Sains Buktikan Ada Kehidupan Setelah Ruh Meregang
https://quantumfiqih.blogspot.com/2014/10/sains-buktikan-ada-kehidupan-setelah.html
Penelitian
terbaru yang dilakukan oleh seorang peneliti asal Universitas Southampton
mengindikasikan adanya kehidupan setelah mati. Peneliti menghabiskan empat
tahun untuk mempelajari 2 ribu lebih orang yang terkena serangan jantung dari
Britania Raya, Amerika Serikat dan Austria.
Ditemukan
hampir 40 persen orang yang berhasil dihidupkan kembali mengalami perasaan
“sadar” di saat mereka divonis mati secara klinis. Seorang pria mengatakan ia
meninggalkan tubuhnya lalu menyaksikan dokter berupaya menghidupkan kembali
jantungnya.
Menurut
laporan Syracuse, yang dikutip dari Telegraph mengungkapkan, dalam keadaan
tidak sadar dan mati selama tiga menit, pria pekerja sosial berusia 57 tahun
ini menceritakan tindakan staf medis secara detail.
Sam
Parnia, seorang mantan peneliti Universitas Southampton yang memimpin
penelitian tersebut mengatakan bukti yang terlihat saat ini menyimpulkan
bahwa dalam beberapa menit pertama setelah kematian, masih ada kesadaran.
Ia menyebutkan “perasaan sadar” tetap berlanjut hingga tiga menit setelah
jantung tidak berdetak, bahkan ketika otak telah berhenti berfungsi selama
20-30 detik.
Ada
juga pasien yang melihat cahaya terang, sinar emas atau matahari bersinar. Yang
lain, merasakan perasaan takut, tenggelam atau seperti diseret ke dasar air.
Dalam
penelitian tersebut Sam menyimpulkan kebanyakan orang menganggap kalau
perasaan seperti itu hanya halusinasi atau ilusi, namun pasien yang diteliti
disimpulkan seakan terhubung dengan kejadian sesungguhnya. Berdasarkan
penelitian ini, dari 2060 pasien serangan jantung yang diperiksa, 330 selamat
dan 140 mengalami perasaan “sadar” seperti yang dijelaskan.
Via
Techno.okezone.com Editor : Bayu Setiawan
Catatan Quantum Fiqih
Diriwayatkan dari al-Bara’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu, beliau
berkata, “Suatu hari kami mengantarkan jenazah salah seorang sahabat Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dari golongan Anshar. Sesampainya di perkuburan, liang
lahad masih digali. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun
duduk (menanti) dan kami juga duduk terdiam di sekitarnya seakan-akan di atas
kepala kami ada burung gagak yang hinggap, dan di tangan Beliau tergenggam
tongkat yang menancap ke tanah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengarahkan pandangannya ke langit dan menundukkannya lagi ke tanah. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya tiga kali seraya bersabda: “Mohonlah
perlindungan kepada Allah dari adzab kubur!” Beliau mengulangi perintah ini
dua atau tiga kali.
Kemudian Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang
artinya): “Sesungguhnya seorang hamba yang mukmin, jika ia terputus dari
kehidupan dunia lalu menuju kehidupan Akherat (yakni di saat detik-detik
sakaratul maut), turunlah kepadanya para Malaikat dari langit dengan wajah yang
cerah, secerah sinar matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari
Surga lalu duduk di sekeliling mukmin tersebut sejauh mata memandang. Setelah
itu turunlah Malaikat Maut dan duduk di samping kepalanya. Malaikat maut itu
berkata, ‘Wahai ruh yang mulia, keluarlah engkau menuju ampunan Allah dan
keridhaan-Nya’. Maka nyawa itu (dengan mudahnya) keluar dari tubuh mukmin
tersebut seperti lancarnya air yang mengalir dari mulut sebuah kendil. Lalu
nyawa tersebut diambil oleh Malaikat maut dan dalam sekejap mata diserahkan
kepada para Malaikat yang berwajah cerah tadi lalu dibungkus dengan kafan Surga
dan diberi wewangian darinya pula. Hingga terciumlah bau harum seharum
wewangian yang paling harum di muka bumi.
Kemudian nyawa yang telah dikafani itu diangkat ke langit. Setiap melewati
sekelompok Malaikat di langit, mereka bertanya, ‘Ruh siapakah yang menyebarkan
bau harum ini?’ Para Malaikat yang membawanya menjawab, “Ini adalah ruh fulan
bin fulan’, seraya mereka menyebutkan nama-nama panggilannya yang terbaik yang
biasa dipanggilkan kepadanya ketika di dunia. Sesampainya di langit dunia
mereka meminta izin untuk memasukinya, lalu pintu langit pun dibukakan baginya.
Maka seluruh Malaikat yang ada di langit itu ikut mengantarkannya menuju langit
berikutnya. Hingga mereka sampai di langit ketujuh. Di sanalah Allah berfirman,
‘Tulislah buku catatan amalnya di dalam kitab ‘Iliyyin.” Kemudian Allah
berfirman, “Kembalikanlah ruh ini ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada
mereka, bahwa darinyalah Aku menciptakan mereka (para manusia), dan
kepadanyalah Aku akan kembalikan, serta darinyalah Aku akan mengeluarkan mereka
pada kesempatan yang lain (yakni saat dibangkitkan).”
Kemudian ruh itu dikembalikan ke bumi dan dikembalikan ke jasadnya di
dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: (saat itulah) Jenazah
mendengar suara sandal sahabat-sahabatnya ketika mereka kembali (dari
kuburannya)
Lantas datanglah dua Malaikat yang keras bentakannya, seraya
memerintahkannya untuk duduk. Kedua Malaikat itu bertanya, “Siapakah Rabb-mu?”
Ia menjawab, “Rabb-ku adalah Allah.” Kedua Malaikat bertanya lagi, “Apakah
agamamu?” Ia menjawab, “Agamaku Islam.” Keduanya bertanya lagi, ‘Siapakah orang
yang telah diutus untuk kalian?’ Ia menjawab, “Beliau adalah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Kedua malaikat bertanya, “Dari mana engkau
tahu?” Ia menjawab, “Aku membaca Al-Qur’an lalu aku mengimaninya dan
membenarkannya.”
Tiba-tiba terdengarlah suara dari langit yang menyeru, “Sungguh benar
hamba-Ku, maka hamparkanlah permadani Surga baginya, berikanlah kepadanya
pakaian dari Surga serta bukakanlah untuknya pintu menuju Surga.” Maka
menghembuslah angin segar dan harumnya Surga (memasuki kuburannya) lalu
kuburannya diluaskan sepanjang mata memandang.
Saat itu datanglah seorang (pemuda asing) yang amat tampan memakai pakaian
yang sangat indah dan berbau harum sekali, seraya berkata, “Bergembiralah,
inilah hari yang telah dijanjikan dulu bagimu.” Mukmin tadi bertanya, ‘Siapakah
engkau? Wajahmu mencerminkan wajah orang yang selalu mengerjakan kebaikan.”
Laki-laki itu mengatakan, “Aku adalah amal sholihmu.” Sang mukmin itu pun
berkata, “Wahai Rabb-ku (segerakanlah datangnya) hari kiamat, karena aku ingin
bertemu dengan keluarga dan hartaku.”
Adapun orang yang durhaka, di saat dia dalam keadaan tidak mengharapkan
Akherat dan masih menginginkan (keindahan) duniawi, turunlah dari langit
Malaikat yang kasar lagi keras dengan wajah yang hitam pekat dan membawa kain
kafar yang kasar dari Neraka. Lalu mereka duduk di sekelilingnya sejauh mata
memandang. Saat itu turunlah Malaikat maut dan duduk di samping kepalanya seraya
berkata, ‘”Wahai ruh yang jelek, keluarlah dan jemputlah kemurkaan dan
kemarahan Allah!” Maka ruh orang yang durhaka itu menyebar di sekujur tubuhnya
(karena enggan untuk keluar). Maka Malaikat maut pun menca-but nyawanya dengan
paksa, sebagaimana seseorang yang menarik besi beruji yang menempel di kapas
basah. Begitu nyawa tersebut sudah berada di tangan Malaikat maut, sekejap mata
diambil oleh para Malaikat bermuka hitam yang ada di sekelilingnya, lalu nyawa
tadi segera dibungkus dengan kain kafan kasar. Tiba-tiba terciumlah bau busuk
sebusuk bangkai yang paling busuk di muka bumi.
Lalu para Malaikat itu membawa ruhnya ke langit. Tidaklah mereka melewati
seorang Malaikat pun melainkan mereka selalu ditanya, “Ruh siapakah yang jelek
hina ini?” Mereka menjawab, “Ini adalah ruh fulan bin fulan,” sambil
menyebutkan nama-nama panggilannya yang terburuk yang biasa dipanggilkan
kepadanya ketika di dunia. Sesampainya di langit dunia, mereka meminta supaya
dibukakan pintu langit, namun para Malaikat penjaganya tidak
membukakannya.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman
Allah:
لاَ تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلاَ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ
حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ (40)
“Tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit
dan tidak (pula) mereka masuk Surga, hingga ada unta bisa masuk ke lubang
jarum.” (QS. Al-A’raf: 40)
Saat itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Tulislah buku catatan
amalnya di dalam Sijjin, yaitu di bagian bumi paling bawah.” Lalu Allah
berfirman, “Kembalikanlah ruh ini ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada
mereka, bahwa darinyalah Aku menciptakan mereka, dan kepadanya-lah Aku akan
kembalikan, serta darinyalah Aku akan mengeluarkan mereka pada kesempatan yang
lain.” Kemudian ruhnya dilemparkan dari langit kencang sekali sehingga jatuh
menimpa jasadnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah Ta’ala:
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ
الطَّيْرُ
أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيْحُ فِي مَكَانٍ سَحِيْقٍ (31)
“Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah,
maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau
diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS.
Al-Hajj: 31)
Kemudian ruhnya kembali ke dalam jasadnya, hingga datanglah dua Malaikat
yang keras bentakannya, seraya memerintahkannya untuk duduk. Kedua Malaikat itu
bertanya, ‘Siapakah Rabb-mu?’, Ia menjawab, “Euh,.. euh, aku tidak tahu.” Kedua
Malaikat bertanya lagi, “Apakah agamamu?” Ia menjawab, “Euh,.. euh, aku tidak
tahu.” Keduanya bertanya lagi, “Siapakah orang yang telah diutus untuk kalian?”
Ia pun sama sekali tidak ingat namanya, sehingga dikatakan kepadanya,
“Muhammad.” Ia menjawab, “Euh,.. euh, aku tidak tahu, dan aku hanya orang-orang
yang menyebut-nyebut nama itu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Dikatakan kepadanya, “Kamu tidak tahu, dan tidak mau mengikuti
orang-orang yang tahu.”
Kemudian terdengarlah suara dari langit yang menyeru, “Sungguh ia pendusta,
maka hamparkanlah untuknya permadani dari Neraka, dan bukakanlah untuknya pintu
menuju Neraka.” Saat itu ia merasakan panasnya hembusan api Neraka dan angin
panasnya. Kemudian kuburannya menghimpitnya, hingga tulang belulangnya (pecah
dan) menancap satu sama lainnya.
Tiba-tiba datanglah seorang yang bermuka amat buruk memakai pakaian kotor
dan berbau sangat busuk, seraya berkata, “Aku datang membawa kabar buruk
untukmu, hari ini adalah hari yang telah dijanjikan bagimu.” Orang kafir itu
bertanya, ‘Siapakah engkau? Wajahmu menandakan wajah orang yang selalu
melakukan keburukan.” Laki-laki itu menjawab, “Aku adalah amalmu yang jelek.”
Orang yang durhaka ini pun mengatakan, “Wahai Rabbku, janganlah Engkau
melaksanakan hari kiamat.”
(Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Al-Musnad,
XXX/499-503, Abu Dawud no. 3210, an-Nasaa’i 1/282, dan selainnya. Hadits ini
dinilai shohih oleh al-Hakim dalam Al-Mustadrak, I/39)
http://faisalchoir.blogspot.sg/2012/01/perjalanan-ruh-setelah-kematian.html
__________
Segera beli karya-karya
Ustadz Brilly El-Rasheed: (1) GOLDEN MANNERS oleh penerbit Samudera yang
mengupas 55 akhlaq mulia, dengan harga Rp 60.000,-; (2) MENDEKAT KEPADA ALLAH
oleh penerbit Arafah yang mengupas tutorial mendekatkan diri kita kepada Allah Ta’ala
dengan cepat dan tepat, dengan harga Rp 38.000,-; (3) KUTUNGGU DI TELAGA oleh
penerbit Arafah yang mengupas siapa saja orang-orang yang terusir dari telaga
Rasulullah, dengan harga Rp 40.000,-; (4) QUANTUM IMAN oleh Pustaka Yassir yang
mengupas hal-hal yang bisa meningkatkan iman secara drastis dan langgeng,
dengan harga Rp 62.000,-; (5) BENTENG UMAT ISLAM oleh Pustaka Yassir yang
mengupas perkara-perkara yang menghancurkan umat Islam dan apa saja yang bisa
menjadi perlindungan, dengan harga Rp 35.000,-. Hubungi kontak whatsapp
+6282140888638 atau pin BBM 5259017E, dan dapatkan diskon hingga 25 %.