Tafsir Ayat Kebangsaan Brilly El-Rasheed #3

 


3 - QS. Al-Baqarah [2]: 144


Allah Al-Hadi berfirman,

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ

“Kami melihat wajahmu [Muhammad] sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke qiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab [Taurat dan Injil] tahu, bahwa [pemindahan qiblat] itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” [QS. Al-Baqarah [2]: 144]


Al-Baghawi dalam Ma’alim At-Tanzil mengomentari terkait konteks turunnya ayat ini. Ketika Nabi Muhammad masih di Makkah, beliau shalat menghadap Ka’bah. Namun setelah beliau hijrah ke Madinah, Allah memerintahkan qiblat dialihkan ke Baitul Maqdis. Tujuannya supaya dapat menarik simpati orang-orang Yahudi Madinah yang juga menghadap tempat suci tersebut. Meski demikian, Nabi Muhammad lebih senang apabila qiblat umat Islam kembali ke Masjidil Haram, sebab ia merupakan qiblat kakeknya, Nabi Ibrahim. Nabi Muhammad segan memohon hal ini kepada Allah, meski ia telah mencurahkan kegundahannya kepada Malaikat Jibril. Ia senantiasa menengadahkan pandangannya ke arah langit, berharap Allah berkenan mengabulkan keinginan yang ia pendam di dalam qalbunya. Berselang 16 bulan lamanya barulah Allah memberikan jawaban. Melalui ayat di atas, qiblat umat Islam dikembalikan semula ke arah Masjidil Haram di Makkah Al-Mukarramah.


Demikianlah bagaimana kecintaan Nabi Muhammad kepada tanah airnya mendorong beliau ‘menegosiasi’ perkara qiblat shalat. Secara naluriah seseorang senantiasa akan ingin melihat negaranya maju. Meski sedang merantau di negeri jauh, kecintaannya akan tanah kelahiran tidak akan pernah luntur.


Ar-Razi dalam tafsirnya menyebut salah satu alasan Nabi Muhammad memohon peralihan qiblat adalah keinginan beliau supaya Masjidil Haram mendapatkan kemuliaan lebih dibandingkan masjid lain. Sebab Masjidil Haram berdiri di tempat di mana Nabi Muhammad lahir dan tumbuh. Menurut Ar-Razi keinginan Nabi tersebut bukanlah hal buruk. Nabi hanya mengikuti tabiat kemanusiaannya, terlebih beliau tidak mengucapkan kemauannya secara langsung kepada Allah. Ini dikuatkan dengan adanya redaksi tardhaha di ayat yang bermakna, qiblat yang engkau sukai, yang qalbumu condong kepadanya.


Karakter kebangsaan yang bisa kita jiwai dari ayat ini adalah kita berharap tanah air kita menjadi lebih unggul dibanding negeri lainnya, dan kita ejawantahkan dalam usaha konkrit, meski pada akhirnya, Makkah-Madinah tetaplah terunggul.




Posting Komentar

emo-but-icon

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif
Juga Menerima Custom 0821-4088-8638

Recommended

Benefits of Hijrah | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nisa': 22 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) |Kuliah Whatsapp Kajian Online

KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online) Grup Whatsapp Mutiara Dakwah Rabu, 26 Februari 2020 Benefits of Hijrah (Tadabbur Q...

Cari Blog Ini

Hot in week


Desain Majalah Islami

Desain Majalah Islami
Desain Majalah Islami

Toko Buku Brilly

Toko Buku Brilly
Toko Buku Brilly

Total Tayangan Halaman

item