Mempersiapkan Keshalihan Anak

https://quantumfiqih.blogspot.com/2016/04/mempersiapkan-keshalihan-anak.html
Anak Shalih merupakan impian semua orang tua, masyarakat serta Negara yang sangat membutuhkan generasi yang memiliki aqidah yang benar, amal yang shalih, akhlak yang mulia, akal yang cerdas, fisik yang sehat dan kuat serta dekat dan cinta kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.
Tujuan pendidikan anak dalam Islam adalah untuk menyiapkan individu yang mampu mengemban tugas ibadah kepada Allah Ta’ala dan investasi manusia untuk kepentingan dunia dan akhirat. Islam tidak membatasi pengertian ibadah pada shalat, shaum, dan haji saja, tetapi segala apa yang dicintai Allah baik berupa ucapan maupun perbuatan, baik yang tampak (zhahir) maupun tersembunyi (bathin) yang dilakukan secara ikhlas dan benar sesuai tuntunan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam maka akan bernilai ibadah.
Orang tua berperan dalam mengarahkan dan membiasakan anak-anak untuk menyibukkan diri dengan ilmu agama sejak dini dan menghasung mereka untuk mempelajari adab. Muhammad bin Sirin menuturkan, “(Para pendahulu kita) mengatakan, ‘Muliakanlah anakmu dan perbaikilah adabnya!’.” (Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi, 1/308) Senada dengan ini, Ibnul Anbari mengatakan pula, “Barangsiapa mengajari anaknya adab semasa kecil, maka akan menyejukkan pandangannya ketika si anak telah dewasa.” (Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi, 1/306)
Anak adalah titipan yang harus dijaga. Dan “titipan” itu juga harus dikelola sebaik mungkin agar kelak menjadi “aset” yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat. Maka tidakkah setiap orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi anak-anak yang shalih agar kelak dapat mendo’akannya ketika tidak ada lagi satupun “simpanan” yang dimilikinya?
Orang tua haruslah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memelihara keluarganya, dalam hal ini adalah anak-anaknya yang akan menjadi generasi penerus mereka kelak. Sebab anak merupakan usaha orang tuanya, yang dapat menjadi “simpanan” di akhirat, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya sebaik-baik yang dimakan oleh seseorang adalah makanan yang dihasilkan dari usahanya sendiri. Dan sesungguhnya anak itu termasuk dari usahanya.” [Shahih: HR. Abu Dawud 2/108, An-Nasa’i 2/211, At-Tirmidzi 2/287, dll., dari ‘Aisyah]
Sesibuk apa pun aktifitas kedua orang tua, hendaknya orang tua dapat meluangkan waktu bersama anak untuk mengetahui sejauh mana pendidikan yang telah diterimanya dan mengamati hal-hal apa saja yang harus diperbaiki, ditambah, atau mungkin dikurangi dari “porsi” pendidikan si anak. Dengan demikian, hubungan antara orang tua dan anak tidak lagi berada dalam dua dunia yang berbeda dan terpisahkan oleh jurang yang sangat jauh dan dalam. Dalam hal ini diperlukan pendekatan yang komunikatif antara keduanya.
Tanggung jawab pendidikan anak ini harus ditangani langsung oleh kedua orang tua. Para pendidik yang mendidik anak di sekolah–sekolah, hanyalah partner bagi orang tua dalam proses pendidikan anak.
Orang tua yang berusaha keras mendidik anaknya dalam lingkungan ketaatan kepada Allah, maka pendidikan yang diberikannya tersebut merupakan pemberian yang berharga bagi sang anak, meski terkadang hal itu jarang disadari. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” [Hasan: HR. Al-Hakim no. 7679]
Selengkapnya baca tulisan Ustadz Brilly El-Rasheed, S.Pd. ini di majalah donatur Al-Akhbar edisi Februari 2015 atau di sini.
Ikuti
channel telegram.me/manajemenqalbu
Gabung
Grup Whatsapp Islamia 082140888638
Follow
brillyelrasheed561.wordpress.com
Gabung facebook.com/groups/grupislamia
Klik
juga quantumfiqih.wordpress.com
Bersosial
entrepreneurship di sbycorporation.wordpress.com
Dapatkan
buku-buku Islami inspiratif-motivatif-kontemplatif karya Brilly El-Rasheed,
S.Pd.: (1) Golden Manners Rp 60.000,-; (2) Mendekat Kepada Allah Rp 38.000,-;
(3) Kutunggu di Telaga Rp 40.000,-; (4) Quantum Iman Rp 62.000,-; (5) Benteng
Umat Islam Rp 42.000,-; (6) Maksiat dalam Taubat Rp 39.000,-; (7) Titisan Ahli
Surga Rp 35.000,-; (8) Menepi dari Dunia Rp 55.000,-; (9) Jangan Rp 44.000,-;
melalui kontak masing-masing penerbit atau melalui Brilly Online Bookstore
(BOOST) di 08155241991.
Tags: Ormas
Islam Induk di Indonesia, Jami’ah Khairiyah, Al-Irsyad
Al-Islamiyah, Masyumi, Syarikat Islam Indonesia, Nahdlatul
Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam PERSIS, Nahdlatul Wathan, Pelajar
Islam Indonesia PII, Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII, Jam’iyah
Al-Washliyah, Rabithah ‘Alawiyah, Front Pembela Islam
FPI, Hizbut Tahrir Indonesia HTI, Mathla’ul Anwar MA, Jam’iyah
Al-Ittihadiyah, Hidayatullah, Al-Wahdah Al-Islamiyah, Majelis
Tafsir Al-Quran MTA, Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami HASMI, Persatuan
Tarbiyah Islamiyah PERTI, Persatuan Ummat Islam PUI,
Shiddiqiyah, Wahidiyah.
Tags:
Tarekat Mu’tabarah, ‘Umariyyah, Naqsyabandiyyah, Qodiriyyah, Syadziliyyah, Rifa’iyyah,
Ahmadiyyah, Dasuqiyyah, Akbariyyah, Chistiyyah, Maulawiyyah, Kubrawardiyyah,
Khalwatiyyah, Jalwatiyyah, Bakdasyiyyah, Ghuzaliyyah, Rumiyyah, Sa’diyyah,
Justiyyah, Sya’baniyyah, Kalsyaniyyah, Hamzawiyyah, Bairumiyyah,.
‘Usysyaqiyyah, Bakriyyah, ‘Idrusiyyah, 'Utsmaniyyah, ‘Alawiyyah, ‘Abbasiyyah,
Zainiyyah, ‘Isawiyyah, Buhuriyyah, Haddadiyyah, Ghaibiyyah, Khalidiyyah, Syaththariyyah,
Bayuniyyah, Malamiyyah, ‘Uwaisiyyah, ‘Idrisiyyah, Akabiral Auliya`,
Matbuliyyah, Sunbuliyyah, Tijaniyyah, Samaniyyah, Suhrawardiyyah, Syadziliyyah,
Qadiriyyah, Naqsyabandiyyah