Tafsir Ayat Kebangsaan Brilly El-Rasheed #7

 


7 - QS. Ali 'Imran (3): 105


Allah Asy-Syahid berfirman,

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ

“Dan berpegangteguhlah kalian semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepada kalian ketika kalian dahulu (masa jahiliyyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan qalbu-qalbu kalian, sehingga dengan karunia-Nya kalian menjadi bersaudara,” [QS. Ali 'Imran (3): 103]


Sebuah bangsa yang mengedepankan ego parsialitas (kekelompokan) karena enggan bersatu dalam "ikatan" yang Allah ikat yaitu Islam, maka bangsa tersebut akan bercerai-berai dan bermusuhan. Senyampang masih berjalan di atas Syari'at walaupun produk fiqih bervariatif tidak termasuk bercerai-berai.


Imam Al-Wahidi menerangkan, “Di Madinah ada dua suku yang selalu berseteru, Aus dan Khazraj. Datangnya Islam di Madinah mengayomi dan menjadikan kedua suku ini bisa hidup bersama dalam keadaan damai. Suatu hari ada seorang Yahudi duduk di antara orang-orang Aus dan Khazraj sambil mendendangkan syair-syair yang mengingatkan mereka pada masa peperangan. Yahudi tersebut memprovokasi mereka semua. Mereka terbawa pada suasana masa lampau, suasana konflik di antara kedua suku tersebut. Mereka pun terprovokasi, terbawa emosi, sampai-sampai mereka saling menghunuskan pedangnya dan hampir saja bertikai. Syukurnya Nabi datang pada waktu yang tepat, Nabi membacakan ayat ini, mereka pun memperhatikan Nabi, tak lama kemudian mereka meletakkan pedangnya dan saling berpelukkan sambil menangis karena merasa bersalah. [Asbab An-Nuzul, [Maktabah Syamilah] hal. 76]


Redaksi ” وَلَا تَفَرَّقُوا “ menurut Imam Fakhruddin Ar-Razi (w. 559 H), menunjuk pada tiga makna, pertama, ; larangan perpecahan dalam beragama, kedua, ; larangan untuk saling bermusuhan, dan yang ketiga, larangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan perpecahan. Yang menjadi titik poin dari penjelasan beliau adalah “larangan perpecahan dan segala hal yang dapat menimbulkan percepahan”.


Karakter kebangsaan yang wajib diaksentuasi, berlandaskan ayat ini adalah senantiasa mengupayakan persatuan, bukan kesatuan. Persatuan yang dibenarkan Syar'iat, bukan persatuan kebatilan. Perpecahan adalah friksi negatif yang harus dihadang agar tak sampai menyerang.



Posting Komentar

emo-but-icon

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif
Juga Menerima Custom 0821-4088-8638

Recommended

Benefits of Hijrah | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nisa': 22 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) |Kuliah Whatsapp Kajian Online

KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online) Grup Whatsapp Mutiara Dakwah Rabu, 26 Februari 2020 Benefits of Hijrah (Tadabbur Q...

Cari Blog Ini

Hot in week


Desain Majalah Islami

Desain Majalah Islami
Desain Majalah Islami

Toko Buku Brilly

Toko Buku Brilly
Toko Buku Brilly

Total Tayangan Halaman

item