dengan sebab sikap zuhud dan yakin. Sedangkan kehancuran akhir umat ini dengan
sebab kekikiran dan panjang angan-angan.” [Hasan: Shahih Al-Jami’ no. 3739, 3845;
Misykah Al-Mashabih no. 5281]
Ngaji juga ya di goldenmanners.blogspot.co.id
Signifikansi
keyakinan tampak pula pada doa. Doa yang terucap tanpa keyakinan, laksana
memancing di kolam renang, tidak akan mungkin mendapat apa yang diinginkan.
Rasulullah berkata,
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا
أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ
“Berdoalah kepada Allah dengan penuh
keyakinan akan dikabulkan. Ketahuilah, Allah tidak akan mengabulkan doa dari
hati yang lalai lagi main-main.” [Shahih: Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 3479; Shahih
Al-Jami’ no. 245; Ash-Shahihah no. 564, 594, 596; Shahih At-Targhib wa
At-Tarhib no. 1653]
Allah Adh-Dharr adalah satu-satunya pencipta dan pemilik segalanya. Kita adalah hamba-Nya. Kita
hanya pantas berdoa kepada Allah Al-Hadi. Saat kita meminta kepada Allah An-Nur, hati haruslah
penuh dengan keyakinan bahwa Allah An-Nafi' akan mengabulkan pinta kita. Pensyarah Sunan
At-Tirmidzi menasehatkan, “Anda harus yakin Allah tidak akan acuh dengan Anda.
Kemurahan Allah sangat besar, kekuasaan-Nya sempurna, ilmu-Nya meliputi
segalanya, (sangat mudah bagi-Nya) untuk mengetahui harapan yang tulus dan doa
yang ikhlas dari hamba-Nya. Orang yang berdoa, jika rasa berharapnya tidak
kuat, maka doanya menjadi tidak tulus.” [Tuhfah Al-Ahwadzi 9/450]