Tafsir Ayat Kebangsaan Brilly El-Rasheed #4

 


4 - QS. Al-Baqarah [2]: 147-148


Allah Al-Mubin berfirman,

الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. Dan bagi tiap-tiap umat ada qiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari Kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [QS. Al-Baqarah (2): 147-148]


Quraish Shihab menerangkan ayat ini perihal kebenaran dan kebaikan. Pertama, bahwa kebenaran hanya berasal dari Allah Sang Maha Benar. Kedua, ayat ini menjelaskan bahwa setiap umat ada qiblatnya sendiri yang ia menghadap kepadanya, sesuai dengan kecenderungan dan keyakinan masing-masing. Jika mereka menghadap qiblat masing-masing dengan mengharap ridha Allah, maka umat Muslim tetap harus berlomba dalam kebaikan dengan mereka. [Tafsir Al-Misbah, jil. 1, hal. 355-356]


Asy-Sya’rawi menerangkan lebih lanjut, bahwa manusia memiliki ikhtiar masing-masing untuk memilih apa yang dia ingin perbuat. Namun, pada akhirnya setiap manusia dengan keyakinan masing-masing akan dinilai dari perbuatan baiknya kepada siapapun selama di dunia. Dengan catatan selama mengharap keridhaan Allah. [Tafsir Asy-Sya’rawi, hal. 638]


Ayat ini bukan legitimasi atas agama umat Yahudi, Nashrani dan lainnya. Bahwa qiblat mereka ketika Al-Qur'an belum turun tetaplah sesuai Syar'iatnya. Ketika Al-Qur'an sudah turun, maka qiblat hanyalah Ka'bah. Ayat ini bukan majaz, tapi hakiki. Jadi ayat ini tidak bisa diartikan, "Setiap umat punya poros, model, arah sendiri."

Karakter kebangsaan yang bisa kita petik dari ayat ini adalah Allah mengakomidir perbedaan kultural-geografis sehingga masing-masing saling menghormati setelah saling mengenal ciri khas masing-masing. Kenapa konlusi ini kita ambil? Karena inilah Sunnatullah Al-Kauniyyah. Seberapa serius kita menentang perbedaan, sebesar itulah kekecewaan kita karena kegagalan kita menginginkan egalitarianisme (kesetaraan) dalam artian keserupaan dalam segala hal.






Posting Komentar

emo-but-icon

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif
Juga Menerima Custom 0821-4088-8638

Recommended

Benefits of Hijrah | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nisa': 22 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) |Kuliah Whatsapp Kajian Online

KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online) Grup Whatsapp Mutiara Dakwah Rabu, 26 Februari 2020 Benefits of Hijrah (Tadabbur Q...

Cari Blog Ini

Hot in week


Desain Majalah Islami

Desain Majalah Islami
Desain Majalah Islami

Toko Buku Brilly

Toko Buku Brilly
Toko Buku Brilly

Total Tayangan Halaman

item