Haid Kok Tidak Wajib Qadha Shalat Tapi Harus Qadha Puasa Ramadhan | Konsultasi Syariah dan Fiqih (KASYAF) | Fatwa Madzhab Bahtsul Masail Tarjih | Brilly El Rasheed




🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇

Konsultasi Syariah dan Fiqih (KASYAF) No. 360
*Haid Kok Tidak Wajib Qadha Shalat Tapi Harus Qadha Puasa?*

🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇🧇

_Pertanyaan_
Assalammualaikum
☎️ ust sya mau bertnya Kenapa sholat tidak wajib qodok bagi wanita haid sedangkan puasa wajib qodhok. Syukron

📝 Ditanyakan oleh seseorang +62 821-1479-9795 pada _22 April 2020_

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
_Jawaban_
Wa'alaikumussalam.
📺 Kenapa begitu? Karena sudah ketentuannya kek gitu. Para perempuan pada masa Nabi, ketika menstruasi, tidak shalat dan tidak berpuasa. Setelah bersuci, mereka diminta untuk mengganti puasa yang ditinggalkan, tetapi tidak perlu mengganti shalat yang ditinggalkan. Atas dasar ini, ulama sepakat untuk menyatakan bahwa perempuan haid diharamkan dan tidak boleh berpuasa. Jika tetap berpuasa, puasanya tidak sah. Ia berkewajiban untuk menggantinya (qadha) di lain hari, di luar bulan Ramadhan.

 عَنْ مُعَاذَةَ قَالَتْ سَأَلْتُ عَائِشَةَ فَقُلْتُ مَا بَالُ الْحَائِضِ تَقْضِي الصَّوْمَ وَلَا تَقْضِي الصَّلَاةَ فَقَالَتْ أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ قُلْتُ لَسْتُ بِحَرُورِيَّةٍ وَلَكِنِّي أَسْأَلُ قَالَتْ كَانَ يُصِيبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلَا نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلَاةِ -- رواه مسلم
📒 Dari Mu’adzah ia berkata, saya pernah bertanya kepad A’isyah kemudian aku berkata kepadanya, bagaimana orang yang haid itu harus meng-qadha` puasa tetapi tidak wajib meng-qadha` shalat. Lantas ia (‘Aisyah) bertanya kepadaku, apakah kamu termasuk orang haruriyyah? Aku pun menjawab, aku bukan orang haruriyyah tetapi aku hanya bertanya. ‘Aisyah pun lantas berkata, bahwa hal itu (haid) kami alami kemudian kami diperintahkan untuk meng-qadha` puasa tetapi tidak diperintahkan untuk meng-qadha` shalat”. *[Shahih Muslim]*

📻 Ensiklopedia fiqih Islam terbitan Kuwait (juz 18, hal. 318) menyebutkan bahwa para ulama sepakat mengharamkan perempuan yang sedang haid berpuasa secara mutlak, wajib maupun sunnah. Puasanya tidak sah dan tidak diterima. Ibnu Jarir dan An-Nawawi memandangnya sebagai ijma’.

📻 Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu, karya Syekh Wahbah Zuhaili, menyatakan hal yang sama (juz 1, hal. 470). Semua ulama empat Mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali) memandang haid sebagai penghalang puasa. Disebutkan, bahwa di antara syarat sah ibadah puasa adalah suci dari haid (juz 2, hal. 616).

📚 Al-Mawardi menguraikan,

 وَالْفَرْقُ بَيْنَ الصَّلَاةِ فِي الْقَضَاءِ وَالصَّوْمِ فِي وُجُوبِ الْقَضَاءِ لُحَوْقُ الْمَشَقَّةِ فِي قَضَائِهَا لِلصَّلَاةِ دُونَ الصِّيَامِ فَزَادَتِ الْمَشَقَّةُ فِي قَضَائِهَا وَقَلِيلَةُ الصِّيَامِ وَعَدَمُ الْمَشَقَّةِ فِي قَضَائِهِ (الماوردي، الحاوي الكبير، بيروت-دار الكتب العلمية، الطبعة الأولى، 1414هـ/1994م، ج، 1، ص. 373--

“Perbedaan antara qadha` shalat dan kewajiban qadha` puasa bagi wanita haid adalah adanya masyaqqah untuk meng-qadha` shalat (setelah suci) berbeda dengan puasa. Karenanya, (jika wanita haid) itu wajib meng-qadha` shalat yang ditinggalkan maka akan bertambah masyaqqah-nya. Dan sedikitnya puasa dan tidak ada masyaqqah dalam meng-qadha`-nya." *[Al-Hawi Al-Kabir, Bairut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet ke-1, 1414 H/1994 M, juz, 1, h. 373]*

🆘 Kecuali haid selesai sementara masih ada waktu shalat, maka wajib mengerjakan shalat setelah bersuci dari haid. Sama juga pas waktu shalat tertentu masih ada namun kondisi tidak memungkinkan untuk shalat, misalnya ga punya baju suci sama sekali, lalu sampai habis waktu shalat ternyata haid, maka wajib qadha shalat yang itu ajah.

🧰 Ada keterangan dari Imam Al-Juwaini,  “Hukum tidak sahnya puasa bagi perempuan yang sedang haid ternyata memang tidak bisa dicerna logikanya. Padahal bersuci itu bukan syarat dalam ibadah puasa” *[Nihayah al-Mathlab fi Dirayah Al-Mazhab, juz 1, hal. 316]* Sebuah prinsip yang harus kita pegang, bahwa beragama itu berdasarkan dalil dan logika namun bila dalil tidak bisa masuk logika maka kita tidak boleh menggunakan logika tapi harus taat dalil apalagi jika dalil tersebut sudah menjadi kesepakatan seluruh ulama.

🏕️ Kita renungkan, andai shalat wajib diqadha selama masa haid. Coba simulasikan. Shalat dilaksanakan lima kali dalam sehari. Jika seorang perempuan haid selama tujuh hari, berarti ia harus mengqadha shalat sebanyak 35 kali. Lalu bagaimana jika ia haid selama 14 hari? Kewajiban mengqadhanya menjadi dua kali lipat. Apalagi perempuan biasanya mengalami haid setiap bulan. Berat banget kan?

💝 Berbeda dengan puasa Ramadhan, puasa Ramadhan hanya diwajibkan sebulan dari 12 bulan. Jika pada bulan itu perempuan mengalami haid selama tujuh hari, maka ia wajib mengqadha tujuh puasa dalam tempo satu tahun.

 عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا أَقْبَلَتِ الحَيْضَةُ، فَدَعِي الصَّلاَةَ، وَإِذَا أَدْبَرَتْ، فَاغْسِلِي عَنْكِ الدَّمَ وَصَلِّي» صحيح البخاري (1/ 73)

📜 Dari Aisyah berkata, Nabi bersabda, _"Jika datang haid, maka tinggalkanlah shalat. Jika haidnya selesai, maka mandilah, bersihkan darahnya lalu shalatlah."_ *[Shahih Al-Bukhari]*

📚 Ubaidullah bin al-Husain Al-Maliki (w. 378 H) menyebutkan,

وذلك إذا تطهرت من حيضتها، وقد بقي عليها من النهار قدر خمس ركعات، فيجب عليها أن تصلي الظهر والعصر لإدراكها آخر وقتها... وإن طهرت في الليل وقد بقي عليها قبل طلوع الفجر قدر أربع ركعات صلت المغرب والعشاء لإدراكها آخر وقتها (التفريع في فقه الإمام مالك بن أنس، عبيد الله بن الحسين بن الحسن أبو القاسم ابن الجَلَّاب المالكي (المتوفى: 378هـ)، 1/ 111)

Jika wanita haid itu suci, saat menjelang masuk waktu maghrib dia bisa shalat 5 rakaat, maka wajib bagi dia shalat zhuhur dan ashar. Karena dia telah mendapatkan waktu kedua shalat tadi... Jika dia sucinya di waktu malam menjelang masuk waktu shubuh, dia bisa shalat 4 rakaat, maka dia wajib shalat maghrib dan isya’. *[At-Tafri’ fi Fiqh Al-Imam Malik, hal. 1/111]*

📚 Imam An-Nawawi Asy-Syafi'i menyebutkan,

وإن كان ذلك (الطهر) في وقت العصر أو في وقت العشاء، قال في الجديد: يلزمه الظهر بما يلزم به العصر ويلزم المغرب بما يلزم به العشاء. (المجموع شرح المهذب 3/ 64)

"Jika sucinya di waktu ashar atau waktu isya, maka Imam Syafii dalam qaul jadidnya mewajibkan perempuan untuk qadha’ zhuhur lantas shalat ashar, atau qadha’ maghrib lalu shalat isya’." *[Al-Majmu’, hal. 3/ 64]*

📚 Imam Ibnu Qudamah Al-Hanbali menyebutkan,

مَسْأَلَةٌ: قَالَ: (وَإِذَا طَهُرَتْ الْحَائِضُ، وَأَسْلَمَ الْكَافِرُ، وَبَلَغَ الصَّبِيُّ قَبْلَ أَنْ تَغِيبَ الشَّمْسُ، صَلَّوْا الظُّهْرَ فَالْعَصْرَ، وَإِنْ بَلَغَ الصَّبِيُّ، وَأَسْلَمَ الْكَافِرُ، وَطَهُرَتْ الْحَائِضُ قَبْلَ أَنْ يَطْلُعَ الْفَجْرُ، صَلَّوْا الْمَغْرِبَ وَعِشَاءَ الْآخِرَةِ) وَرُوِيَ هَذَا الْقَوْلُ فِي الْحَائِضِ تَطْهُرُ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، وَابْنِ عَبَّاسٍ، وَطَاوُسٍ، وَمُجَاهِدٍ، وَالنَّخَعِيِّ، وَالزُّهْرِيِّ، وَرَبِيعَةَ، وَمَالِكٍ، وَاللَّيْثِ، وَالشَّافِعِيِّ، وَإِسْحَاقَ، وَأَبِي ثَوْرٍ. قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: عَامَّةُ التَّابِعِينَ يَقُولُونَ بِهَذَا الْقَوْلِ، إلَّا الْحَسَنَ وَحْدَهُ قَالَ: لَا تَجِبُ إلَّا الصَّلَاةُ الَّتِي طَهُرَتْ فِي وَقْتِهَا وَحْدَهَا. وَهُوَ قَوْلُ الثَّوْرِيِّ، وَأَصْحَابِ الرَّأْيِ؛ لِأَنَّ وَقْتَ الْأُولَى خَرَجَ فِي حَالِ عُذْرِهَا، فَلَمْ تَجِبْ كَمَا لَوْ لَمْ يُدْرِكْ مِنْ وَقْتِ الثَّانِيَةِ شَيْئًا. (المغني لابن قدامة، 1/ 287)

(Masalah) Jika wanita haid suci, orang kafir masuk Islam, anak kecil baligh sebelum matahari terbenam, maka dia wajib qadha’ zhuhur lalu shalat ashar. Jika sebelum fajar terbit, maka dia qadha’ maghrib lalu shalat isya’. Ini adalah pendapat dari Abdurrahman bin Auf, Ibnu Abbas, Thawus, Mujahid, an-Nakhai, az-Zuhri, Rabiah, Malik, Al-Laits, Syafii, Ishaq, Abu Tsaur. Imam Ahmad berkata: Semua tabiin berpendapat seperti ini, kecuali Al-Hasan saja. Dia tidak mewajibkan kecuali shalat yang di waktunya saja. Ini adalah pendapat At-Tsauri dan Ashab Ar-Ra’yi. *[Al-Mughni, hal. 1/ 287]*

🚌 Dalilnya apa? Pertama, ini adalah fatwa dari hampir semua shahabat dan tabiin dan juga ulama madzhab Malikiyyah, Syafi’iyyah, Hanabilah. Kedua, shalat zhuhur dan ashar, serta maghrib dan isya’ itu sebenarnya bagi orang yang punya udzur bisa dianggap satu waktu, karena bisa dijamak. Maka jika suci di waktu kedua, shalat di waktu pertama juga wajib diqadha’. Itulah pendapat yang dipilih oleh mayoritas ulama.

🍅 Baik, demikian jawaban yang bisa kami uraikan. Semoga bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya muslimah.

📜 Dijawab oleh *H. Brilly El Rasheed, S.Pd.*

☎️ Googling ya http://bit.ly/biografibrillyelrasheed
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
🔔 Dengarkan radio podcast http:///anchor.fm/quantumfiqihradio bisa melalui Google Chrome

🎁 Sampaikan Konsultasi Syariah dan Fiqih melalui whatsapp 0821-4088-8638 dengan memperkenalkan diri dan kota domisili, untuk beragam persoalan mulai Aqidah, Ibadah, Mu'amalah, Akhlaq, Nikah dan Keluarga, Sirah/Tarikh, dan lain sebagainya. Sudah ada hampir 400 tanya jawab yang kami layani secara tertulis.

📺 Belanja mushaf Al-Quran cantik dan istimewa di instagram.com/gudangkitabsucialquran.

Related

As-Sunnah 2026479108247150118

Posting Komentar

emo-but-icon

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif
Juga Menerima Custom 0821-4088-8638

Recommended

Benefits of Hijrah | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nisa': 22 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) |Kuliah Whatsapp Kajian Online

KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online) Grup Whatsapp Mutiara Dakwah Rabu, 26 Februari 2020 Benefits of Hijrah (Tadabbur Q...

Cari Blog Ini

Hot in week


Desain Majalah Islami

Desain Majalah Islami
Desain Majalah Islami

Toko Buku Brilly

Toko Buku Brilly
Toko Buku Brilly

Total Tayangan Halaman

item