On My Way | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. Yusuf: 108 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) | Kuliah Whatsapp Kajian Online


KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online)

Grup Whatsapp PBH Ikhwan& PBH Akhwat

Sabtu, 15 Februari 2020

On My Way 

(Tadabbur QS. Yusuf: 108)

Oleh UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.)

Allah Al-Hasib berfirman, 

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

"Katakanlah, "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian semua) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik."." [QS. Yusuf: 108]


Dijelaskan dalam Tafsir Al-Jalalain, "(Katakanlah) wahai Muhammad kepada mereka ("Inilah jalanku) pengertian jalan di sini dijelaskan oleh firman berikutnya; yaitu (aku mengajak kepada) agama (Allah dengan bashirah yaitu hujjah yang nyata) hujjah yang jelas lagi gamblang (yaitu aku dan orang-orang yang mengikutiku) orang-orang yang beriman kepadaku. Lafal man diathafkan kepada lafal ana yang berkedudukan menjadi mubtada daripada khabar yang disebutkan sebelumnya (Maha Suci Allah) kalimat ini dimaksud mensucikan Allah daripada semua jenis sekutu (dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.") kalimat ini termasuk ke dalam rangkaian keterangan daripada lafal sabiilii di atas." 


Setelah kita mengetahui jalan Rasul dan para pengikut beliau adalah dakwah, kita tidak boleh meninggalkan dakwah sedikitpun. 


Dakwah itu tugas kita semua. Dakwah itu way of life kita semua. Sepanjang hidup kita mesti selalu on our way and the way is dakwah. Betapapun beratnya dakwah, katakan, “Saya harus selalu on my way yaitu selalu dakwah karena dakwah is my way.”


وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan bahwasanya inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah jalan ini, dan jangan kalian ikuti jalan-jalan yang banyak, yang akan menceraiberaikan kalian dari jalan-Nya. Yang demikian itu diwasiatkan ALLAH kepada kalian, agar kalian bertaqwa.“ [QS. Al-An’am: 153] 


Setiap muslim & muslimah adalah da’i & da’iah. Semua wajib berdakwah. Tentu berdakwah yang dilakukan masing-masing orang berbeda. Tidak sama sekaligus tidak boleh sama. 


Orang yang ilmunya baru alif-ba`-ta` ya dakwahnya tentang alif-ba`-ta`. Orang yang ilmunya sudah sepuluh juz Al-Qur`an ya dakwahnya tentang sepuluh juz yang sudah dikuasainya tersebut. 


Orang yang ilmunya sudah 100 hadits ya dakwahnya tentang 100 hadits tersebut. Orang yang ilmunya sudah tentang fiqih empat madzhab ya dakwahnya tentang fiqih empat madzhab yang sudah dipelajarinya.


Sekarang, kita, sebagai orang yang belum menjadi ulama, harus membuat mapping (peta) kemampuan & kelayakan kita dalam dakwah. 


Mapping ini sih ngga harus ditulis sebenarnya kalau kita betul-betul mengenal kemampuan kita. Gampangnya mirip kita dapat rapor dari pondok pesantren. Di situ sudah ada info bahwa kita sudah menguasai ilmu ini dan itu.


Jangan sampai kita merasa sudah berilmu banyak seperti ulama-ulama zaman unta ternyata ilmu kita barus sebatas dari Youtube, Googling, dan Grup Whatsapp, lalu kita tampil sok ‘alim. Bahaya!


Oke, sekarang buka aplikasi Keep Google atau Sticky Notes atau aplikasi catatan apa saja di smartphone. Lalu tulis rencana dakwah dalam satu bulan ini, misalnya. Sudah?


Bulan depan, saya ingin berdakwah tentang shalat sunnah, maka saya harus menimba ilmu yang banyak tentang itu bulan ini. Siap?


Bulan depan, saya ingin berdakwah tentang puasa qadha` yang disatukan/digabung dengan puasa tathawwu’/sunnah, maka bulan ini saya mesti menuntut ilmu tentang tasyrikun-niyah, tentang qadha` puasa, tentang macam-macam puasa tathawwu’. Siap?


Untuk berdakwah, kita harus berilmu. Kita tidak bisa sekaligus tidak boleh berdakwah tanpa ilmu yang memadai. Kalau memang belum mampu berdakwah karena baru aja kemarin sore hijrah, atau baru tahun kemarin jadi muallaf, ya jangan memaksakan diri pengen megang microphone lalu berdiri di depan mimbar atau di depan kamera live streaming. Jadilah pendengar dan penyimak dulu! Jadilah santri & murid dulu!


Makanya, dulu ketika Rasulullah mengutus para shahabat beliau untuk berdakwah ke luar kota Madinah, beliau hanya memilih mereka yang sudah siap dan punya ilmu yang cukup. 


عَنْ أَصْحَابِ مُعَاذٍ مِنْ أَهْلِ حِمْصٍ قَالَ: وَقَالَ مَرَّةً عَنْ مُعَاذٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا بَعَثَ مُعَاذًا إِلَى الْيَمَنِ قَالَ لَهُ: «كَيْفَ تَقْضِي إِذَا عَرَضَ لَكَ قَضَاءٌ؟» قَالَ: أَقْضِي بِكِتَابِ اللَّهِ قَالَ: «فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فِي كِتَابِ اللَّهِ؟» قَالَ: أَقْضِي بِسُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فِي سُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟» قَالَ: أَجْتَهِدُ بِرَأْيِي وَلَا آلُو قَالَ: فَضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ فِي صَدْرِي وقَالَ: «الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَفَّقَ رَسُولَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَا يُرْضِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ»

Dari orang-orang Himsh murid Mu’adz, dari Mu’adz bahwa Rasulullah mengutusnya ke Yaman. Rasulullah bertanya, “Bagaimana caramu memberi keputusan, ketika ada permasalahan hukum?” Mu’adz menjawab, “Aku akan memutuskan berdasar Kitabullah.” Rasulullah bertanya, “Jika engkau tak menemukan dasar dalam Kitabullah?” Mu’adz berkata, “Aku akan menghukumi berdasarkan sunnah Rasulullah.” Rasul berkata, “Jika kau tidak menemukan dalam sunnah Rasul?” Mu’adz menjawab, “Aku akan memutuskan berdasarkan pendapatku” Rasulullah menepuk-nepuk dada Mu’adz sambil berkata, “Segala puji bagi Allah yang menuntun utusan Rasulullah kepada apa yang diridhai Rasulullah” [Sunan Al-Kubra li Al-Baihaqi No. 3250]


Oke, bro-sis, siap berdakwah? Dakwah itu bisa dengan lisan, bisa dengan tulisan, bisa dengan perbuatan. Dakwah dengan perbuatan itu bisa dengan memberi teladan (uswah) dan bisa dengan memberi bantuan. Seumur hidup kita mesti berdakwah. Dakwah itu sudah way of life Rasulullah, para shahabat, para tabi’in, dan para ulama setelah mereka.


Zaman now bagi kita yang milenial, dakwah bisa kita lakuin dengan Instagram, Youtube, Facebook, Telegram, Whatsapp, Tumblr, Blogger, dan masih banyak yang lain. Eits, tapi, ada tapinya. Harus check and richeck saat kita berdakwah dengan cara share-forward. Sebab di dunia maya, banyak netizen yang berdusta atas nama Allah & Rasul-Nya. Sebelum sharing lakukan saring! 


Dakwah juga di koran, majalah, buku. Dakwah juga di masjid-masjid. Jangan lupa, dakwah di rumah. Dakwahi orang tua, adik-kakak, kakek-nenek, keluarga besar. Tentu dakwahnya dengan lembut, dengan tahu kondisi, dengan perhitungan.


Allah Al-Haqq berfirman,

ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَـدِلْهُم بِالَّتِى هِىَ أَحْسَنُ

”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” [QS. An-Nahl: 125]


Kalau kita berdakwah, jangan tersulut emosi, gengsi atau baper ketika ada orang yang mendebat, menertawakan, mengkritik, atau bahkan menyalahkan total. Sebab bisa jadi kita yang salah. Lagi pula, emosi, gengsi dan baper itu tidak berfaidah. Iya kan?


Kalau kita berdakwah, kok tidak ada yang mau menerima, it’s fine, no problem, kewajiban kita hanya berdakwah, kita tidak wajib membuat orang menerima dakwah. Meski kita mesti berdoa kepada Allah agar dakwah kita diterima agar tsawab jariyah kita banyak.


Nabi Muhammad pernah mengatakan,

عُرِضَتْ عَلَيَّ الأُمَمُ، فَأَخَذَ النَّبِيُّ يَمُرُّ مَعَهُ الأُمَّةُ، وَالنَّبِيُّ يَمُرُّ مَعَهُ النَّفَرُ، وَالنَّبِيُّ يَمُرُّ مَعَهُ العَشَرَةُ، وَالنَّبِيُّ يَمُرُّ مَعَهُ الخَمْسَةُ، وَالنَّبِيُّ يَمُرُّ وَحْدَهُ

“Dinampakkan kepadaku semua umat, lalu saya melihat ada seorang nabi bersama sebuah kaum, ada seorang nabi bersama sebuah kelompok, ada seorang nabi bersama sepuluh orang, ada seorang nabi bersama lima orang, ada seorang nabi bersama satu." Dalam riwayat muslim ditambahkan, “Dan ada pula seorang nabi tidak punya pengikut satu pun.” [Shahih: Shahih Al-Bukhari no. 6541; Shahih Muslim no. 220] 


Nah loh, seorang dari kalangan nabi saja dakwahnya tidak mesti berhasil, sampai-sampai tidak punya follower sama sekali yang menerima dakwahnya. Apalagi kita yang bukan nabi, bukan rasul, bukan shahabat Nabi Muhammad, bukan ulama. 


Terakhir, sekalipun kita sudah sekian tahun berdakwah, jangan menjadi antidakwah dalam artian oleh karena merasa sudah ahli dakwah lalu kita tidak mau didakwahi atau enggan menerima dakwah dari orang lain. Itu namanya takabbur bin ‘ujub bin fakhr.


Saat berada di jalan dakwah, kita pun jangan sampai melalaikan kewajiban-kewajiban lainnya seperti bershadaqah kepada orang tua dan mertua yang sudah tua, menafkahi istri dan anak, bersilaturrahim kepada saudara dan kerabat, bermu’asyarah dengan tetangga, ihsan kepada tanaman dan hewan serta alam sekitar.


Dakwah itu sama dengan amal shalih lainnya. Dakwah itu sama kayak shalat, shiyam, zakat & shadaqah, haji & umrah, jihad, dzikir, tilawah dan lain sebagainya. Semua itu kita kerjakan tanpa mengabaikan salah satu atau salah dua.


Googling ya http://bit.ly/biografibrillyelrasheed

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

🔔 Follow semua media sosial Broadcast Quantum Fiqih di kontakk.com/@quantumfiqih


🎁 Sampaikan Konsultasi Syariah dan Fiqih melalui whatsapp 0821-4088-8638 dengan memperkenalkan diri dan kota domisili, untuk beragam persoalan mulai Aqidah, Ibadah, Mu'amalah, Akhlaq, Nikah dan Keluarga, Sirah/Tarikh, dan lain sebagainya. Sudah ada hampir 400 tanya jawab yang kami layani secara tertulis.


📺 Kepoin instagram.com/pejuangshalatsunnah untuk mendapatkan booster semangat merutinkan shalat wajib dan shalat sunnah. 


📺 Belanja mushaf Al-Quran cantik dan istimewa di instagram.com/gudangkitabsucialquran. 



Related

Tafsir 2846849847384281899

Posting Komentar

emo-but-icon

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif
Juga Menerima Custom 0821-4088-8638

Recommended

Benefits of Hijrah | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nisa': 22 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) |Kuliah Whatsapp Kajian Online

KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online) Grup Whatsapp Mutiara Dakwah Rabu, 26 Februari 2020 Benefits of Hijrah (Tadabbur Q...

Cari Blog Ini

Hot in week


Desain Majalah Islami

Desain Majalah Islami
Desain Majalah Islami

Toko Buku Brilly

Toko Buku Brilly
Toko Buku Brilly

Total Tayangan Halaman

item