Uzlah (Mengasingkan Diri) Menurut Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili (2)

https://quantumfiqih.blogspot.com/2016/04/uzlah-mengasingkan-diri-menurut-prof-dr_5.html
Allah berfirman, “Kemudian
Kami iringkan dibelakang mereka Rasul-rasul Kami dan kami iringkan (pula) Isa
putra Maryam dan kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa
santun dan kasih sayang. Dan mereka mengadakan rahbaniyyah padahal Kami tidak
mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya)
untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan
pemeliharaan yang semestinya, maka Kami berikan kepada orang yang beriman
diantara mereka pahalanya dan banyak diantara mereka orang-orang fasik.” [QS.
Al-Hadid: 27]
Prof. Dr.
Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan, “Allah telah menjadikan rasa kasih sayang
terhadap sesama makhluk dihati para pengikut Nabi Isa dan kaum Hawariyyin,
tidak seperti kaum Yahudi yang keras hati. Mereka memulai hal baru dalam
tradisi keagamaan, yaitu perilaku kerahiban yang sebenarnya tidak disyari’atkan
oleh Allah. Ini semata-mata untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri
kepada Allah sampai akhirnya mereka mengesampingkan kebutuhan lain seperti
makan, minum dan menikah serta menjauhkan diri dari lingkungan kehidupan
masyarakat. Mereka bertempat tinggal di gua-gua dan lereng – lereng gunung
dengan mengenakan pakaian sangat sederhana. Akan tetapi kebiasaan baru tersebut
ternyata tidak dapat dipelihara secara penuh oleh mereka sendiri, sebagian
besar mereka justru terjerumus ke dalam perbuatan dosa dan maksiat… Al-Qur`an
pada dasarnya tidak mensyari’atkan agar manusia dalam situasi normal memutuskan
hubungan dengan dunia untuk beribadah dan bermunajat kepada Allah. Al-Qur`an
tidak menyerukan manusia berkonsentrasi penuh terhadap masalah dunia hingga
meninggalkan ibadah. Ajaran Al-Qur’an pada dasarnya menegaskan adanya pertalian
antara urusan dunia dan akhirat. Keduanya saling melengkapi dan saling menyempurnakan,
bahkan dunia adalah lahan yang subur bagi kepentingan akhirat. Al-Qur’an
menyerukan agar manusia saling membantu dalam kedua urusan tersebut…Maka
seorang mukmin yang ideal adalah ia selalu beribadah dan bermunajat kepada
Allah dimanapun ia berada, baik ketika berdagang, bekerja, bermasyarakat serta
menjaga akhlaq yang baik, ia juga selalu berharap kepada Allah agar mendapatkan
kebaikan dunia dan akhirat bagi dirinya dan orang lain.”
Referensi:
Al-Qur’an Al-Karim Bunyah At-Tasyri’iyyah wa Khasha’ishuh Al-Hadhariyyah, Dar Al-Fikr,
Damaskus, Cet. I, 1993, hlm. 57 & 200.
Editor: Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Admin: Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Ikuti
channel telegram.me/manajemenqalbu
Gabung
Grup Whatsapp Islamia 082140888638
Broadcast
Islami di Blackberry Messenger 5259017E
Follow
brillyelrasheed561.wordpress.com
Gabung facebook.com/groups/grupislamia
Bersosial
entrepreneurship di sbycorporation.wordpress.com
Dapatkan
buku-buku Islami inspiratif-motivatif-kontemplatif karya Brilly El-Rasheed,
S.Pd.: (1) Golden Manners Rp 60.000,-; (2) Mendekat Kepada Allah Rp 38.000,-;
(3) Kutunggu di Telaga Rp 40.000,-; (4) Quantum Iman Rp 62.000,-; (5) Benteng
Umat Islam Rp 42.000,-; (6) Maksiat dalam Taubat Rp 39.000,-; (7) Titisan Ahli
Surga Rp 35.000,-; (8) Menepi dari Dunia Rp 55.000,-; (9) Jangan Rp 44.000,-;
melalui kontak masing-masing penerbit atau melalui Brilly Online Bookstore
(BOOST) di 08155241991.
Tags: Ormas
Islam Induk di Indonesia, Jami’ah Khairiyah, Al-Irsyad
Al-Islamiyah, Masyumi, Syarikat Islam Indonesia, Nahdlatul
Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam PERSIS, Nahdlatul
Wathan, Pelajar Islam Indonesia PII, Lembaga Dakwah Islam Indonesia
LDII, Jam’iyah Al-Washliyah, Rabithah ‘Alawiyah, Front Pembela
Islam FPI, Hizbut Tahrir Indonesia HTI, Mathla’ul Anwar
MA, Jam’iyah Al-Ittihadiyah, Hidayatullah, Al-Wahdah
Al-Islamiyah, Majelis Tafsir Al-Quran MTA, Harakah Sunniyah Untuk
Masyarakat Islami HASMI, Persatuan Tarbiyah Islamiyah
PERTI, Persatuan Ummat Islam PUI, Shiddiqiyah, Wahidiyah.
Tags:
Tarekat Mu’tabarah, ‘Umariyyah, Naqsyabandiyyah, Qodiriyyah, Syadziliyyah,
Rifa’iyyah, Ahmadiyyah, Dasuqiyyah, Akbariyyah, Chistiyyah, Maulawiyyah,
Kubrawardiyyah, Khalwatiyyah, Jalwatiyyah, Bakdasyiyyah, Ghuzaliyyah, Rumiyyah,
Sa’diyyah, Justiyyah, Sya’baniyyah, Kalsyaniyyah, Hamzawiyyah, Bairumiyyah,.
‘Usysyaqiyyah, Bakriyyah, ‘Idrusiyyah, 'Utsmaniyyah, ‘Alawiyyah, ‘Abbasiyyah,
Zainiyyah, ‘Isawiyyah, Buhuriyyah, Haddadiyyah, Ghaibiyyah, Khalidiyyah,
Syaththariyyah, Bayuniyyah, Malamiyyah, ‘Uwaisiyyah, ‘Idrisiyyah, Akabiral
Auliya`, Matbuliyyah, Sunbuliyyah, Tijaniyyah, Samaniyyah, Suhrawardiyyah,
Syadziliyyah, Qadiriyyah, Naqsyabandiyyah