Hukum Membaca Mushaf dalam Shalat Menurut Malikiyyah


Madzhab Malikiyyah memandang makruh hukumnya membaca mushaf dalam shalat fardhu secara mutlak sama saja antara membaca mushafnya tersebut dilakukan di awal shalat maupun di tengah-tengah shalat fardhu. Sedangkan untuk shalat nafl (sunat), Malikiyyah membedakan antara hukum membaca mushaf di tengah-tengah shalat dengan di awal shalat. Kalau di tengah shalat maka makruh karena menyibukkan dari shalat, sementara kalau hanya di awal shalat maka boleh. Ketetapan hukum madzhab ini adalah karena termasuk perbuatan yang dimaafkan kalau dilakukan dalam shalat nafl akan tetapi tidak dimaafkan kalau dilakukan dalam shalat fardhu. [Jawahir Al-Iklil 1/74]
ففي التاج والأكليل للمواق: من المدونة أجاز مالك أن يؤم الإمام بالناس في المصحف في قيام رمضان وكره ذلك في صلاة الفرض، ومن المدونة أيضاً إن ابتدأ النافلة بغير مصحف منشور فلا ينبغي إذا شك في حرف أن ينظر فيه، ولكن يتم صلاته ثم ينظر. انتهى
Dalam kitab At-Taj wal Al-Iklil, dijelaskan bahwa dalam kitab Al-Mudawanah diriwayatkan Imam Malik membolehkan seorang imam mengimami manusia dengan membaca mushaf dalam shalat tarawih, tapi beliau memakruhkan jika dalam shalat fardhu. Dalam kitab Al-Mudawanah pula, diterangkan jika memulai shalat nafilah dengan tanpa mushaf, maka dia tidak boleh melihat mushaf apabila mengalami keraguan tentang huruf-huruf ayat yang dibacanya, melainkan dia harus menyempurnakan shalatnya tersebut terlebih dahulu baru mengecek bacaannya dengan melihat mushaf.
Para fuqaha Malikiyyun berpandangan makruh membaca mushaf bagi orang yang shalat fardhu ataupun nafl karena hal itu menyibukkannya. Tapi kemakruhan tersebut dalam shalat nafl adalah jika membacanya dilakukan di tengah-tengah shalat, sementara kalau di awal shalat maka tidak makruh. Dibedakannya antara shalat fardhu dengan shalat nafl adalah karena dalam shalat nafl ada perbuatan-perbuatan yang dimaafkan yang mana kalau dilakukan dalam shalat fardhu tidak dimaafkan. [Asy-Syarh Al-Kabir wa Hasyiyah Ad-Dasuqi 1/316]
وقال الخرشي في شرحه لمختصر خليل: يعني أنه يكره قراءة المصلي في المصحف في صلاة الفرض ولو دخل على ذلك من أوله لاشتغاله غالبا ويحوز ذلك في النافلة إذا ابتدأ القراءة في المصحف لا في الأثناء فكره وهو معنى قوله أو أثناء نقل لا أوله. انتهى
Al-Khurasyi dalam Manh Al-Jalil yaitu syarahnya terhadap kitab Mukhtashar Khalil (1/345) juga menyatakan hal yang sama.

:: Artikel terkait
http://www.quantumfiqih.com/2014/06/hukum-membaca-mushaf-dalam-shalat.html
http://www.quantumfiqih.com/2014/06/hukum-membaca-mushaf-dalam-shalat_6655.html

Related

Ibadah 889641340756392431

Posting Komentar

emo-but-icon

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif
Juga Menerima Custom 0821-4088-8638

Recommended

Benefits of Hijrah | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nisa': 22 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) |Kuliah Whatsapp Kajian Online

KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online) Grup Whatsapp Mutiara Dakwah Rabu, 26 Februari 2020 Benefits of Hijrah (Tadabbur Q...

Cari Blog Ini

Hot in week


Desain Majalah Islami

Desain Majalah Islami
Desain Majalah Islami

Toko Buku Brilly

Toko Buku Brilly
Toko Buku Brilly

Total Tayangan Halaman

item