Dark Side | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. Al-Hadid: 13 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) | Kajian Whatsapp Kuliah Online


KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online)

Grup Whatsapp PBH Ikhwan & PBH Akhwat

Sabtu, 22 Februari 2020

Dark Side

(Tadabbur QS. Al-Hadid: 13)

Oleh UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.)


Ma’asyiral-Viewers was-Subscribers.

Pemuda-pemudi hijrah yang disayang Allah.


Kajian Online kita kali ini tadabbur QS. Al-Hadid: 13. Seharusnya sih tadabbur kita kurang cukup kalau cuman ayat ke-13. Semestinya komplit sejak ayat ke-12 sampai ke-15 dari QS. Al-Hadid. Cuman, biar ngga panjang-lebar, kita fokusin pada ayat tentang Dark Side.


Sekarang, waktunya buka aplikasi Al-Qur`an di smartphone masing-masing. Buruan buka, terus cari QS. Al-Hadid: 12-15. Terus baca, sekalian sama terjemahnya ya! Waktunya 5 menit. Sudah?


Ok, now, fokusin pada ayat ke-13,

 يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آمَنُوا انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ 

“Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu.” Dikatakan (kepada mereka), "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu).” Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.” [QS. Al-Hadid: 13]


Coba baca dua kali lagi, pelan-pelan, penuh perenungan, biar ngga salah paham. Nanti akan kita dapati bahwa yang dimaksud Dark Side adalah kegelapan yang dialami orang-orang munafiq di depan jurang Neraka. Hiii, ngeri! 


Dimana peristiwa Dark Side ini terjadi, kemungkinan besar terjadi di bawah Al-Jisr, yaitu sebelum Ash-Shirath. Pernah ditanyakan oleh seorang yahudi kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasalam,


أَيْنَ يَكُونُ النَّاسُ) يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ (فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُمْ فِي الظُّلْمَةِ دُونَ الْجِسْرِ


“Dimanakah manusia ketika pada Hari bumi diganti dengan bumi dan langit yang lain? ‘ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Mereka berada dalam kegelapan di bawah (sebelum) Al-Jisr (jembatan).” [Shahih Muslim] 


Kendati, di sepanjang proses Akhirat, selama belum masuk Surga orang-orang munafiq berada dalam kegelapan, kecuali ketika di Al-Mahsyar, karena di situ ada matahari yang berjarak satu jengkal dari atas kepala. 


Ma’asyiral-Viewers was-Subscribers.

Pemuda-pemudi hijrah yang disayang Allah.


Orang-orang mu'min di Akhirat diliputi cahaya. Orang-orang munafiq di Akhirat akan diliputi kegelapan. Kebayang kan? Oke, begini, bayangkan kalian ada di sebuah konser megah malam hari. Kalian sebagai penonton. Ribuan bahkan ratusan ribu penonton dalam kegelapan, kegerahan, kekotoran. Sedangkan performernya ada di atas panggung, bersih, sejuk, bertabur cahaya kemilau. Semacam itu ilustrasinya, tentu tidak sepenuhnya persis. 


Betapa nelangsanya orang-orang yang ada dalam kegelapan, kekotoran, kegerahan, keruwetan, keresahan. Hanya gigit jari mendambakan cahaya beneran yang dimiliki orang-orang yang beruntung. Meratapi kegelapan yang berlapis-lapis. 


Biar lebih menghayati, coba bayangkan lagi di dalam kamar 3 x 3 x 2 meter, tanpa cahaya karena aliran listrik padam, tanpa ventilasi apalagi air conditioner, pengap, lalu ditemani ular, buaya, serigala, sedangkan kita terjerat pasung. 


Ilustrasi lagi, rasakan, seolah-olah sedang sendirian tersesat ada di tengah belantara perawan yang belum pernah terjamah manusia. Kebetulan rembulan sedang diculik oleh gulungan mendung-mendung pekat. Sementara rimbun daun pepohonan amat erat bergandengan. Betapa nestapanya. 


Allah Al-Qahhar berfirman,

مَثَلُهُمۡ كَمَثَلِ ٱلَّذِى ٱسۡتَوۡقَدَ نَارً۬ا فَلَمَّآ أَضَآءَتۡ مَا حَوۡلَهُ ۥ ذَهَبَ ٱللَّهُ بِنُورِهِمۡ وَتَرَكَهُمۡ فِى ظُلُمَـٰتٍ۬ لَّا يُبۡصِرُونَ (١٧) صُمُّۢ بُكۡمٌ عُمۡىٌ۬ فَهُمۡ لَا يَرۡجِعُونَ (١٨) أَوۡ كَصَيِّبٍ۬ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ فِيهِ ظُلُمَـٰتٌ۬ وَرَعۡدٌ۬ وَبَرۡقٌ۬ يَجۡعَلُونَ أَصَـٰبِعَهُمۡ فِىٓ ءَاذَانِہِم مِّنَ ٱلصَّوَٲعِقِ حَذَرَ ٱلۡمَوۡتِ‌ۚ وَٱللَّهُ مُحِيطُۢ بِٱلۡكَـٰفِرِينَ (١٩) يَكَادُ ٱلۡبَرۡقُ يَخۡطَفُ أَبۡصَـٰرَهُمۡ‌ۖ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوۡاْ فِيهِ وَإِذَآ أَظۡلَمَ عَلَيۡہِمۡ قَامُواْ‌ۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمۡعِهِمۡ وَأَبۡصَـٰرِهِمۡ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬

“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah menghilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar). Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.” Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jika Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu” [QS. Al-Baqarah: 17—19] 


Sekali lagi, setiap kita membaca ayat suci, biasakan membaca dan merenungkannya tidak hanya sekali, agar didapatkan pemahaman yang utuh. Setuju? 


Ma’asyiral-Viewers was-Subscribers.

Pemuda-pemudi hijrah yang disayang Allah.


Dijabarkan dalam Tafsir Jalalain, "(Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, "Perhatikanlah kami) lihatlah kami. Menurut suatu qiraat dibaca Anzhiruunaa, tunggulah kami (supaya kami dapat mengambil) maksudnya supaya kami kebagian cahaya dan sinar (sebagian dari cahaya kalian." Dikatakan) kepada mereka dengan nada yang memperolok-olokkan mereka, ("Kembalilah kalian ke belakang dan carilah sendiri cahaya untuk kalian") mereka mundur. (Lalu diadakan di antara mereka) dan antara orang-orang yang beriman (dinding) menurut suatu pendapat dinding itu dinamakan Al A'raf (yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat) ada bagian yang menghadap orang-orang yang beriman (dan di sebelah luarnya) ada bagian yang menghadap orang-orang munafik (dari situ ada adzab)."


Tafsir lebih lengkap, diuraikan dalam Tafsir Al-Wajiz karya Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah Ingatlah wahai manusia, pada hari orang-orang munafik yang menampakkan islam dan menyembunyikan kekafiran berkata kepada orang-orang beriman yang mereka (orang-orang beriman sedang di atas jembatan) dengan memelas dan menghinakan diri mereka : Berikan kami jalan, hingga kami dapat mengikuti kalian dan jalan kami dapat kebagian dari cahaya kalian. Maka berkatalah malaikat kepada mereka dengan penghinaan : Kembalilah kalian menuju dunia dan beramal lah dengan amalan shalih agar kalian dapat memperoleh cahaya semisal dengan ini, akan tetapi sungguh sangat jauh…jauh, karena pada hari ini dipisahkan antara orang-orang yang beriman dan munafik dengan penghalang (dinding) yang memiliki pintu, yang di dalamnya terdapat orang-orang yang beriman yang dirahmati yaitu di dalam Surga. Dan yang nampak dari orang-orang munafik adalah adzab yaitu di dalam neraka yang mereka diadzab.


Ibnu Katsir menjelaskan, 

يَقُولُ تَعَالَى مُخْبَرًا عَنِ الْمُؤْمِنِينَ الْمُتَصَدِّقِينَ أَنَّهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ فِي عَرَصَاتِ الْقِيَامَةِ، بِحَسَبِ أَعْمَالِهِمْ كَمَا قَالَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: يَسْعى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ قَالَ: عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ يَمُرُّونَ عَلَى الصِّرَاطِ، مِنْهُمْ مَنْ نُورُهُ مِثْلُ الْجَبَلِ، وَمِنْهُمْ مَنْ نُورُهُ مِثْلُ النَّخْلَةِ وَمِنْهُمْ مَنْ نُورُهُ مِثْلُ الرَّجُلِ الْقَائِمِ، وَأَدْنَاهُمْ نُورًا مَنْ نُورُهُ فِي إِبْهَامِهِ يَتَّقِدُ مَرَّةً ويطفأ مرة، وَرَوَاهُ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ وَابْنُ جَرِيرٍ

“Allah Ta’ala mengabarkan tentang orang-orang yang beriman bahwasannya pada hari kiamat mereka memiliki cahaya yang bersinar di hadapan mereka sesuai dengan amal perbuatan mereka. Tentang firman Allah Ta’ala (yang artinya),’sedang cahaya mereka bersinar di hadapan mereka’, Abdullah bin Mas’ud berkata, ’Mereka melintasi shirath sesuai dengan amal perbuatan mereka. Di antara mereka ada yang memiliki cahaya sebesar gunung, ada yang memiliki cahaya seperti pohon kurma, dan ada pula yang memiliki cahaya seperti (setinggi) seorang laki-laki yang berdiri tegak. Orang yang paling rendah adalah yang memiliki cahaya pada ibu jari mereka, terkadang bersinar dan terkadang cahaya tersebut padam.’ Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Jarir”. [Tafsir Ibnu Katsir, 8/15] 


Ma’asyiral-Viewers was-Subscribers.

Pemuda-pemudi hijrah yang disayang Allah.


Dalam Al-Qur’an, semua kata Nur yang berarti cahaya disebutkan selalu dalam bentuk mufrad/tunggal. Sebaliknya kata Azh-Zhulumat disebutkan selalu dalam bentuk jamak/pluralnya, dari bentuk asli mufradnya “zhulm”.


Mungkin muncul pertanyaan, bagaimana bisa Light Side yang didiami orang-orang beriman betul-betul terpisah dari Dark Side yang didiami orang-orang munafiq, apakah bab dalam ayat tersebut, yang memisahkan dua sisi ini, berupa pintu fisik yang Super tebal, dalam artian bahasa 'Arab? Tentu tidak. Terlalu banyak kosa kata Al-Quran yang tidak cukup dimaknai dengan kamus bahasa. 


Lagi-lagi ilustrasi itu penting untuk memudahkan kita tadabbur. Ilustrasi keadaan tersebut semacam dua orang yang berada dalam satu ruangan sedang mengikuti ujian. Orang pertama begitu santai, tenang, bahagia, ringan dalam mengerjakan soal ujian karena sangat prepare. Orang kedua begitu bingung, gelisah, takut, berat karena tidak prepare sama sekali. Keduanya duduk berdampingan. Orang pertama seperti ada di wahana wisata. Orang kedua seperti ada di sel tahanan. Padahal tidak ada bab/pintu yang memisahkan keduanya. 


Ma’asyiral-Viewers was-Subscribers.

Pemuda-pemudi hijrah yang disayang Allah.


Pikirkan! Di dunia saja, kita sedemikian sengsara bila tidak memiliki sumber cahaya entah itu cahaya matahari dan bulan berikut bintang-gemintang, entah itu flashlight, entah itu pelita api atau obor, entah itu lampu LED, atau sekurang-kurangnya cahaya layar smartphone. Betapa linglungnya kita hidup tanpa cahaya itu semua. 


Lalu, untuk memiliki cahaya di Akhirat, kenapa kita tidak prepare sedini mungkin? Cahaya di Akhirat tidak bisa kita charge sekarang dengan Powerbank sekalipun sekitar juta megawatt. Cahaya di Akhirat bisa kita dapatkan 'cukup' dengan menjadi orang beriman. 


Proyeksikan kegelapan dunia itu dengan kegelapan Akhirat. Sungguh keadaan yang memilukan. Bila sudah di Akhirat, kita tidak bisa lagi kembali ke dunia untuk membeli cahaya. Ditegaskan Ibnu Rajab, 

وهي في الآخرة نورٌ للمؤمنين في ظلمات القيامة ، وعلى الصراط ، فإنَّ الأنوارَ تُقسم لهم على حسب أعمالهم

“Dan ia (yaitu shalat dan amal shalih lainnya) di Akhirat menjadi cahaya bagi kaum berfirman di dalam kegelapan, dan di atas Ash-Shirath, karena sesungguhnya cahaya-cahaya dibagikan kepada mereka sesuai dengan amalan-amalan mereka.” [Jami’ Al-'Ulum Wa Al-Hikam, 2/23] 


Semoga Allah Al-Hafizh tidak membiarkan kita berada di Dark Side sejak di dunia hingga di Akhirat. Oleh karena itu, kita mesti fight untuk tetap stay di Light Side. Tetap ikut jalannya orang-orang beriman sejak zaman Nabi Muhammad. Tetap bermandikan cahaya hidayah Allah. 


Kendati kita sudah tahu betapa berhajatnya kita terhadap cahaya, masih saja kita tergoda untuk masuk ke dalam kegelapan. Seakan-akan jiwa kita sedikit penasaran, jangan-jangan dalam kegelapan itu ada kenikmatan dan kebahagiaan tak terduga. 


Kita sudah tahu, tidak mau shalat itu akan jadi kegelapan beberapa hari ke depan. Tidak mau puasa itu akan jadi kegelapan beberapa pekan ke depan. Tidak mau zakat itu akan jadi kegelapan beberapa bulan ke depan. Tidak mau dzikir, doa, tilawah, haji-umrah, jihad, ta'awun dan lain sebagainya, akan jadi kegelapan beberapa waktu ke depan. 


Celakanya, akal kita lebih dahulu terlumuri kegelapan, qalbu kita lebih dahulu terselimuti kegelapan, nafs (jiwa) kita lebih dahulu terbaluti kegelapan. Kegelapan pun kita pikirkan sebagai kesenangan yang sedang dirahasiakan sebagai kejutan. Padahal, zonk!


Googling ya http://bit.ly/biografibrillyelrasheed

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

🔔 Follow semua media sosial Broadcast Quantum Fiqih di kontakk.com/@quantumfiqih


🎁 Sampaikan Konsultasi Syariah dan Fiqih melalui whatsapp 0821-4088-8638 dengan memperkenalkan diri dan kota domisili, untuk beragam persoalan mulai Aqidah, Ibadah, Mu'amalah, Akhlaq, Nikah dan Keluarga, Sirah/Tarikh, dan lain sebagainya. Sudah ada hampir 400 tanya jawab yang kami layani secara tertulis.


📺 Kepoin instagram.com/pejuangshalatsunnah untuk mendapatkan booster semangat merutinkan shalat wajib dan shalat sunnah. 


📺 Belanja mushaf Al-Quran cantik dan istimewa di instagram.com/gudangkitabsucialquran. 



Related

Tafsir 1558507361281190307

Posting Komentar

emo-but-icon

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif
Juga Menerima Custom 0821-4088-8638

Recommended

Benefits of Hijrah | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nisa': 22 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) |Kuliah Whatsapp Kajian Online

KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online) Grup Whatsapp Mutiara Dakwah Rabu, 26 Februari 2020 Benefits of Hijrah (Tadabbur Q...

Cari Blog Ini

Hot in week


Desain Majalah Islami

Desain Majalah Islami
Desain Majalah Islami

Toko Buku Brilly

Toko Buku Brilly
Toko Buku Brilly

Total Tayangan Halaman

item