Manusia Sebagai Khalifah






Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.



Allâh  Azza wa Jalla berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di muka bumi itu seorang khalifah.” Mereka berkata: “Apakah Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.” [QS. Al-Baqarah (2): 30]

Kebanyakan orang memahami ayat ini sebagai legitimasi bahwa manusia adalah pengganti Allah di muka bumi. Benarkah pemahaman tersebut?
Menurut Lembaga Permanen untuk Riset Ilmiah dan Fatwa, "Yang dimaksud dengan ayat ini adalah 'Aku hendak menjadikan salah satu dari makhluk-Ku sebagai pengganti dari makhluk-makhluk sebelumnya.'." 
Kenapa demikian? Ada beberapa ayat senada yang bisa kita jadikan acuan untuk mengetahui makna firman Allah tersebut.


“Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.” [QS. Al-An’am (6): 165]
“Kaum Musa berkata: Kami telah ditindas (oleh Firaun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang. Musa menjawab: Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi(Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu.” [QS. Al A’raf (7): 129]
Secara logika sederhana, Allah Maha Kuasa, Maha Kuat, Maha Perkasa, jelas tidak butuh kita guna mengurus kehidupan di bumi. Apalagi, dalam ayat yang kita bahas, Allah menyebutkan ucapan 'keheranan' Malaikat bahwa manusia, kita-kita ini, hanya membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah. Betul kan?
Lagipula, khalifah yang dimaksud itu apakah seluruh umat manusia, atau hanya hamba-hamba Allah yang taat, atau hanya para Nabi dan Rasul, atau hanya Nabi Adam saja karena setelah dialog Allah & Malaikat tersebut yang diciptakan Allah adalah Nabi Adam?
Ditambah, khalifah secara makna adalah bisa berarti pemimpin dan bisa berarti pengganti. Kenapa banyak orang memaknai ayat tersebut bahwa manusia adalah khalifatullah atau pengganti Allah? Padahal ayat tersebut mendoktrinkan bahwa manusia adalah khalifah fi al-ardh. Harusnya kita bertanya-tanya, manusia itu khalifah (pengganti) bagi siapa? Apakah khalifah bagi Allah, ataukah khalifah bagi malaikat, ataukah khalifah bagi sesama manusia?
Memang ada firman Allah yang menyatakan bahwa manusialah yang cocok untuk hidup di dunia dan mengemban amanah berupa taklif (beban syar'i). “Sesungguhnya kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka manusia enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan di pukul amanat itu oleh manusia. Sesunggunya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh.” [QS. Al-Ahzab (33): 72] Tapi, apakah ayat ini merupakan bukti bahwa amanat yang dibebankan kepada manusia itu adalah amanah mengatur bumi? 

Related

Aqidah 4259173941552983167

Posting Komentar

emo-but-icon

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif
Juga Menerima Custom 0821-4088-8638

Recommended

Benefits of Hijrah | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nisa': 22 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) |Kuliah Whatsapp Kajian Online

KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online) Grup Whatsapp Mutiara Dakwah Rabu, 26 Februari 2020 Benefits of Hijrah (Tadabbur Q...

Cari Blog Ini

Hot in week


Desain Majalah Islami

Desain Majalah Islami
Desain Majalah Islami

Toko Buku Brilly

Toko Buku Brilly
Toko Buku Brilly

Total Tayangan Halaman

item