Allah
berfirman, “Dan apabila kalian meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah
selain Allah, maka carilah tempat berlindung kedalam gua itu niscaya Tuhan
kalian akan melimpahkan sebaian rahmatnya kepada kalian dan menjadikan sesuatu
yang berguna bagi kalian dalam urusan kalian.” [QS. Al-Kahf: 16]
Dalam Tafsir
Al-Munir, Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili menafsirkan, “Dan ingatlah! Hai ashhabul
kahfi akan seruan itu, yang muncul dari antara kamu kepada yang lain.
Ketika kalian berketetapan hati untuk melarikan diri, menyelamatkan agama
kalian, maka asingkanlah diri kalian. Berpisahlah dengan kaum kalian seraya beruzlah secara
fisik dan non fisik dengan berpindah dari tempat tinggal secara mental /
kejiwaan dengan ketetapan tidak menyembah apa yang mereka sembah melainkan
hanya kepada Allah semata. Allah memerintahkan mereka beruzlah secara
fisik dengan cara masuk ke gua besar didalam gunung secara total. Ditempat yang
sunyi itu mereka dapat memurnikan jiwa dengan beribadah kepada Allah dan mampu
menjauhi orang – orang musyrik. Ini dilakukan mereka sehingga Allah mencurahkan
rahmat-Nya kepada mereka dan memudahkan persoalan mereka serta menjadikannya
bermanfaat. Berlindungnya para pemuda mukmin yang sebenarnya pemuda – pemuda
terhormat masa kekuasaan Diqyanus yang kafir ke gua adalah wujud pelarian
mereka untuk menyelamatkan agama dari fitnah orang-orang kafir penyembah
berhala. Peristiwa ini menjadi dalil yang jelas atas tindakan melarikan diri
untuk agama dan hijrah untuk berpisah dengan keluarga, istri, anak, saudara,
teman dekat, harta benda dan negara karena takut fitnah dan cobaan yang
ditimbulkan oleh manusia. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad dan
para sahabat sebagaimana dalam surat At-taubah. Kondisi yang pengecualian ini
menjadi dalil atas diperbolehkannya uzlah yaitu mengasingkan diri
dari keramaian manusia. Para ulama sepakat dengan pendapat ini. Adapun pada
situasi lain, bergaul adalah lebih baik daripada uzlah.”
Referensi: Tafsir
Al-Munir, Juz XV, Dar Al-Fikr Al-Mu’ashir, beirut, Cet. I, 1990.
Editor: Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Ikuti
channel telegram.me/manajemenqalbu
Gabung
Grup Whatsapp Islamia 082140888638
Broadcast
Islami di Blackberry Messenger 5259017E
Follow
brillyelrasheed561.wordpress.com
Gabung facebook.com/groups/grupislamia
Bersosial
entrepreneurship di sbycorporation.wordpress.com
Dapatkan
buku-buku Islami inspiratif-motivatif-kontemplatif karya Brilly El-Rasheed,
S.Pd.: (1) Golden Manners Rp 60.000,-; (2) Mendekat Kepada Allah Rp 38.000,-;
(3) Kutunggu di Telaga Rp 40.000,-; (4) Quantum Iman Rp 62.000,-; (5) Benteng
Umat Islam Rp 42.000,-; (6) Maksiat dalam Taubat Rp 39.000,-; (7) Titisan Ahli
Surga Rp 35.000,-; (8) Menepi dari Dunia Rp 55.000,-; (9) Jangan Rp 44.000,-;
melalui kontak masing-masing penerbit atau melalui Brilly Online Bookstore
(BOOST) di 08155241991.
Tags: Ormas
Islam Induk di Indonesia, Jami’ah Khairiyah, Al-Irsyad
Al-Islamiyah, Masyumi, Syarikat Islam Indonesia, Nahdlatul
Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam PERSIS, Nahdlatul
Wathan, Pelajar Islam Indonesia PII, Lembaga Dakwah Islam Indonesia
LDII, Jam’iyah Al-Washliyah, Rabithah ‘Alawiyah, Front Pembela
Islam FPI, Hizbut Tahrir Indonesia HTI, Mathla’ul Anwar
MA, Jam’iyah Al-Ittihadiyah, Hidayatullah, Al-Wahdah
Al-Islamiyah, Majelis Tafsir Al-Quran MTA, Harakah Sunniyah Untuk
Masyarakat Islami HASMI, Persatuan Tarbiyah Islamiyah
PERTI, Persatuan Ummat Islam PUI, Shiddiqiyah, Wahidiyah.
Tags:
Tarekat Mu’tabarah, ‘Umariyyah, Naqsyabandiyyah, Qodiriyyah, Syadziliyyah,
Rifa’iyyah, Ahmadiyyah, Dasuqiyyah, Akbariyyah, Chistiyyah, Maulawiyyah,
Kubrawardiyyah, Khalwatiyyah, Jalwatiyyah, Bakdasyiyyah, Ghuzaliyyah, Rumiyyah,
Sa’diyyah, Justiyyah, Sya’baniyyah, Kalsyaniyyah, Hamzawiyyah, Bairumiyyah,.
‘Usysyaqiyyah, Bakriyyah, ‘Idrusiyyah, 'Utsmaniyyah, ‘Alawiyyah, ‘Abbasiyyah,
Zainiyyah, ‘Isawiyyah, Buhuriyyah, Haddadiyyah, Ghaibiyyah, Khalidiyyah,
Syaththariyyah, Bayuniyyah, Malamiyyah, ‘Uwaisiyyah, ‘Idrisiyyah, Akabiral
Auliya`, Matbuliyyah, Sunbuliyyah, Tijaniyyah, Samaniyyah, Suhrawardiyyah,
Syadziliyyah, Qadiriyyah, Naqsyabandiyyah