Tafsir Ayat Kebangsaan Brilly El-Rasheed #11

 


11 - QS. An-Nisa` (4): 66


Allah Al-Hamid berfirman,

وَلَوْ اَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ اَنِ اقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ اَوِ اخْرُجُوْا مِنْ دِيَارِكُمْ مَّا فَعَلُوْهُ اِلَّا قَلِيْلٌ مِّنْهُمْ ۗوَلَوْ اَنَّهُمْ فَعَلُوْا مَا يُوْعَظُوْنَ بِهٖ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَاَشَدَّ تَثْبِيْتًاۙ

“Dan sekalipun telah Kami perintahkan kepada mereka, “Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampung halamanmu,” ternyata mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sekiranya mereka benar-benar melaksanakan perintah yang diberikan, niscaya itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan [iman mereka],” [QS. An-Nisa` (4): 66]


Islam bukan agama yang mensyaratkan penganutnya untuk benci Tanah Air. Islam bukan agama yang mengharuskan umatnya menganulir identitas bumi kelahiran masing-masing orang. Islam bukan agama yang menuntut manusia mengabaikan tempat tumpah darahnya. Islam bukan agama anti-kebangsaan.


Penulis kitab At-Tafsir Al-Munir, Syaikh Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili menyatakan, bahwa ayat tersebut menunjukkan betapa besar kecintaan dan keterpautan qalbu manusia terhadap tanah kelahirannya, terbukti kehilangan atau keluar dari tanah air disejajarkan dalam hal berat dan kesulitannya dengan kehilangan nyawa.


Masih banyak pula ayat-ayat lain yang menyampaikan pesan yang sama, yakni menyejajarkan berat kehilangan tanah air dengan kehilangan nyawa, di antaranya QS. Al-Anfal ayat 30, QS Al-Baqarah ayat 191 dan 84-85. Ar-Razi mengatakan,

جعل مفارقة الوطان معادلة لقتل النفس

Allah menjadikan berpisah dengan tanah air sebanding dengan dibunuhnya nyawa. [Mafatih Al-Ghaib]


Syaikh Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili menyebutkan,

    وفي قوله, [أَوِ اخْرُجُوْا مِنْ دِيَارِكُمْ] إِيْمَاءٌ إِلىَ حُبِّ الوَطَنِ وتَعَلُّقِ النَّاسِ بِهِ، وَجَعَلَه قَرِيْنَ قَتْلِ النَّفْسِ، وَصُعُوْبَةِ الهِجْرَةِ مِنَ الأوْطَانِ.    

“Di dalam firman-Nya [وِ اخْرُجُوْا مِنْ دِيَارِكُمْ] terdapat isyarat akan cinta tanah air dan ketergantungan orang dengannya, dan Allah menjadikan keluar dari kampung halaman sebanding dengan bunuh diri, dan sulitnya hijrah dari tanah air.” [At-Tafsir Al-Munir fi Al-’Aqidah wa Asy-Syari’ah wa Al-Manhaj, Damaskus, Dar Al-Fikr Al-Mu’ashir, 1418 H, Juz 5, hal. 144]   


Pada kitabnya yang lain, Syaikh Wahbah Az-Zuhaili mengatakan,

وفي قَولِهِ تَعَالى, [أَوِ اخْرُجُوا مِنْ دِيارِكُمْ] إِشَارَةٌ صَرِيْحَةٌ إلَى تَعَلُقِ النُفُوْسِ البَشَرِيَّةِ بِبِلادِها، وَإِلَى أَنَّ حُبَّ الوَطَنِ مُتَمَكِّنٌ فِي النُفُوْسِ وَمُتَعَلِقَةٌ بِهِ، لِأَنَّ اللهَ سُبْحانَهُ جَعَلَ الخُرُوْجَ مِنَ الدِّيَارِ وَالأَوْطانِ مُعَادِلاً وَمُقارِنًا قَتْلَ النَّفْسِ، فَكِلَا الأَمْرَيْنِ عَزِيْزٌ، وَلَا يُفَرِّطُ أغْلَبُ النَّاسِ بِذَرَّةٍ مِنْ تُرابِ الوَطَنِ مَهْمَا تَعَرَّضُوْا لِلْمَشَاقِّ والمَتَاعِبِ والمُضَايَقاتِ.   

“Di dalam firman Allah “keluarlah dari kampung halaman kamu” terdapat isyarat yang jelas akan ketergantungan hati manusia dengan negaranya, dan [isyarat] bahwa cinta tanah air adalah hal yang melekat di qalbu dan berhubungan dengannya. Karena Allah menjadikan keluar dari kampung halaman dan tanah air, setara dan sebanding dengan bunuh diri. Kedua hal tersebut sama beratnya. Kebanyakan orang tidak akan membiarkan sedikitpun tanah dari negaranya manakala mereka dihadapkan pada penderitaan, ancaman, dan gangguan.” [Tafsir Al-Wasith, Damaskus, Dar Al-Fikr, 1422 H, Juz 1, hal. 342]   


Ibnu Jarir sebagaimana dinukil oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Mutsanna, Ishaq, Al-Azar, dari Ismail, Abu Ishaq Az-Zuba’i terkait asbabun nuzul ayat ini bahwa ada seorang lelaki mengatakan, “Sekiranya kita diperintahkan untuk itu, niscaya kami benar-benar akan melakukannya, namun segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kita dari perintah itu.” Ketika hal itu sampai kepada Rasul maka beliau bersabda, “Sesungguhnya di antara umatku benar-benar terdapat banyak laki-laki yang masih beriman di dalam qalbunya, di mana iman tersebut lebih teguh lagi kokoh ketimbang gunung-gunung yang terpancang dengan kokohnya.”


Ayat ini menjelaskan bagaimana sikap manusia secara universal dalam mematuhi perintah Allah. Mayoritas dari mereka tatkala diperintahkan hal-hal “berat” yakni kebaikan, mereka enggan bahkan menolak melaksanakannya seperti halnya orang munafik dan mereka yang lemah imannya.

Posting Komentar

emo-but-icon

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif
Juga Menerima Custom 0821-4088-8638

Recommended

Benefits of Hijrah | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nisa': 22 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) |Kuliah Whatsapp Kajian Online

KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online) Grup Whatsapp Mutiara Dakwah Rabu, 26 Februari 2020 Benefits of Hijrah (Tadabbur Q...

Cari Blog Ini

Hot in week


Desain Majalah Islami

Desain Majalah Islami
Desain Majalah Islami

Toko Buku Brilly

Toko Buku Brilly
Toko Buku Brilly

Total Tayangan Halaman

item