Konsultasi Syariah Tips Gadis Zaman Now Bebas Maksiat

No.: KS/10/II/QUFI
Topik: 1⃣ _Konsultasi Syariah_
Rubrik: _quantumfiqihkeluarga_
_Pertanyaan_
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh semoga sehat selalu dan berlimpah rejeki hartanya
Bisa kah di bantu penjelasan dari sisi Islam tentang *pergaulan wanita (lajang dan menikah) terhadap lingkungan sosial* (berteman) di zaman sekarang ini...agar tdk mudah terjerumus ke yg negatif?... Sebelumnya ,terima kasih atas penjelasannya
Ditanyakan oleh Bapak *Nurdin* (+6285692230447) dari Bogor pada _13 Januari 2018_
_Jawaban_
Wa'alaikumussalam...
⛰ Aamiin… Terimakasih banyak Pak Nurdin atas doanya… Mohon maaf baru sempat jawab yang lengkap… Lagi sibuk modifikasi mobil apa nih? Mbok ya saya ditawari mobil apa gitu… Hehehe
*Intinya anak gadis harus tetap bersosialisasi dengan masyarakat* baik pria maupun wanita, tapi harus pula _menjaga agar interaksinya tidak berbuah dosa_. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
الْمُؤْمِنُ الَّذِي يُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يُخَالِطُ النَّاسَ وَلَا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ.
_“Orang yang beriman, yang ia berbaur (berinteraksi) dengan manusia dan bersabar atas perbuatan buruk mereka, lebih besar pahalanya daripada seorang yang beriman, yang tak berbaur (berinteraksi) dengan manusia dan tidak sabar atas tindakan buruk mereka.”_ *[Jami’ At-Tirmidzi no. 2507; Sunan Ibnu Majah no. 4022. Shahih Al-Jami’ no. 6651]*
Agar anak gadis mau dan mampu menghindarkan dirinya dari peluang2 dosa maka *orang tua berkewajiban membimbing, mengarahkan, menasehati, mengatur anak gadisnya, bahkan mengkritiknya serta memarahinya jika berbuat dosa*, sebab anak gadis yang belum menikah adalah tanggung jawab orang tua. Allah Al-Hafizh berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
_”Wahai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”_ *[QS. Al-Anfal: 29]*
Wajib pula orang tua mendoakan anak gadisnya, dengan doa yang tiada henti, tiada lelah, tiada bosan, terutama saat tahajjud, saat sujud, saat antara adzan dan iqamah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ
_“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang dizholimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa baik orang tua pada anaknya.”_ *[Sunan Ibnu Majah no. 3862]*
♻ Jika orang tua tidak bisa membimbing, *serahkan kepada pesantren, majelis, masjid atau lembaga pendidikan*. Sebab bimbingan yang harus diberikan orang tua sebenarnya adalah bimbingan Islam secara menyeluruh khususnya yang terkait langsung dengan wanita. Allâh Yang Maha Kuasa berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
_”Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”_ *[QS. At-Tahrîm: 6]* Menurut tafsir ‘Ali bin Abi Thalib, cara menjaga diri dan keluarga dari neraka adalah dengan mendidiknya dan mengajarinya.
Jadi tak hanya pendidikan teoritis, tapi juga bimbingan praktis. Bimbingan bagaimana anak gadis menjaga aurat, bagaimana menjaga omongan, bagaimana menjaga jempol agar terarah dalam bersosmed, bagaimana menjaga pandangan, bagaimana menjaga adab dan akhlaq, dan lain sebagainya.
Terakhir, tak lupa, keteladanan. *Orang tua harus meneladankan secara langsung dan di depan mata anak gadisnya bagaimana menjalani kehidupan yang diridhai Allah Al-Qarib*. Dan menampakkan ibadah dan amal shalih di hadapan anak bukanlah riya` maupun sum’ah, tapi uswah hasanah.
Simaklah salah satu keteladanan Nabi di hadapan keluarga dekat beliau, salah satunya di hadapan Ibnu ‘Abbas, keponakan beliau.
حَدَّثَنَا آدَمُ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْحَكَمُ، قَالَ: سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: ” بِتُّ فِي بَيْتِ خَالَتِي مَيْمُونَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَهَا فِي لَيْلَتِهَا، فَصَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِشَاءَ، ثُمَّ جَاءَ إِلَى مَنْزِلِهِ فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ، ثُمَّ نَامَ، ثُمَّ قَامَ، ثُمَّ قَالَ: نَامَ الْغُلَيِّمُ أَوْ كَلِمَةً تُشْبِهُهَا، ثُمَّ قَامَ، فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ، فَصَلَّى خَمْسَ رَكَعَاتٍ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ نَامَ حَتَّى سَمِعْتُ غَطِيطَهُ أَوْ خَطِيطَهُ، ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ “
Telah menceritakan kepada kami Adam, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Syu’bah, ia berkata, Telah menceritakan kepada kami Al-Hakam, ia berkata, Aku mendengar Sa’id bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas, ia berkara, “Aku pernah menginap di rumah bibiku, Maimunah bin Al-Harits, istri Nabi shallallaahu ’alaihi wa sallam; dan ketika itu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam sedang berada di rumah bibi saya itu. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat ‘Isya’ (di masjid), kemudian beliau pulang, lalu beliau mengerjakan shalat sunnah empat raka’at. Setelah itu beliau tidur, lalu beliau bangun dan bertanya, ‘Apakah anak laki-laki itu (Ibnu ‘Abbas) sudah tidur?’ – atau beliau mengucapkan kalimat yang semakna dengan itu. Kemudian beliau berdiri untuk melakukan shalat, lalu aku berdiri di sebelah kiri beliau untuk bermakmum. Akan tetapi kemudian beliau menjadikanku berposisi di sebelah kanan beliau. Beliau shalat lima raka’at, kemudian shalat lagi dua raka’at, kemudian beliau tidur. Aku mendengar suara dengkurannya yang samar-samar. Tidak berapa lama kemudian beliau bangun, lalu pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat shubuh.” *[Shahih Al-Bukhari no. 117]*
Jadi, orang tua harus meneladankan ibadah yang luar biasa, di samping menyuruh anak untuk beribadah secara luar biasa juga. ‘Ali bin Abi Thâlib Radhiyallahu anhu meriwayatkan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ طَرَقَهُ وَفَاطِمَةَ بِنْتَ النَّبِيِّ عَلَيْهِ السَّلَام لَيْلَةً فَقَالَ أَلَا تُصَلِّيَانِ …الحديث
Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi dirinya dan Fathimah, putri Nabi, pada suatu malam, seraya berkata, _“Tidakkah kalian berdua mengerjakan shalat (malam).”_ *[Shahih Al-Bukhâri dan Shahih Muslim]*
Demikian jawaban sederhana saya. Mohon maaf kebetulan ini sedang persiapan mau safar ke Istanbul. Mohon bantuan doanya ya Pak.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Insyaallah dalam waktu dekat akan mengadakan acara *SANTUNAN YATIM* di Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur. Hubungi *+6285735908108*.