Lebih Utama Nabi Muhammad daripada Malaikat, Sekalipun Jibril, Tapi Tidak Semua Manusia Shalih | Konsultasi Syari'ah & Fiqih | Brilly El-Rasheed

AL-KASYF (Layanan Konsultasi Syari'ah & Fiqih) No. 
*450 - Lebih Utama Nabi Muhammad daripada Malaikat, Sekalipun Jibril, Tapi Tidak Semua Manusia Shalih*

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
_Pertanyaan_
🎯 Kata Njenengan lebih mulia Nabi Muhammad daripada Ka'bah, kemarin pas kajian, kok bisa? Jelas-jelas Ka'bah disujudi oleh seluruh muslim, jin muslim, malaikat, bahkan disujudi Nabi Muhammad sendiri. 

📝 Ditanyakan oleh *Fatimah* (0813-3457-5059) dari Lamongan secara tatap muka pada _30 Juni 2023_

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
_Jawaban_
🛎️ Betul dan tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad lebih utama dan mulia daripada Ka'bah, daripada Malaikat daripada Jibril. Ini bukan takhayyul maupun khurafat. Ini bukan klaim sepihak. Ini bukan halu. Ini perkara iman. Iman kita yang enam rukun bisa rontok bila tidak kita sempurnakan dengan cabang/bab ini bahwa Nabi Muhammad sebaik-baik makhluq, lebih baik daripada Ka'bah, Jibril, 'Arsy, Qalam, Lauh Mahfuzh, Lailatul-Qadr bahkan mushaf Al-Qur`an sekalipun. Ini 'aqidah shahihah, bukan bid'ah dhalah. Ini wujud ithra` (pemuliaan) terhadap Nabi dan bukan ghuluww, bukan pula upaya penuhanan Nabi Muhammad. 

🛖 Ustadz Wahyudi Sarju 'Abdurrahim, Lc., M.M. ikonik Ormas Muhammadiyah Temanggung Jawa Tengah mengemukakan hujjah-hujjah tentang hal ini merujuk pada dua ulama khalaf punjer dakwah Salafi-Wahhabi yakni Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam website tanyajawabagama.com sebagai berikut, "Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu Fatawa berpendapat bahwa perintah Allah kepada para malaikat agar bersujud kepada Adam merupakan indikator bahwa manusia bisa menjadi lebih mulia dari malaikat. Adapun Imam Ibnul Qayyim dalam Thariqul Hijaratain menyatakan bahwa manusia yang saleh lebih utama dibanding malaikat, karena ibadah malaikat terbebas dari tuntutan hawa nafsu dan syahwat manusiawi. Dia bersumber dari tidak adanya pertentangan dan perlawanan. Dia bagaikan jiwa bagi orang yang hidup. Adapun ibadah manusia, dia bersumber dari tarik menarik dalam diri manusia, serta setelah menundukkan hawa nafsu dan tuntutan-tuntutan manusiawi lainnya. [https://tanyajawabagama.com/lebih-mulia-malaikat-atau-manusia/] 

🍊 Kenapa kami kutip rujukan Wahhabi? Tidak lain sebagai argumen telak, Wahhabi yang paling pentol saja meyakini apa yang kita yakini. Kenapa kita tidak? Kalau tidak, berarti kita perlu cerdas lagi. Sebenarnya masalah ini sudah dibahas lengkap tarik-ulurnya dalam kitab Tafsir Mafatih Al-Ghaib karya Fakhruddin Muhammad bin 'Umar Ar-Razi. Ujung perdebatannya adalah kesimpulan bahwa Nabi Muhammad makhluq termulia. Kalau ingin ngaji kitab tersebut, tafadhdhal bersama kami, karena sampai berlembar-lembar. Penting sebenarnya untuk kita telaah bagaimana perdebatannya agar kita tahu kelak-kelok pola nalar pengunggulan Jibril atas Nabi Muhammad. 

🌍 Mungkin ada kegamangan, apa urgensi kita harus meyakini Nabi Muhammad lebih mulia dari Jibril dan lain-lain, sepertinya tidak ada dampak apapun, apalagi dampak positif terhadap duniawi misalnya membuat lancar rizqi, lunas utang, mudah punya momongan, dan lain-lain. Jawaban kami, ada efek dominonya kalau kita meyakini Nabi Muhammad masih kalah dari makhluq-makhluq mulia lainnya. Contoh ringan, tatkala kita meyakini Ka'bah lebih mulia daripada jasad Nabi Muhammad yang telah terkubur di bawah tanah maka kita akan lemah iman terhadap sabda Nabi bahwa di akhir zaman Madinah adalah kota yang paling akhir hancur, hadits ini sudah kami ulas panjang lebar dalam buku kami yang berjudul Al-Muzani: Misteri Manusia Terakhir di Muka Bumi. 

🍟 Daripada berpanjang lebar debat sebetulnya cukup kita simak kisah nyata yang mungkin akan dicibir sebagai bualan takhayyul atau omong kosong khurafat. Yaitu kisah pilu yang dialami Imam Mahmud bin 'Umar Az-Zamakhsyari, penulis kitab tafsir Al-Kasysyaf, menantu Imam Al-Ghazali, bapak ideologis Imam Ar-Razi. Imam Az-Zamakhsyari mengalami pincang hingga wafat gara-gara salah kesimpulan, yakni beliau meyakini Jibril lebih mulia daripada Nabi Muhammad. Ah kok bisa? Iya bisa. Sesuatu yang keramat (karamah/mulia) dalam 'pandangan' Allah pasti diiringi tulah (jawa: kualat) bagi siapa yang mencederai kekeramatannya. Terlalu panjang sejarah merekam kisah-kisah tulah keramatnya Al-Quran yang diinjak, dibakar, dikotori oleh orang-orang kafir, sebagai contoh. 

🧱 Kembali ke kisah yang pernah dihikayatkan Gus Baha ini, jadi Imam Az-Zamakhsyari membuat kesimpulan fiqih 'aqidah bahwa Jibril lebih mulia daripada Nabi Muhammad. Lalu ada salah seorang ulama yang wali menegurnya agar meralat konklusi keliru tersebut. Imam Az-Zamakhsyari menolak karena teguh dengan frameworknya sendiri. Ulama yang wali tadi sudah mentok tidak bisa menyadarkan pola pikir salah Imam Az-Zamakhsyari akhirnya pakai jurus pamungkas, doa mubahalah, "Pincanglah saja kamu!" Yang namanya doa mubahalah jarang sekali langsung seketika sekedipan mata terjadi sejak pertama terucap. Benar saja, jarak beberapa waktu, Imam Az-Zamakhsyari terpelanting, dan jadilah pincang tak terobati. Imam Az-Zamakhsyari minta doa ke ulama yang wali tadi. Kata sang ulama yang wali tersebut, "Mungkinebih baik kamu pincang saja!" Abrakadabra, sampai wafat Imam Az-Zamakhsyari pincang. Apa penyebabnya? Karena kukuh meyakini Nabi Muhammad kalah mulia dengan Jibril. 

🧀 Soal Ka'bah yang disujudi seluruh manusia, jin muslim dan malaikat tidak berkonsekuensi lebih mulia daripada Nabi. Argumen ini sudah dibahas juga di kitab tafsir Mafatih Al-Ghaib, jadi enak langsung cekidot ke kitab tersebut. Intinya tetap Nabi Muhammad lebih mulia dari segala makhluk Allah. Pernah Malaikat Jibril bertanya-tanya terkait firman Allah yang dibawanya turun yaitu, 
 وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ 
Imam Ath-Thabari mengutip hadits riwayat Abu Sa’id al-Khudri yang mengisahkan ketika Malaikat Jibril bertanya pada Nabi, “Bagaimana cara Allah mengagungkan namamu?” Rasul menjawab, “Ketika kau menyebut nama-Nya, maka kau akan menyertainya dengan namaku.” 

📝 Dijawab oleh *Ust. H. Brilly El-Rasheed, S.Pd., M.Pd.*
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📣 Pengumuman Penerimaan Santri Baru Pesantren Mahasiswa Dar Al-Madzahib Al-Islamiyyah, Sumlaran, Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur yang berlokasi 1 Km dari Kampus UNISDA.

Related

Quantum Fiqih 2191904599854583798

Posting Komentar

emo-but-icon

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif
Juga Menerima Custom 0821-4088-8638

Recommended

Benefits of Hijrah | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nisa': 22 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) |Kuliah Whatsapp Kajian Online

KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online) Grup Whatsapp Mutiara Dakwah Rabu, 26 Februari 2020 Benefits of Hijrah (Tadabbur Q...

Cari Blog Ini

Hot in week


Desain Majalah Islami

Desain Majalah Islami
Desain Majalah Islami

Toko Buku Brilly

Toko Buku Brilly
Toko Buku Brilly

Total Tayangan Halaman

item