Etos Kerja Muslim dalam Hadits Nabawi




Oleh Muhammad Maftuhin

Sekretaris di QUANTUMFIQIH Corp.




Hadits Pertama:
الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ وَعَنْ وُهَيْبٍ قَالَ أَخْبَرَنَا هِشَامٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا
Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah, dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-baiknya sedekah itu adalah dari punggung orang kaya, dan barangsiapa yang minta dijaga, maka Allah akan menjaganya dan barang siapa yang minta kaya maka Allah akan memberinya kecukupan.(HR. Bukhari)
Dari hadits di atas kita dapat menyimpulkan:
1.      Pemberi lebih baik dari pada penerima, maka dari itu orang dilarang meminta-minta. Namun budaya sekarang adalah orang suka meminta-minta.
2.  Mulai sedekah dari orang yang ditanggungnya yaitu keluarga yang menjadi tanggungannya, yang wajib diberikan nafaqah kepadanya. Maka seseorang itu harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
3.      Sebaik-baik sedekah adalah dari punggungnya orang kaya. Maksudnya dari orang kaya apabila bersedekah hal itu menunjukkan kesyukurannya.
4.      Apabila orang yang beriman dan minta untuk dijadikan kaya dan dia juga berusaha sungguh-sungguh, maka Allah akan mewujudkan keinginannya itu.

Hadits Kedua:
لَأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ
“Kerja seseorang memikul kayu bakar di punggungnya lebih baik dari pada ia meminta kepada seorang baik diberi atau tidak.” (HR. Bukhari)
Islam tidak mengajarkan untuk meminta-minta, tapi Islam mengajarkan agar manusia itu bekerja mencari rizki yang halal walaupun pekerjaan itu dianggap hina oleh kebanyakan orang. Semisal mencari kayu bakar di hutan.
 Hinanya pekerjaan dalam kaca mata Islam tidak dipandang melalui jenis pekerjaan itu tetapi dipandang dari segi rizki yang dihasilkan, halal ataukah haram. Jadi meskipun seseorang berpenghasilan tinggi, tapi hasil kerjanya tersebut haram, maka pekerjaan yang dilakukanpun hina dalam pandangan Islam.
Sedangkan meminta-minta itu merupakan hal yang hina baik itu diberi ataupun ditolak. Meskipun meminta-minta pada dasarnya tidak diharamkan.

Hadits Ketiga:                   
كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يُعْطِينِي الْعَطَاءَ فَأَقُولُ: أَعْطِهِ مَنْ هُوَ أَفْقَرُ إِلَيْهِ مِنِّي، فَقَالَ: خُذْهُ، إِذَا جَاءَكَ مِنْ هذَا الْمَالِ شَيْءٌ وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلاَ سَائِلٍ فَخُذْهُ، وَمَا لاَ، فَلاَ تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ
“Nabi memberikanku sesuatu kemudian aku berkata: “Berikanlah padanya yang dia lebih butuh dari pada aku.” Nabi berkata, “Ambillah, ketika sesuatu dari sebagian harta ini datang padamu, dan kamu bukan orang yang hina dan orang yang minta maka ambillah, dan jangan itu, maka janganlah kamu mengikutkan nafsumu.”
Hadits ini memberikan kepahaman bahwa terdapat kebolehan menerima pemberian orang lain ketika kita tidak meminta hal itu. Karena itu hak kita dan rezeki kita.
Namun jika meminta, itu yang dibenci oleh agama karena Islam tidak mengajarkan umatnya untuk meminta-minta.

Hadits Keempat:

لَيْسَ الْمِسْكِينُ الَّذِي يَطُوفُ عَلَى النَّاسِ تَرُدُّهُ اللُّقْمَةُ وَاللُّقْمَتَانِ وَالتَّمْرَةُ وَالتَّمْرَتَانِ وَلَكِنْ الْمِسْكِينُ الَّذِي لَا يَجِدُ غِنًى يُغْنِيهِ وَلَا يُفْطَنُ بِهِ فَيُتَصَدَّقُ عَلَيْهِ وَلَا يَقُومُ فَيَسْأَلُ النَّاسَ
“Bukan orang miskin orang yang setiap hari berputar-putar d iatas manusia untuk mencari sesuap atau dua suap nasi dan satu butir atau dua butir kurma, tetapi orang miskin adalah orang yang tidak menemukan kekayaan yang dicukupkan padanya dan ia tidak menerimanya maka ia menjadi penerima sedekah, dan tidak merupakan orang menempati tempatnya kemudian ia meminta pada manusia.” (HR. Bukhari)
Orang miskin adalah orang yang selalu butuh dan selalu kurang dengan apa yang ia miliki, dan tetap merasa ia masih ingin minta pada manusia.
Orang yang setiap hari bekerja untuk sesuap nasi bukan termasuk orang yang miskin, karena ia lebih baik dari pada orang yang minta-minta. Sedangkan orang yang kaya yang kurang puas dengan kekayaannya ia akan tetap merasa menjadi orang miskin.

Hadits Kelima:
مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ
Tidak hentin-hentinya seseorang meminta-minta pada manusia sehingga pda hari Kiamat akan ditimpakan kepadanya yaitu tidak ada secuil daging pun pada wajahnya.(HR. Bukhari)
Seorang yang pekerjaannya hanya meminta-minta itu sungguh sangat jelek sekali, sampai-sampai Allah melarangnya. Dan hukumannya berupa tidak ada daging pada wajahnya atau pun yang lain. Yang ada hanya tulang belulang saja.
Maka dari itu, seorang itu harus berusaha bekerja untuk memenuhi kebutuhannya walaupun pekerjaannya hina di mata kebanyakan manusia, tapi itu lebih baik baginya.


Klik untuk order di sini,
https://grahafiqih.wordpress.com/2015/04/08/mendekat-kepada-allah/
https://grahafiqih.wordpress.com/2015/04/08/kutunggu-di-telaga-al-kautsar/
https://grahafiqih.wordpress.com/2015/04/08/golden-manners/

Related

Inspirasi 8119120403013746764

Posting Komentar

emo-but-icon

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif
Juga Menerima Custom 0821-4088-8638

Recommended

Benefits of Hijrah | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nisa': 22 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) |Kuliah Whatsapp Kajian Online

KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online) Grup Whatsapp Mutiara Dakwah Rabu, 26 Februari 2020 Benefits of Hijrah (Tadabbur Q...

Cari Blog Ini

Hot in week


Desain Majalah Islami

Desain Majalah Islami
Desain Majalah Islami

Toko Buku Brilly

Toko Buku Brilly
Toko Buku Brilly

Total Tayangan Halaman

item