Heaven Light | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nur: 35 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) | Kuliah Whatsapp Kajian Online


KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online)

Grup Whatsapp PBH Ikhwan & PBH Akhwat

Sabtu, 29 Februari 2020

Heaven Light

(Tadabbur QS. An-Nur: 35)

Oleh UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.)


Ma'asyiral-Viewers was-Subscribers rahimani wa rahimakumullah

Pemuda-pemudi hijrah yang disayang Allah


Kita semua suka cahaya. Kita semua pasti senang dengan cahaya. Cahaya yang netral maupun cahaya yang berwarna-warni. Sudah fithrah, kita sebagai manusia sangat ingin selalu ada cahaya di mana-mana. 


Contoh paling simple, kita tidur di kamar sendiri dengan lampu penerangan padam semua. Gelap. Saat bangun, mata kita yang semalaman dalam gelap, pertama kali kita cari adalah smartphone kita. Lalu kita nyalakan layar LCD-nya agar tahu dimana saklar lampu kamar. 


Saat di dunia, kita berbalut cahaya. Di Surga begitu juga. Diantara keindahan dan kenikmatan Surga adalah cahaya yang abadi di seluruh penjuru Surga. Salah besar kalau membayangkan Surga hanya dipenuhi cahaya yang homogen dalam artian semata-mata cahaya netral/putih yang menyilaukan mata. 


Untuk mendapatkan cahaya di Surga, kita mesti membelinya semenjak masih di dunia. Kita dapat membeli cahaya tersebut kepada Allah dengan jalan menjadi hamba-Nya dan menerima cahaya-Nya yang ada di dunia. Bagaimana itu? 



Langsung buka smartphone, buka aplikasi Al-Quran, atau ambil Mushaf Al-Quran cetak, langsung search surah An-Nur ayat ke-35.


۞ اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ


"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." [QS. An-Nur: 35]



Demikian dipaparkan oleh Syaikh Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Wajiz. 


Ma'asyiral-Viewers was-Subscribers rahimani wa rahimakumullah

Pemuda-pemudi hijrah yang disayang Allah


Cahaya yang Allah ciptakan untuk kita di Surga maupun di dunia adalah karunia. Ea ngga? Ngga ada cahaya, hidup terasa sengsara. Gelap tak hanya sebutan untuk keadaan nihil cahaya. Gelap juga sering dipakai untuk menyebut kondisi ketiadaan petunjuk.


Kita mungkin belum begitu menghayati, apa pentingnya cahaya bagi kita dalam kehidupan sehari-hari. Padahal kita sering menggerutu, "Au ah, gelap." Setiap kali kita lagi ada problem pasti kita akan bilang, "Au ah gelap." Sebab, ketika kita dalam kegelapan, kita tidak bisa sekaligus tidak berani berjalan ke mana-mana, kecuali untuk mengejar cahaya. 


Orang yang tidak tercurahi Heaven Light akan bingung mengayunkan langkah. Tidak terlihat apa-apa di keenam penjuru arah sekalipun hanya sejengkal. Bisa jadi ada hal tak terduga dalam jarak sehasta. Sungguh mengerikan perjalanan hidup tanpa Heaven Light. 


Jangankan ketiadaan Heaven Light, ketiadaan cahaya layar LED smartphone kita saja sudah membuat kita kelimpungan kayak semesta sudah kiamat. Entah habis baterai, entah LED-nya memang rusak, entah OS smartphonenya yang sedang error. 


Tidak salah kita istilahkan cahaya Allah di dunia sebagai Heaven Light. Tradisi bahasa kita, tidak semua kata ditranslasikan secara harfi, melainkan bisa juga majazi. Pun, seluruh cahaya yang kita miliki di dunia ini adalah cahaya Allah. Tidak ada satupun cahaya yang bukan dalam kuasa dan izin Allah. 


Di samping cahaya secara hissiyy (konkrit), kita pun sangat berhajat dengan cahaya secara ma'nawiyy (abstrak). Sebagaimana tertera dalam ayat yang kita pelajari saat ini, dikatakan oleh Syaikh Dr. Muhammad bin Sulaiman Al-'Asyqar dalam Zubdah At-Tafsir bahwa cahaya yang dibahas Allah dalam ayat tersebut adalah hidayah-Nya. 


Cahaya hidayah Allah dipancarkan-Nya ke dalam qalbu orang-orang yang dikehendaki-Nya. Imam Ahmad  meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri , bahwa Rasulullah bersabda, 

الْقُلُوبُ أَرْبَعَةٌ : فَقَلْبٌ أَجْرَدُ فِيهِ مِثْلُ السِّرَاجِ أَزْهَرُ ، وَذَلِكَ قَلْبُ الْمُؤْمِنِ ، وَسِرَاجُهُ فِيهِ نُورُهُ . وَقَلْبٌ أَغْلَفُ مَرْبُوطٌ عَلَى غِلَافِهِ ، فَذَلِكَ قَلْبُ الْكَافِرِ . وَقَلْبٌ مَنْكُوسٌ ، وَذَلِكَ قَلْبُ الْمُنَافِقِ ، عَرَفَ ثُمَّ أَنْكَرَ . وَقَلْبٌ مُصَفَّحٌ ، وَذَلِكَ قَلْبٌ فِيهِ إِيمَانٌ وَنِفَاقٌ ، فَمَثَلُ الْإِيمَانِ فِيهِ كَمَثَلِ الْبَقْلَةِ يَمُدُّهَا مَاءٌ طَيِّبٌ ، وَمَثَلُ النِّفَاقِ كَمَثَلِ الْقُرْحَةِ يَمُدُّهَا الْقَيْحُ وَالدَّمُ ، فَأَيُّ الْمَادَّتَيْنِ غَلَبَتْ صَاحِبَتَهَا غَلَبَتْ عَلَيْهِ

“Qalbu itu ada empat macam: Pertama, qalbun ajrad (qalbu yang polos tak bernoda) di dalamnya seperti ada pelita yang bersinar. Kedua, qalbun aghlaf (qalbu yang tertutup) yang terikat tutupnya. Ketiga, qalbun mankus (qalbu yang terbalik). Keempat, qalbun mushaffah (qalbu yang terlapis). Adapun qalbun ajrad adalah hati seorang Mukmin, pelita dalam qalbunya adalah cahaya, qalbun aghlaf adalah qalbu orang kafir, qalbun mankus adalah qalbu orang munafiq, yang mengetahui kemudian mengingkari. Qalbun mushaffah adalah qalbu yang di dalamnya bercampur iman dan nifaq, iman yang ada di dalamnya seperti tanaman yang disirami air yang segar dan nifaq yang ada di dalamnya seperti bisul yang disirami darah dan nanah, mana dari dua unsur di atas yang lebih dominan, maka itulah yang akan menguasai qalbunya.”


Bagaimana, setelah membaca Firman Allah dan Hadits Nabi di atas, sudah muncul kesadaran betapa faqir (butuh) kita terhadap Cahaya Allah. Bagaimana mendapatkan cahaya Allah? Banyak caranya, tentu kajian kita kali ini tidak cukup untuk mengulasnya. Sudah saya ulas panjang lebar dalam buku saya yang bertajuk Ayat-Ayat Cahaya. 


Ma'asyiral-Viewers was-Subscribers rahimani wa rahimakumullah

Pemuda-pemudi hijrah yang disayang Allah


Untuk dipahami, dalam Al-Quran maupun As-Sunnah, sependek pengetahuan kami, tidak ada kejelasan dimana posisi qalbu dalam jasad manusia. Sebab kita tahunya qalbu itu organ tubuh bernama hati (liver). Padahal qalbu dalam tradisi bahasa 'Arab adalah organ tubuh bernama jantung (heart). Lagi pula, saat Nabi bersabda, "Taqwa itu di sini." Beliau menunjuk dada, bukan perut kanan yang merupakan letak hati. 


Hanya, sebuah kepastian bahwa qalbu yang sering disebut merupakan isyarat untuk aktifitas ruhani/bathin. Karenanya ada istilah shadr, fuad, lubb dan nafs, di samping qalbu dan 'aql serta ruh dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Tentang hal ini, saya sudah mengupasnya dalam buku saya yang berjudul Qalbugrafi. 


Dalam kajian kali ini, kita tidak hendak mendefinisikan qalbu, melainkan kita hendak membincang cahaya hidayah yang masuk dalam qalbu dan kedahsyatannya. Kita tahu, hijrah tidak akan terjadi bila tidak ada hidayah. Betul? 


Hidayah dulu, lalu hijrah. Hijrah dulu, lalu hidayah bertambah banyak. Begitu alurnya. Hidayah yang pertama namanya hidayah taufiq, sedangkan hidayah yang kedua namanya hidayah irsyad. Hidayah taufiq adalah kehendak Allah Al-Qayyûm secara mandiri, tanpa ada wasilah. Serupa dengan ilham. Hidayah irsyad adalah hidayah Allah yang tersampaikan dalam Al-Quran dan As-Sunnah melalui ulama. 


Ma'asyiral-Viewers was-Subscribers rahimani wa rahimakumullah

Pemuda-pemudi hijrah yang disayang Allah


Orang-orang yang mendapat hidayah sering kita kagumi sebagai penerima Heaven Light. Kita turut bahagia saat melihat orang yang memutuskan berhijrah maupun yang Muallaf untuk masuk Islam. Seolah-olah kita melihatnya bertabur cahaya. Begitu pun saat kita sendiri memutuskan untuk mulai menapaki jalan hijrah, serasa hari-hari kita penuh cahaya. 


Heaven Light alias cahaya Allah atau Nurullah ini tak hanya menerangi manusia, melainkan juga jin, malaikat, binatang, tumbuhan, dan juga alam raya. Kita tahu, seluruh semesta makhluq sangat harmonis aktifitasnya, tidak lain karena cahaya Allah. 


Heaven Light inilah yang menuntun kita hingga masuk Surga. Heaven Light inilah yang menerangi kita sehingga tidak didera gelap di alam qubur. Heaven Light inilah yang mencahayai kita sehingga tidak terperosok ke Neraka saat melintasi Ash-Shirath. 


Sayang seribu sayang, kita kerap terpikat dengan gelap daripada terpukau dengan terang. Kita kadang-kadang menduga dalam gelap itu ada kesenangan. Bodoh. Cahaya sudah menjanjikan kejelasan hingga kebahagiaan terang-benderang.


Sudah tahu khamr (minuman keras) dan mukhaddirat (narkoba) itu menggelapkan masa depan, malah dikonsumsi. Sudah tahu zina itu memburamkan masa depan, malah dilakoni. Sudah tahu meninggalkan shalat itu meredupkan masa depan, tetap tidak mau shalat. Sudah tahu enggan bershadaqah itu menghitamkan masa depan, tetap tidak mau shadaqah. 


Lebih bodoh lagi kalau kita termakan hasutan orang-orang sesat untuk memadamkan cahaya Allah dengan kita halang-halangi cahaya Allah (dalam wujud hidayah) tersebut masuk ke dalam qalbu kita. Beruntung orang-orang sesat hanyalah manusia, jadi Allah akan tetap memancarkan cahaya-Nya kepada orang-orang terpilih-Nya. 


Allah menyebutkan di dalam ayat-Nya, 

يُرِيدُونَ لِيُطۡفِـُٔواْ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفۡوَٲهِهِمۡ وَٱللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِۦ وَلَوۡ ڪَرِهَ ٱلۡكَـٰفِرُونَ

"Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci." [QS. Ash-Shaff [61] : 8] 


Namun, jangan sekali-kali mencoba menghalang-halangi cahaya Allah untuk masuk ke dalam qalbu kita dengan berbuat bejat apapun. Zina, ghulul (korupsi), maisir (judi), syirik, tarkush-shalat (meninggalkan shalat), hasad, kibr, ujub, dan lain sebagainya. Kalau kita mencoba, maka Allah akan enggan menyalakan cahaya-Nya untuk kita. 


Ma'asyiral-Viewers was-Subscribers rahimani wa rahimakumullah

Pemuda-pemudi hijrah yang disayang Allah


Kiranya kajian kita malam ini sudah tuntas. Semoga kita segera bisa action sehingga hidup kita senantiasa bercahaya. Aamiin. Mohon maaf apabila kajian kami malam ini terlalu berat sebab nampaknya tema ini agak susah kalau dibahasakan dengan ringan. Ranahnya aqidah, butuh penalaran yang kuat. But, semoga tetap dibaca lagi setelah chat-chat penting dari kami dikasih bintang/star biar ga hilang. 


Googling ya http://bit.ly/biografibrillyelrasheed

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

🔔 Follow semua media sosial Broadcast Quantum Fiqih di kontakk.com/@quantumfiqih


🎁 Sampaikan Konsultasi Syariah dan Fiqih melalui whatsapp 0821-4088-8638 dengan memperkenalkan diri dan kota domisili, untuk beragam persoalan mulai Aqidah, Ibadah, Mu'amalah, Akhlaq, Nikah dan Keluarga, Sirah/Tarikh, dan lain sebagainya. Sudah ada hampir 400 tanya jawab yang kami layani secara tertulis.


📺 Kepoin instagram.com/pejuangshalatsunnah untuk mendapatkan booster semangat merutinkan shalat wajib dan shalat sunnah. 


📺 Belanja mushaf Al-Quran cantik dan istimewa di instagram.com/gudangkitabsucialquran. 

Related

Tafsir 789661309483334766

Posting Komentar

emo-but-icon

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif
Juga Menerima Custom 0821-4088-8638

Recommended

Benefits of Hijrah | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nisa': 22 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) |Kuliah Whatsapp Kajian Online

KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online) Grup Whatsapp Mutiara Dakwah Rabu, 26 Februari 2020 Benefits of Hijrah (Tadabbur Q...

Cari Blog Ini

Hot in week


Desain Majalah Islami

Desain Majalah Islami
Desain Majalah Islami

Toko Buku Brilly

Toko Buku Brilly
Toko Buku Brilly

Total Tayangan Halaman

item