Kekuatan Pendidikan Berbasis Pesantren



Oleh Nurkholis, M.Th.I
Ketua Yayasan As-Sholihin Surabaya (YAS)



Akhir-akhir ini beragam jenis kenakalan remaja terjadi di tanah air Indonesia seperti ; minum-minuman keras, seks bebas, pembunuhan, perampasan milik orang lain (jegal), tawuran dan penyalahgunaan game on line dan lain sebagainaya.  Hal ini menjadikan orang tua, sekolah, masyarakat dan pemerintah merasa tersentak dan ingin segera keluar dari permalahan yang sangat memukul  dunia pendidikan Indonesia.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas dibutuhkan sebuah sistem pendidikan formal yang memadukan dengan sistem pendidikan yang berbasis pesantren. Mengapa harus demikian? Pada pendidikan formal, peserta didik mendapatkan layanan belajar dari pihak sekolah mulai pagi sampai siang hari, yang kira-kira berlangsung selama delapan jam. Sedangkan dua pertiga dari waktu mereka banyak dihabiskan di luar sekolah yakni; di keluarga dan masyarakat luas. Untuk itu, peran keluarga dan masyarakat yang menjadi lingkungannya memiliki andil sangat besar dalam membentuk kualitas diri sang anak tersebut.
Sekarang yang menjadi pertanyaan besar bagi kita adalah bagaimana kualitas pendidikan yang diciptakan oleh keluarga dan dengan siapa sang anak bergaul di masyarakat? Dapatkah orang tua mengontrol setiap langkah atau perbuatan di luar rumahnya? Pada kondisi inilah, orang tua belum mendapatkan kepastian akan keselamatan akidah dan akhlak sang anak. Padahal dua unsur tersebut sangat penting dalam proses perkembangan kehidupan dunia akhiratnya.

Untuk mendapatkan kepastian akan dua unsur di atas, sang anak tidak cukup mendapatkan pendidikan di sekolah formal saja, tetapi mereka  harus masuk dalam sebuah sistem pendidikan formal yang terintegrasikan dengan sistem pesantren.
Dalam ketentuan umum Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 dikemukkan bahwa; ” Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarkat, bangsa dan Negara.
Dari definisi pendidikan tersebut dapat dikemukakan bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan manusia melalui proses pembelajaran dalam bentuk aktualiasasi potensi peserta didik menjadi kemampuan atau kompetensi. Kemampuan yang harus mereka miliki yaitu 
Kompetensi Spiritual (SQ). Ialah kompetensi yang didasarkan pada kesadaran diri dalam bertauhid kepada Alloh SWT. Kesadaran untuk beribadah kepada-Nya dengan melaksankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. 
Kompetensi Emosional (EQ). Ialah kompetensi yang mencerminkan kemampuan seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Ia memiliki kepribadian dan akhlak mulia sehingga keberadaannya memberikan nilai manfaat pada diri dan lingkungannya.
Kompetensi Intelektual (IQ). Ialah kompetensi akademik yang menunjukkan kemampuan seseorang dalam memahami sebuah konsep atau teori dengan akalnya semata.
Karakter bangsa yang kuat bisa diperoleh dari sistem pendidikan yang baik dan tidak hanya mementingkan faktor kecerdasan intelektual semata, melainkan juga pendidikan yang dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan serta menghasilkan output yang tidak sekadar mampu bersaing di dunia kerja, namun juga mampu menghasilkan karya yang berguna bagi masyarakat, agama, bangsa dan negara. Untuk mewujudkan hal itu, maka diperlukan pendidikan yang mencakup dua unsur utama, yaitu keunggulan akademik dan keunggulan nonakademik (termasuk keunggulan spiritual).

Sekolah formal adalah contoh lembaga pendidikan yang berfokus pada faktor kecerdasan akademik meskipun tidak lantas mengabaikan hal-hal yang bersifat spiritual atau keagamaan. Hanya saja, sistem pendidikan di sekolah formal memang menekankan pencapaian prestasi anak didik dalam hal kecerdasan intelektual yang pada akhirnya bermuara pada berbagai ukuran akademik.

Sementara itu, pondok pesantren menjadi salah satu pilihan lembaga pendidikan yang mengutamakan upaya pencerdasan spiritual atau keagamaan meskipun sekarang ini banyak pondok pesantren di Indonesia yang juga memberikan pengetahuan umum secara terintegrasi. Dengan kata lain, sudah banyak pondok pesantren modern yang mencerahkan sekaligus mencerdaskan.

Upaya pembentukan karakter bangsa kepada generasi muda, yang mencakup kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, dapat melalui lembaga pendidikan atau sekolah berbasis pondok pesantren. Yang bertujuan untuk mencetak anak didik yang paham keilmuan umum sekaligus keilmuan keagamaan atau anak didik yang berpengetahuan umum serta mempunyai kepribadian religius, sederhana, dan mandiri.
Pilihan memadukan sistem pendidikan di sekolah formal dan di pondok pesantren ini diambil setelah melihat dan mengamati secara seksama mutu pendidikan yang dilahirkan oleh masing-masing sistem. Secara umum, sekolah dan pondok pesantren merupakan dua lembaga pendidikan yang masing-masing memiliki keunggulan yang berbeda satu sama lain.
Apabila keunggulan dari kedua lembaga pendidikan itu dipadukan, maka akan tercipta sebuah kekuatan pendidikan yang kuat dan berpotensi mampu menghasilkan generasi muda Indonesia yang unggul, handal, dan berkarakter.
Bagi pemerintah, sekolah berbasis pesantren tidak hanya bisa menjadi salah satu jawaban dari persoalan-persoalan karakter atau pendidikan moralitas, tapi membangun sisi kemandirian dan kreativitas seperti yang dimiliki pondok pesantren-pondok pesantren.
Di banyak daerah, pesantren jadi tumpuan terhadap perkembangan sosial dan budaya. Tamatannya lebih dari sekadar mampu memainkan peran agent of the social changes. Ia tidak saja menggarami tapi mewarnai. Ia aktif berperan mencari solusi problematika masyarakat dan malah bagian dari solusi itu sendiri. Ia mengubah mimpi ke dalam realita. Prinsip menuntut ilmu lalu mengamalkannya itulah semangat utama yang ditanamkan di lingkungan masyarakat pesantren.
Dengan demikian, pilihan orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah yang memadukan system pendidikannya dengan system pesantren adalah sebuah keputusan yang tepat agar sang anak dapat tumbuh kembang pada aspek kecerdasan spiritual, emosional dan intelektualnya secara optimal. Sehingga harapan orang tua untuk mengantarkan anaknya mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat dapat tercapai.



Buku Keempat Brilly El-Rasheed.
Delivery order 081515526665 atau 082140888638



__________
Segera beli karya-karya Ustadz Brilly El-Rasheed: (1) GOLDEN MANNERS oleh penerbit Samudera yang mengupas 55 akhlaq mulia, dengan harga Rp 60.000,-; (2) MENDEKAT KEPADA ALLAH oleh penerbit Arafah yang mengupas tutorial mendekatkan diri kita kepada Allah Ta’ala dengan cepat dan tepat, dengan harga Rp 38.000,-; (3) KUTUNGGU DI TELAGA oleh penerbit Arafah yang mengupas siapa saja orang-orang yang terusir dari telaga Rasulullah, dengan harga Rp 40.000,-; (4) QUANTUM IMAN oleh Pustaka Yassir yang mengupas hal-hal yang bisa meningkatkan iman secara drastis dan langgeng, dengan harga Rp 62.000,-; (5) BENTENG UMAT ISLAM oleh Pustaka Yassir yang mengupas perkara-perkara yang menghancurkan umat Islam dan apa saja yang bisa menjadi perlindungan, dengan harga Rp 35.000,-. Hubungi kontak whatsapp +6282140888638 atau pin BBM 5259017E, dan dapatkan diskon hingga 25 %.





Related

Tazkiyatun Nafs 4263335925574701423

Posting Komentar

emo-but-icon

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif
Juga Menerima Custom 0821-4088-8638

Recommended

Benefits of Hijrah | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nisa': 22 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) |Kuliah Whatsapp Kajian Online

KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online) Grup Whatsapp Mutiara Dakwah Rabu, 26 Februari 2020 Benefits of Hijrah (Tadabbur Q...

Cari Blog Ini

Hot in week


Desain Majalah Islami

Desain Majalah Islami
Desain Majalah Islami

Toko Buku Brilly

Toko Buku Brilly
Toko Buku Brilly

Total Tayangan Halaman

item