Kebaikan dan Keburukan Sama-Sama Dibalas di Dunia dan di Akhirat




Nabi menyatakan,

إِنَّ الْكَافِرَ إِذَا عَمِلَ حَسَنَةً أُطْعِمَ بِهَا طُعْمَةً مِنْ الدُّنْيَا وَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَإِنَّ اللَّهَ يَدَّخِرُ لَهُ حَسَنَاتِهِ فِي الْآخِرَةِ وَيُعْقِبُهُ رِزْقًا فِي الدُّنْيَا عَلَى طَاعَتِهِ

”Seorang kafir jika berbuat kebaikan di dunia, maka segera diberi balasannya di dunia. Adapun orang mu'min jika berbuat kebajikan, maka tersimpan pahalanya di akhirat di samping rizqi yang diterimanya di dunia atas keta'atannya.”

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مُؤْمِنًا حَسَنَةً يُعْطَى بِهَا فِي الدُّنْيَا وَيُجْزَى بِهَا فِي الْآخِرَةِ وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيُطْعَمُ بِحَسَنَاتِ مَا عَمِلَ بِهَا لِلَّهِ فِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا أَفْضَى إِلَى الْآخِرَةِ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُجْزَى بِهَا

”Sesungguhnya Allah tidak menganiaya (mengurangi) kebaikan seorang mu'min, diberinya di dunia dan dibalas di akhirat.  Adapun orang kafir, maka diberi itu sebagai ganti dari kebaikan yang dilakukannya di dunia, sehingga jika kembali kepada Allah, tidak ada baginya suatu hasanat untuk mendapatkan balasannya.”

Dijelaskan dalam Syarah Imam Nawawi 'Ala Muslim sebagai berikut,

باب جزاء المؤمن بحسناته في الدنيا والآخرة وتعجيل حسنات الكافر في الدنيا

2808 حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة وزهير بن حرب واللفظ لزهير قالا حدثنا يزيد بن هارون أخبرنا همام بن يحيى عن قتادة عن أنس بن مالك قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن الله لا يظلم مؤمنا حسنة يعطى بها في الدنيا ويجزى بها في الآخرة وأما الكافر فيطعم بحسنات ما عمل بها لله في الدنيا حتى إذا أفضى إلى الآخرة لم تكن له حسنة يجزى بهاالحاشية رقم: 1[ ص: 287 ] قوله صلى الله عليه وسلم : ( إن الله لا يظلم مؤمنا حسنة يعطى بها في الدنيا ويجزى بها في الآخرة وأما الكافر فيطعم بحسنات ما عمل بها لله في الدنيا حتى إذا أفضى إلى الآخرة لم يكن له حسنة يجزى بها ) وفي رواية : ( إن الكافر إذا عمل حسنة أطعم بها طعمة من الدنيا ، وأما المؤمن فإن الله تعالى يدخر له حسناته في الآخرة ، ويعقبه رزقا في الدنيا على طاعته ) . أجمع العلماء على أن الكافر الذي مات على كفره لا ثواب له في الآخرة ، ولا يجازى فيها بشيء من عمله في الدنيا ، متقربا إلى الله تعالى ، وصرح في هذا الحديث بأن يطعم في الدنيا بما عمله من الحسنات ، أي : بما فعله متقربا به إلى الله تعالى مما لا يفتقر صحته إلى النية ، كصلة الرحم والصدقة والعتق والضيافة وتسهيل الخيرات ونحوها ، وأما المؤمن فيدخر له حسناته وثواب أعماله إلى الآخرة ، ويجزى بها مع ذلك أيضا في الدنيا ، ولا مانع من جزائه بها في الدنيا والآخرة ، وقد ورد الشرع به فيجب اعتقاده .قوله : ( إن الله تعالى لا يظلم مؤمنا حسنة ) معناه : لا يترك مجازاته بشيء من حسناته ، والظلم يطلق بمعنى النقص وحقيقة الظلم مستحيلة من الله تعالى ، كما سبق بيانه ، ( ومعنى أفضى إلى الآخرة ) صار إليها ، وأما إذا فعل الكافر مثل هذه الحسنات ثم أسلم فإنه يثاب عليها في الآخرة على المذهب الصحيح ، وقد سبقت المسألة في كتاب الإيمان .

Allah Ta'ala berfirman,

هَلْ جَزَاء الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

“Adakah balasan kebaikan selain kebaikan?” (QS. Ar Rahaman: 60)
Allah juga berfirman,

وَجَزَاء سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

“Dan balasan keburukan adalah keburukan yang sama, barang siapa yang memaafkan dan berislah (memperbaiki) maka pahalanya kepada Allah.” (QS: Asy Syura: 40)
Balasan Akhirat
Perbuatan Baik
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman ketika menjelaskan keadaan orang-orang yang berbuat baik (beramal shalih, red);
“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (Surga), dan menunjukki orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam). Orang-orang yang berbuat baik mendapatkan pahala yang terbaik (Surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni Surga, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Yunus 25-26)
Berkata al-‘Allamah asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’dy –semoga Allah Ta’ala merahmatinya- ketika menafsirkan ayat diatas, “Allah Ta’ala mengajak, mendorong dan menganjurkan hamba-hambaNya secara umum kepada Darussalam (Surga), dan Dia mengkhususkan hidayah kepada siapa (saja) yang Dia kehendaki untuk dipiih dan diangkatNya. Ini adalah karunia dan kebaikanNya, dan Allah mengkhususkan rahmatNya kepada hambaNya yang Dia kehendaki. Ini adalah keadlilan dan hikmahNya, tidak ada seseorang pun yang memiliki hujjah setelah adanya penjelasan dan (setelah) diutusnya Rasul. Allah Subhaanahu wa Ta’ala menamakan Surga dengan Darussalam karena ia selamat dari cacat-cacat dan kekurangan, dan hal itu dikarenakan kesempurnaan nikmatnya, kelengkapannya, kekekalannya dan keindahannya dari segala segi.
Manakala Dia mengajak kepada Darussalam maka seakan-akan jiwa itu berhasrat kepada amal perbuatan yang mengantarkannya kepada Surga, maka Dia menyampaikannya dengan firmanNya, “Orang-orang yang berbuat baik mendapatkan pahala yang terbaik (Surga) dan tambahannya”. Maksudnya, orang-orang yang berbuat baik dalam beribadah kepada Allah hendaklah beribadah kepadaNya dengan pijakan muraqabah (merasa diawasi), dan ketulusan (keikhlasan) dalam beribadah, dan melaksanakan apa yang dia mampu darinya. Mereka juga berbuat baik kepada hamba-hamba Allah dengan apa yang mereka mampu, berupa perbuatan baik yang bersifat perkataan dan perbuatan: memberikan kebaikan materi, kebaikan jasmani, amar ma’ruf, nahi mungkar, mengajar orang-orang yang bodoh (jahil), memberikan nasihat kepada orang-orang yang berpaling dan kebaikan-kebaikan yang lain. Orang-orang yang berbuat baik itulah yang mendapatkan kebaikan i.e Surga yang sempurna kebaikannya dan sebuah tambahan i.e melihat Wajah Allah Ta’ala yang mulia, mendengar firmanNya, meraih ridhaNya, (dan) berbahagia dengan kedekatan kepadaNya. Dengan ini terwujudlah harapan tertinggi yang diharapkan oleh orang-orang yang berharap dan sesuatu yang dimohon oleh orang-orang yang memohon.
Kemudian Dia menyebutkan lenyapnya ketakutan mereka, Dia berfirman, “Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan”. Maksudnya, mereka tidak ditimpa sesuatu yang tidak diinginkan dari segi apapun, karena jika sesuatu yang tidak diinginkan menimpa manusia, maka hal itu akan terbaca di wajahnya, ia akan kusut dan suram. Adapun mereka (yang mengerjakan amal shalih), maka Allah berfirman tentangnya,
“Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan”. (QS. Al-Muthaffifin 24).
Mereka itu adalah penduduk Surga yang tinggal kekal di dalamnya, tidak berpindah, tidak lenyap dan tidak akan berubah.” [Taisir al-Kareem ar-Rahman Fi Tafsir Kalam al-Mannaan, vol. 3, juz. 11]
Perbuatan Buruk
Di ayat berikutnya Allah Tabaaraka wa Ta’ala berfirman (ketika menjelaskan keadaan orang-orang yang berbuat keburukan), “Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Mereka tidak memiliki seorang pelindung pun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (QS. Yunus 27)
Kembali asy-Syaikh al-Mufassir Abdurrahman bin Nashir as-Sa’dy –semoga Allah Ta’ala merahmatinya- menjelaskan ayat diatas di dalam tafsirnya, “Manakala Allah menyebutkan penduduk Surga, maka Dia menyebutkan penghuni Neraka, lalu Dia menyebutkan bahwa barang dagangan mereka yang mereka dapatkan di dunia adalah amal-amal buruk yang mengundang murka Allah berupa berbagai macam kekufuran, pendustaan dan kemaksiatan, maka balasan (kepada) mereka adalah keburukan yang sepertinya yakni balasan yang menyedihkan mereka menurut keburukan yang mereka lakukan sesuai dengan perbedaan keadaan mereka. “Dan mereka ditutupi”, maksudnya dinaungi,“kehinaan” di hati mereka dan ketakutan terhadap azab Allah, tidak ada yang melindungi mereka darinya, dan tidak ada yang membentengi. Kehinaan batin itu merembet kepada lahir mereka, maka wajah mereka (pun) menghitam “seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. Berapa (jauh) perbedaan antara kedua golongan (tersebut)?. Betapa jauhnya jurang antara keduanya.
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnya-lah mereka melihat. Dan wajah (orang-orang kafir) pada hari itu muram, mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.” (QS.Qiyamah 22-25)
“Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan gembira ria. Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu, dan ditutup lagi oleh kegelapan. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.” (QS. Abasa 38-42)” [Taisir al-Kareem ar-Rahman Fi Tafsir Kalam al-Mannaan, vol. 3, juz. 11]



__________
Segera beli karya-karya Ustadz Brilly El-Rasheed: (1) GOLDEN MANNERS oleh penerbit Samudera yang mengupas 55 akhlaq mulia, dengan harga Rp 60.000,-; (2) MENDEKAT KEPADA ALLAH oleh penerbit Arafah yang mengupas tutorial mendekatkan diri kita kepada Allah Ta’ala dengan cepat dan tepat, dengan harga Rp 38.000,-; (3) KUTUNGGU DI TELAGA oleh penerbit Arafah yang mengupas siapa saja orang-orang yang terusir dari telaga Rasulullah, dengan harga Rp 40.000,-; (4) QUANTUM IMAN oleh Pustaka Yassir yang mengupas hal-hal yang bisa meningkatkan iman secara drastis dan langgeng, dengan harga Rp 62.000,-; (5) BENTENG UMAT ISLAM oleh Pustaka Yassir yang mengupas perkara-perkara yang menghancurkan umat Islam dan apa saja yang bisa menjadi perlindungan, dengan harga Rp 35.000,-. Hubungi kontak whatsapp +6282140888638 atau pin BBM 5259017E, dan dapatkan diskon hingga 25 %.

Related

Aqidah 5911578676885810555

Posting Komentar

emo-but-icon

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif
Juga Menerima Custom 0821-4088-8638

Recommended

Benefits of Hijrah | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nisa': 22 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) |Kuliah Whatsapp Kajian Online

KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online) Grup Whatsapp Mutiara Dakwah Rabu, 26 Februari 2020 Benefits of Hijrah (Tadabbur Q...

Cari Blog Ini

Hot in week


Desain Majalah Islami

Desain Majalah Islami
Desain Majalah Islami

Toko Buku Brilly

Toko Buku Brilly
Toko Buku Brilly

Total Tayangan Halaman

item