MENGHARGAI ORANG TAK BERHARGA DI MATA PUBLIK | Bahtsul Masail Tarjih Fatwa Ijtihad






*MENGHARGAI ORANG TAK BERHARGA DI MATA PUBLIK*

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

๐Ÿ“œ Dari Abu Hurairah -raแธiyallฤhu 'anhu-, ia berkata, Rasulullah -แนฃallallฤhu 'alaihi wa sallam- bersabda, 
ุฑُุจَّ ุฃَุดْุนَุซَ ุฃุบุจุฑَ ู…َุฏْูُูˆุนٍ ุจุงู„ุฃุจูˆุงุจ ู„ูˆ ุฃَู‚ุณู… ุนู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ู„َุฃَุจَุฑَّู‡ُ
"Tidak sedikit orang berambut kusut, berdebu dan ditolak di pintu-pintu, seandainya ia bersumpah atas nama Allah, niscaya Dia memenuhinya." *[Shahih Muslim]*

๐Ÿง‹Terkadang orang yang sibuk beribadah tidak sempat mengatur penampilan zhohir karena yakin bahwa dirinya secara fisik tidak penting sekaligus tidak dinilai Allah. Tidak boleh mudah meremehkan apalagi su`uzhzhan kepada orang yang penampilan zhahirnya kurang meyakinkan. Allah tidak melihat orang dari zhohirnya. 

๐Ÿงƒ Pada dimensi berbeda, pada umumnya kita menganggap hina dan remeh kepada orang yang secara fisik tidak menarik apalagi orang yang tidak berpenampilan bagus. Anggapan ini seharusnya dihilangkan secara permanen mengingat besarnya potensi orang tersebut adalah orang yang dimuliakan Allah bahkan termasuk wali-Nya, selagi dia muslim. 

๐Ÿฉ Kerap pula kita terbawa arus stigmatisasi publik terhadap seseorang. Orang-orang pada galibnya memarjinalkan seseorang lalu kita ikut tanpa tahu duduk permasalahan dan sama sekali tidak menganut asas praduga mulia. Semestinya, kita lebih mengaksentuasi penghargaan terhadap siapapun, karena siapapun adalah hamba Allah yang secara sadar maupun tidak sadar pasti selalu menjalani taqdir. 

๐Ÿฑ Betapa sering kita memuliakan seseorang padahal dia dihinakan oleh Allah. Pada saat itu kita berpeluang terimbas adzab. Allah tidak mengizinkan kita memuliakan orang hina sebagaimana Allah tidak merelakan kita menghinakan orang mulia. Apalagi kita memuliakan seseorang hanya karena dianggap mulia oleh orang-orang, padahal dia hina dalam pandangan Allah. 

๐ŸŸ Tim dakwah Al-Jamharah yang dibentuk oleh Abdullah Abdulaziz Alrajhi Foundation memberikan eksplanasi hadits ini, "Boleh jadi orang berambut kusut, berdebu dan ditolak di pintu-pintu, seandainya ia bersumpah atas nama Allah, niscaya Dia memenuhinya." Kusut merupakan sifat rambut. Rambutnya kusut artinya ia tidak memiliki sesuatu untuk meminyaki rambut dan menyisirnya. Ia tidak memperhatikan penampilannya. Berdebu artinya berwarna debu atau pakaiannya berdebu karena sangat fakir. "Ditolak di pintu-pintu", artinya ia tidak memiliki pangkat. Jika datang kepada manusia untuk minta izin, mereka tidak mengizinkannya, bahkan menutup pintunya karena ia remeh di sisi manusia. Padahal, ia memiliki nilai di sisi Allah Tuhan semesta alam. Seandainya ia bersumpah atas nama Allah, niscaya Dia memenuhinya. Seandainya berkata, "Demi Allah, tidak akan terjadi seperti ini, niscaya tidak akan terjadi. Demi Allah, pasti akan terjadi hal ini, niscaya akan terjadi. Seandainya ia bersumpah atas nama Allah, niscaya Dia menunaikannya karena kemuliaan dan kedudukannya di sisi Allah. Seandainya ia bersumpah atas nama Allah, niscaya Dia memenuhinya. Neraca dalam hal ini adalah ketakwaan kepada Allah -'Azza wa Jalla- sebagaimana Dia berfirman, "Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa." Barangsiapa lebih bertakwa kepada Allah, maka ia orang paling mulia di sisi-Nya, Dia memudahkan urusannya, mengabulkan doanya, melenyapkan bahaya yang merintangi dan memenuhi sumpahnya. Orang yang bersumpah atas nama Allah ini tidak akan bersumpah untuk menzhalimi seseorang dan tidak akan lancang terhadap Allah dalam kekuasaan-Nya. Ia bersumpah atas nama Allah dalam hal-hal yang diridai-Nya karena yakin kepada-Nya atau dalam hal-hal mubah karena sangat percaya kepada Allah -'Azza wa Jalla-. *[https://hadeethenc.com/id/browse/hadith/3715]*

๐Ÿง€ Kita mungkin pasti akan menolak jikalau Allah tega memposisikan dalam posisi dzillah ini. Padahal, di mata manusia kita dzillah, sementara di dalam pandangan Allah kita mulia. Tapi, yang namanya nafsu masih menguasai, kita akan terang-terangan melawan kehendak Allah menempatkan kita pada posisi hina. Sebenarnya, penghinaan manusia tidak usah kita gubris selama Allah memuliakan kita, kendati bisa jadi penghinaan manusia kepada kita adalah salah satu cara Allah menghina kita, buah dari perbuatan hina yang kita lakoni. 

ุฑูˆู‰ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ (2703) - ูˆุงู„ู„ูุธ ู„ู‡ - ، ูˆู…ุณู„ู… (1675) ุนู† ุฃู†ุณ : ุฃَู†َّ ุงู„ุฑُّุจَูŠِّุนَ ูˆَู‡ِูŠَ ุงุจْู†َุฉُ ุงู„ู†َّุถْุฑِ ูƒَุณَุฑَุชْ ุซَู†ِูŠَّุฉَ ุฌَุงุฑِูŠَุฉٍ ، ูَุทَู„َุจُูˆุง ุงู„ุฃَุฑْุดَ ، ูˆَุทَู„َุจُูˆุง ุงู„ุนَูْูˆَ ، ูَุฃَุจَูˆْุง ، ูَุฃَุชَูˆُุง ุงู„ู†َّุจِูŠَّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ، ูَุฃَู…َุฑَู‡ُู…ْ ุจِุงู„ู‚ِุตَุงุตِ ، ูَู‚َุงู„َ ุฃَู†َุณُ ุจْู†ُ ุงู„ู†َّุถْุฑِ : ุฃَุชُูƒْุณَุฑُ ุซَู†ِูŠَّุฉُ ุงู„ุฑُّุจَูŠِّุนِ ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ، ู„ุงَ ูˆَุงู„َّุฐِูŠ ุจَุนَุซَูƒَ ุจِุงู„ุญَู‚ِّ ، ู„ุงَ ุชُูƒْุณَุฑُ ุซَู†ِูŠَّุชُู‡َุง ، ูَู‚َุงู„َ : ( ูŠَุง ุฃَู†َุณُ ูƒِุชَุงุจُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุงู„ู‚ِุตَุงุตُ ) ، ูَุฑَุถِูŠَ ุงู„ู‚َูˆْู…ُ ูˆَุนَูَูˆْุง ، ูَู‚َุงู„َ ุงู„ู†َّุจِูŠُّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ: ( ุฅِู†َّ ู…ِู†ْ ุนِุจَุงุฏِ ุงู„ู„َّู‡ِ ู…َู†ْ ู„َูˆْ ุฃَู‚ْุณَู…َ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ู„َุฃَุจَุฑَّู‡ُ ) .

๐Ÿ“œ Al-Bukhari meriwayatkan, dari Anas bin Malik, bahwa Ar-Rubayyi' putri An-Nadhr pernah mematahkan gigi seri seorang budak wanita. Keluarga Ar-Rubayyi' menawarkan ganti rugi dan permohonan maaf, keluarga budak menolak, mereka mendatangi Nabi (untuk mengadu), Nabi pun memerintahkan penegakan qishash (hukuman setara kejahatan). Anas bin An-Nadhr menggugat (karena merasa mulia), "Apakah Anda akan mematahkan gigi seri Ar-Rubayyi', wahai Rasulullah?" Maka Nabi menjawab, "Wahai Anas, ketentuan Allah (terkait kasus ini) adalah qishash." Maka keluarga budak ridha dan memaafkan (sekalipun dianggap hina). Nabi pun bersabda, "(Berhati-hatilah!) Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah ada orang-orang yang kalau bersumpah atas nama Allah pasti Allah mengabulkannya."
ู‚ูŠู„ : ุงู„ู…ุนู†ู‰ : ุฃู†ู‡ ู„ูˆ ุญู„ู ุนู„ู‰ ุดูŠุก ุฃู† ูŠู‚ุน ؛ ุซู‚ุฉ ุจุงู„ู„ู‡ ูˆุญุณู† ุธู† ุจู‡ ู„ุฃุจุฑู‡ ุงู„ู„ู‡ ، ูˆู‚ูŠู„ : ู…ุนู†ู‰ ุงู„ู‚ุณู… ููŠ ุงู„ุญุฏูŠุซ : ุงู„ุฏุนุงุก .
๐Ÿ“’ Dikatakan, maknanya, bahwasanya andai dia bersumpah sesuatu akan terjadi, karena teguh keyakinan kepada Allah dan baik sangka dengan-Nya, maka Allah mengabulkannya. Dikatakan juga, makna sumpah dalam hadits ini adalah doa. 
ู‚ุงู„ ุงู„ู†ูˆูˆูŠ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ : " (ู„َูˆْ ุฃู‚ุณู… ุนู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ู„ุฃุจุฑู‡) ุฃูŠ ู„ูˆ ุญู„ู ุนู„ู‰ ูˆู‚ูˆุน ุดَูŠْุกٍ ุฃَูˆْู‚َุนَู‡ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ุฅِูƒْุฑَุงู…ًุง ู„َู‡ُ ุจِุฅِุฌَุงุจَุฉِ ุณُุคَุงู„ِู‡ِ ูˆَุตِูŠَุงู†َุชِู‡ِ ู…ِู†َ ุงู„ْุญِู†ْุซِ ูِูŠ ูŠَู…ِูŠู†ِู‡ِ ، ูˆَู‡َุฐَุง ู„ِุนِุธَู…ِ ู…َู†ْุฒِู„َุชِู‡ِ ุนِู†ْุฏَ ุงู„ู„َّู‡ِ ุชَุนَุงู„َู‰ ، ูˆَู‚ِูŠู„َ ู…َุนْู†َู‰ ุงู„ْู‚َุณَู…ِ ู‡ُู†َุง ุงู„ุฏُّุนَุงุกُ ، ูˆَุฅِุจْุฑَุงุฑُู‡ُ ุฅِุฌَุงุจَุชُู‡ُ " ุงู†ุชู‡ู‰ .
๐Ÿ“’ Imam An-Nawawi menerangkan, "(Makna ucapan Nabi,) kalau dia bersumpah atas nama Allah terkait terjadinya sesuatu pasti Allah mewujudkan kejadian tersebut sebagai bentuk pemuliaan Allah kepadanya dalam bentuk pengabulan doanya dan penjagaan terhadapnya dari syaithan yang di sekitarnya, hal ini karena dia agung di sisi Allah, dan dikatakan pula bahwa makna sumpah dalam hadits ini adalah doa, dan ibrar yang dilakukan Allah kepadanya adalah dengan mengabulkannya.
ูˆู‚ุงู„ ุงู„ุญุงูุธ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ : " ุฃَูŠْ ู„َูˆْ ุญَู„َูَ ูŠَู…ِูŠู†ًุง ุนَู„َู‰ ุดَูŠْุกٍ ุฃَู†ْ ูŠَู‚َุนَ ุทَู…َุนًุง ูِูŠ ูƒَุฑَู…ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุจِุฅِุจْุฑَุงุฑِู‡ِ ู„َุฃَุจَุฑَّู‡ُ ูˆَุฃَูˆْู‚َุนَู‡ُ ู„ِุฃَุฌْู„ِู‡ِ ، ูˆَู‚ِูŠู„َ ู‡ُูˆَ ูƒِู†َุงูŠَุฉٌ ุนَู† ุฅِุฌَุงุจَุฉ ุฏُุนَุงุฆِู‡ِ " ุงู†ุชู‡ู‰ .
๐Ÿ“’ Al-Hafizh berkata, "Maknanya, kalau dia bersumpah dengan sebuah sumpah bahwa sesuatu akan terjadi, buah dari ketamakannya terhadap kemurahan Allah berupa kebaikan-kebaikan, maka Allah pasti mewujudkannya dan menjadikannya benar-benar terjadi, sebagai bentuk penghormatan kepadanya, atau makna hadits ini adalah kiasan keterkabulan doa-doanya. 

๐Ÿ‰ Nabi Musa pernah dididik oleh Allah agar tidak sekali-kali merasa tinggi sekalipun memang beliau ditinggikan oleh Allah dengan karunia nubuwwah. Mengapa? Karena Allah punya kehendak untuk memuliakan siapa yang dikehendaki-Nya dengan bentuk karunia yang berbeda-beda. 

ูˆู‡ุฐุง ูƒู…ุง ุฑูˆู‰ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ (122) ูˆู…ุณู„ู… ุนู† ุงุจู† ุนุจุงุณ ู‚ุงู„ : ุญَุฏَّุซَู†َุง ุฃُุจَูŠُّ ุจْู†ُ ูƒَุนْุจٍ ุนَู†ِ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ู‚ุงู„ : ( ู‚َุงู…َ ู…ُูˆุณَู‰ ุงู„ู†َّุจِูŠُّ ุฎَุทِูŠุจًุง ูِูŠ ุจَู†ِูŠ ุฅِุณْุฑَุงุฆِูŠู„َ ูَุณُุฆِู„َ ุฃَูŠُّ ุงู„ู†َّุงุณِ ุฃَุนْู„َู…ُ ؟ ูَู‚َุงู„َ : ุฃَู†َุง ุฃَุนْู„َู…ُ ، ูَุนَุชَุจَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ، ุฅِุฐْ ู„َู…ْ ูŠَุฑُุฏَّ ุงู„ุนِู„ْู…َ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ، ูَุฃَูˆْุญَู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุฅِู„َูŠْู‡ِ : ุฃَู†َّ ุนَุจْุฏًุง ู…ِู†ْ ุนِุจَุงุฏِูŠ ุจِู…َุฌْู…َุนِ ุงู„ุจَุญْุฑَูŠْู†ِ ، ู‡ُูˆَ ุฃَุนْู„َู…ُ ู…ِู†ْูƒَ ... ) ، ูุฐูƒุฑ ุญุฏูŠุซู‡ ู…ุน ุงู„ุฎุถุฑ .
ู…ุน ุฃู† ู…ูˆุณู‰ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู… ุฃูุถู„ ูˆุฃูƒุฑู… ุนู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ู…ู† ุงู„ุฎุถุฑ ، ูˆู„ูƒู†ู‡ ุชุฃุฏูŠุจ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู„ุฃู†ุจูŠุงุฆู‡ ูˆุฃุตููŠุงุก ุฎู„ู‚ู‡ .
๐Ÿ“œ Kisahnya, dari Ubay bin Ka'b, dari Nabi, Beliau bercerita, "Nabi Musa berdiri untuk berkhuthbah di hadapan Bani Israil, lalu ditanya oleh salah seorang hadirin, "Siapa manusia paling alim?" Nabi Musa menjawab, "Aku adalah orang paling alim." Maka Allah menegurnya karena dia tidak menisbatkan ilmu kepada Allah, maka Allah mewahyukan kepadanya, "Ada hamba di antara hamba-hamba-Ku yang ada di pertemuan dua laut, dia lebih alim darimu." Lalu, Nabi menyebutkan hadits tentang Nabi Musa bersama Nabi Khidhir. *[Shahih Al-Bukhari & Muslim]*

๐Ÿ‡ Maka jangan pernah merasa lebih mulia di atas orang lain karena memandang kehebatan diri sendiri sebab Allah bebas memberikan kemuliaan dalam bentuk yang berbeda-beda kepada setiap orang yang dikehendaki-Nya tanpa kita tahu rahasianya. 

ูˆู‚ุงู„ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… :" ุฃู„ุง ุฃุฎุจุฑูƒู… ุจุฃู‡ู„ ุงู„ุฌู†ุฉ ؟ ูƒู„ ุถู€ุนู€ู€ูŠู€ู ู…ุชุถุนู ู„ูˆ ุฃู‚ุณู… ุนู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ู„ุฃุจุฑู‡ . ุฃู„ุง ุฃุฎุจุฑูƒู… ุจุฃู‡ู„ ุงู„ู†ุงุฑ؟ ูƒู„ ุฌูˆุงุธ ุฒู†ูŠู… ู…ุชูƒุจุฑ«" (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ ูˆู…ุณู„ู…).
๐Ÿ“œ Nabi bersabda, "Maukah kalian aku kabarkan tentang Ahli Surga? Yakni setiap orang yang lemah dan dianggap lemah, padahal andai dia bersumpah atas nama Allah, Allah pasti mewujudkannya. Dan maukah kalian aku kabarkan tentang Ahli Neraka? Yakni setiap orang yang sombong, congkak, dan merasa besar." *[Shahih Al-Bukhari & Muslim]*

ูˆุฃุนู„ู‰ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู…ู†ุฒู„ุฉ ุงู„ุถุนูุงุก ูˆุดุฃู†ู‡ู…، ูู‚ุงู„ ู„ุณุนู€ุฏ ุงุจู† ุฃุจูŠ ูˆู‚ุงุต - ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ - ุญูŠู† ุฑุฃู‰ ุฃู† ู„ู‡ ูุถู„ุงً ุนู„ู‰ ู…ู† ุฏูˆู†ู‡:"ู‡ู„ ุชُู†ุตَุฑูˆู† ูˆุชุฑุฒู‚ูˆู† ุฅู„ุง ุจุถุนูุงุฆูƒู… "(ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ)، ูˆู‚ุงู„ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ููŠ ุญุฏูŠุซ ุขุฎุฑ:" ุงุจุบูˆู†ูŠ ุถุนูุงุกูƒู…؛ ูุฅู†ู…ุง ุชُู€ุฑุฒู‚ูˆู† ูˆุชู†ุตุฑูˆู† ุจุถุนูุงุฆูƒู…"(ุฑูˆุงู‡ ุฃุญู…ุฏ ูˆุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ)، 
๐Ÿ“ป Nabi sangat memuliakan setiap orang miskin yang dianggap hina, dan Nabi menyerukan gerakan pemuliaan terhadap mereka. Nabi pernah bersabda kepada Sa'd bin Abi Waqqash ketika mengetahuinya memiliki kelebihan dibanding orang selainnya, "Bukankah kalian ditolong Allah dan diberi rizqi hanya karena keberadaan orang-orang lemah di antara kalian?" *[Shahih Al-Bukhari]* Nabi juga bersabda pada kesempatan lain, "Carikan untukku orang-orang lemah di antara kalian (untuk aku santuni), karena sesungguhnya kalian diberi rizqi dan ditolong oleh Allah hanya karena keberadaan orang-orang lemah di antara kalian." *[Sunan At-Tirmidzi]*

ูˆู‚ุงู„ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… :"ุทูˆุจู‰ ู„ุนุจุฏ ุฃุฎู€ุฐ ุจุนู†ุงู† ูู€ุฑุณู‡ ููŠ ุณุจูŠู„ ุงู„ู„ู‡ ุฃุดุนุซ ุฑุฃุณู‡، ู…ุบุจุฑุฉ ู‚ุฏู…ุงู‡، ุฅู† ูƒุงู† ููŠ ุงู„ุญุฑุงุณุฉ ูƒุงู† ููŠ ุงู„ุญุฑุงุณุฉ، ูˆุฅู† ูƒู€ุงู† ููŠ ุงู„ุณุงู‚ุฉ ูƒุงู† ููŠ ุงู„ุณุงู‚ุฉ، ุฅู† ุงุณุชุฃุฐู† ู„ู… ูŠุคุฐَู† ู„ู‡، ูˆุฅู† ุดَูَุนَ ู„ู… ูŠุดูَّุน "(ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ).
๐Ÿ“œ Nabi bersabda, "Beruntunglah hamba yang mengambil tali kendali kuda fi sabilillah, rambutnya kusut dan kakinya berdebu. Jika ia menjaga maka ia benar-benar menjaga (dengan tulus-setia tanpa pamrih), jika ia berada di barisan belakang maka ia benar-benar menjaga barisan belakang (dengan tulus-setia tanpa pamrih), padahal jika ia meminta izin maka ia tidak akan diberi izin, jika ia memberi syafaat maka syafaatnya tidak diterima" *[Shahih Al-Bukhari]*

ู…ุฑَّ ุฑุฌู„ ุนู„ู‰ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ _ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…_، ูู‚ุงู„: ((ู…ุง ุชู‚ูˆู„ูˆู† ููŠ ู‡ุฐุง؟ ู‚ุงู„ูˆุง: ุญุฑูŠ ุฅู† ุฎุทุจ ุฃู† ูŠู†ูƒุญ ูˆุฅู† ุดูุน ุฃู† ูŠุดูุน ูˆุฅู† ู‚ุงู„ ุฃู† ูŠุณู…ุน. ุซู… ุณูƒุช ูู…ุฑ ุฑุฌู„ ู…ู† ูู‚ุฑุงุก ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู†، ูู‚ุงู„: ู…ุง ุชู‚ูˆู„ูˆู† ููŠ ู‡ุฐุง؟ ู‚ุงู„ูˆุง: ุญุฑูŠ ุฅู† ุฎุทุจ ุฃู† ู„ุง ูŠู†ูƒุญ ูˆุฅู† ุดูุน ุฃู† ู„ุง ูŠุดูุน ูˆุฅู† ู‚ุงู„ ุฃู† ู„ุง ูŠุณู…ุน، ูู‚ุงู„: ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ _ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…_ ، ู‡ุฐุง ุฎูŠุฑ ู…ู† ู…ู„ุฆ ุงู„ุฃุฑุถ ู…ุซู„ ู‡ุฐุง)) 
๐Ÿซ‘ Seseorang lewat di hadapan Rasulullah, Beliau berkomentar, "Apa yang kalian katakan tentang orang ini?" Para shahabat menjawab, "Kalau orang ini melamar pasti langsung dinikahkan, kalau minta tolong pasti ditolong, kalau berbicara pasti didengar baik-baik." Lalu Nabi diam. Tak berselang lama, seseorang yang miskin dari kalangan orang-orang Islam lewat, Nabi berkomentar, "Apa yang kalian katakan tentang orang ini?" Aparat shahabat menjawab, "Kalau orang ini melamar pasti (ditolak) tidak dinikahkan, kalau minta tolong pasti tidak ditolong kalau berbicara pasti tidak didengar." Nabi menimpali, "Padahal orang ini adalah termasuk populasi yang terbaik untuk memenuhi bumi." *[Shahih Al-Bukhari]*

ูˆู‚ุตุฉ ุงู„ุฃู…ุฉ ุงู„ุณูˆุฏุงุก ุงู„ุชูŠ ูƒุงู†ุช ุชู‚ู… ุงู„ู…ุณุฌุฏ ูู…ุงุชุช، ูุณุฃู„ ุนู†ู‡ุง _ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…_ ูู„ู…ุง ุฃุฎุจุฑูˆู‡ ุจู…ูˆุชู‡ุง ู‚ุงู„: ((ุฃูู„ุง ูƒู†ุชู… ุขุฐู†ุชู…ูˆู†ูŠ ุจู‡)) ููƒุฃู†ู‡ู… ุญู‚ุฑูˆุง ู…ู† ุดุฃู†ู‡ุง، ูู‚ุงู„: ((ุฏู„ّูˆู†ูŠ ุนู„ู‰ ู‚ุจุฑู‡ุง)) ูุฏู„ูˆู‡، ูุฃุชู‰ ู‚ุจุฑู‡ุง ูุตู„ู‰ ุนู„ูŠู‡ุง.
๐Ÿซ’ Bukti pemuliaan Nabi terhadap kaum Dhu'afa juga bisa dilihat dalam kisah budak wanita berkulit hitam yang selalu membersihkan masjid Nabi, suatu hari beliau wafat. Nabi menanyakan tentangnya. Ketika sebagian shahabat mengabarkan tentang kematiannya, Nabi langsung menyahut, "Mengapa kalian tidak memberitahuku kabar kematiannya?" Memang ada kesan para shahabat menganggap tidak penting urusan budak wanita tersebut. "Ya sudah, kalau begitu tunjukkan kepadaku di mana kuburnya!" Sebagian shahabat pun menunjukkan. Nabi mendatangi kubur budak wanita tersebut lalu shalat ghaib atasnya. *[Shahih Al-Bukhari]*

๐Ÿ‘” Pada saat kitalah yang diposisikan Allah berada dalam kehinaan yang sebenarnya diridhai Allah justru kebanyakan kita pasti menolak, risih, enggan, bahkan menuduh Allah tidak lagi Allah yang kita kenal, lantas kita malas mengoptimalkan ibadah kita sebagainya ketika kita diguyur nikmat oleh Allah. Semestinya, kita selalu ridha diposisikan Allah di atas maupun di bawah, dijadikan kaya maupun miskin, dibuat terhormat maupun terhina, sebab pilihan Allah selalu terbaik. Sayangnya, ego kita selalu terdepan. Kita baru meng-Allah-kan Allah manakala Allah sesuai dengan imajinasi dan harapan kita. Kita kerap 'memakzulkan' Allah hanya karena Allah tidak menjadikan kita sesuai keinginan kita. Astaghfirullah. 

๐Ÿค– Dengan demikian, percayalah, Allah menjadikan kita miskin dan terhina, sepanjang bukan karena maksiat kita, sesungguhnya Allah sedang menjadikan kita sebagai orang khusus-Nya. Orang khusus-Nya harus selalu ridha dengan-Nya. Dan kebanyakan orang khusus-Nya selalu diberi ujian-ujian berat, salah tiganya berupa kemiskinan, kesakitan dan kehinaan. Berbeda jika Allah jadikan kita miskin dan terhina karena maksiat kita, jelas kita tidak boleh merasa sedang direkrut oleh Allah sebagai orang khusus-Nya. 

๐Ÿง Tidakkah kita tergiur dengan pemuliaan Allah dan Rasul-Nya terhadap hamba yang miskin dan hina di mata khalayak. Andai cinta kita kepada Allah jujur, tentu kita pasrah sekaligus ridha diperlakukan demikian oleh Allah. Jika ibadah kita kepada-Nya hanya karena ada tendensi, pasti kita tidak siap bahkan menghujat-Nya manakala kita berada pada posisi miskin dan hina. 
 
๐Ÿ“ Ditulis oleh Mas *Jibril* (Haji Brilly) 
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
๐ŸŒบ Bagi Anda yang berkehendak TITIP INFAQ, kami siap menampung dan menyalurkan. Kami tidak pernah meminta maupun mencari sumbangan karena kami sebenarnya tidak ingin memegang uang donasi, takut kami keliru atau luput. Namun, 34 Yatim-Piatu asuhan kami sangat butuh bantuan.

๐Ÿฅ ๐Ÿ‡ง ๐Ÿ‡จ ๐Ÿ‡ถ ๐Ÿ‡บ ๐Ÿ‡ซ ๐Ÿ‡ฎ  (Broadcast Quantum Fiqih) sangat membutuhkan keberadaan laptop atau komputer untuk memproduksi KASYAF maupun TAUFIQ (Taushiyyah Fiqhiyyah) baik dalam format teks, voice maupun video. 

๐Ÿ“บ ๐Ÿ‡ง ๐Ÿ‡จ ๐Ÿ‡ถ ๐Ÿ‡บ ๐Ÿ‡ซ ๐Ÿ‡ฎ  (Broadcast Quantum Fiqih) telah melayani KASYAF (Konsultasi Syariah dan Fiqih) hampir 500 sesi secara gratis/free tanpa syarat, baik secara tatap muka atau jarak jauh, baik lisan maupun tertulis, baik masalah Aqidah, Tafsir, Hadits, Fiqih, Akhlaq, Keluarga, dan lain sebagainya. Sampaikan pertanyaan melalui ustadzjibril@gmail.com atau http://wa.me/6282140888638. Jangan lupa sampaikan *nama dan kota domisili*. Jika pertanyaan mengandung aib, maka identitas penanya akan dirahasiakan.

Related

Akhlaq 1317133910311934604

Posting Komentar

emo-but-icon

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif
Juga Menerima Custom 0821-4088-8638

Recommended

Benefits of Hijrah | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nisa': 22 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) |Kuliah Whatsapp Kajian Online

KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online) Grup Whatsapp Mutiara Dakwah Rabu, 26 Februari 2020 Benefits of Hijrah (Tadabbur Q...

Cari Blog Ini

Hot in week


Desain Majalah Islami

Desain Majalah Islami
Desain Majalah Islami

Toko Buku Brilly

Toko Buku Brilly
Toko Buku Brilly

Total Tayangan Halaman

item