Tafsir Ayat Kebangsaan Brilly El-Rasheed #15

15 - QS. At-Taubah (9): 24
Allah Ash-Shabur berfirman,
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ.
“Katakanlah jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasiq.” [QS. At-Taubah (9): 24]
Frasa “tempat tinggal yang kamu sukai” oleh Ahmad An-Najuli dalam Al-Muwathanah fi Al-Islam diartikan sebagai tanah air. Dalam hal ini kepentingan mencintai dan menjaga tanah air ditempatkan di atas kepentingan mencintai keluarga, harta-benda, dan seterusnya. Karakter kebangsaan yang bisa kita inseminasi melalui ayat ini adalah bahwa kecintaan kita kepada Tanah Air harus di bawah kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Kita harus tetap mengaksentuasi kecintaan kepada Islam daripada cinta kepada Tanah Air, bangsa, keluarga, harta dan diri sendiri.
Tafsir Ringkas Kemenag RI mengungkap, “Ayat ini turun berkenaan dengan keengganan sebagian kaum muslim untuk berhijrah ke madinah karena diberatkan oleh hal-hal yang bersifat duniawi. Padahal, hijrah merupakan wujud nyata kecintaan kaum mukmin kepada Allah dan rasul-Nya.”