Ramadhan Bulan Berkah



Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.



Secara bahasa, kata berkah (Arab: al-barakah) berarti berkembang, bertambah dan kebahagiaan. Demikian yang ditulis dalam kitab Al-Qamus Al-Muhith oleh Fairuz Abadi dan dalam kitab Lisanul Arab karya Ibnu Manzhur. Prof. Dr. Mahmud Yunus, dalam Kamus Arab Indonesia menjelaskan bahwa kata berkat itu asal kata (Baraka, Yabruku, Burukan) artinya menderum atau berlututnya unta. An-Nawawi berpendapat, “Asal makna keberkahan ialah kebaikan yang banyak dan abadi.” Sedangkan menurut Dr. Nashir Al-Juda’i dalam At-Tabarruk, makna barakah dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah adalah langgengnya kebaikan, kadang pula bermakna bertambahnya kebaikan dan bahkan bisa bermakna kedua-duanya.
Di dalam bulan Ramadhan terdapat banyak berkah yang dapat kita peroleh. Semenjak amalan sahur, kita sudah bisa mendapatkan berkah. Hasil penelitian Prof. Dr. Fadhl Ilahi dalam Man Tushalli ‘Alaihim Al-Malaikat wa Man Tal’anuhum terhadap teks-teks primer Islam, menyebutkan bahwa dalam sahur terdapat berkah sehingga sahur sama sekali tidak boleh ditinggalkan walaupun seteguk air dan orang yang melakukan sahur mendapatkan shalawat dari Allah yaitu rahmah dan shalawat dari malaikat yaitu permohonan ampun. Dan oleh karena dalam sahur saja sudah terdapat berkah apalagi dalam amalan puasa seutuhnya dalam sejak setelah sahur hingga berbuka.
Begitu berkahnya Ramadhan, maka sama sekali tidak ada izin bagi siapapun meninggalkan puasa kecuali alasan yang diterima Allah. Dalam fatwanya nomor 210, Prof. Dr. Shalih Al-Fauzan menerangkan, “Dan kaum muslimin tetap berpuasa semenjak Allah wajibkan puasa, mereka bekerja dan berpuasa, mereka tidak meninggalkan puasa karena pekerjaan walaupun diketahui mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berat dan sangat melelahkan, walaupun demikian tidak dikenal dalam sejarah Islam atau dari Salafus Shalih bahwasanya mereka berbuka karena pekerjaan sementara mereka sedang mukim dan sehat.”
Namun, puasa tidak akan menjadi berkah apabila kita tidak serius dalam menjalankannya sesuai ketentuan. Dalam Syifa` An-Nas wa Ghidza` Ar-Ruh, Dr. Anas Ahmad Karzun pemilik akun Twitter @anas_krzoon menyatakan, “Orang yang memandang puasa sebagai beban berat mengisi hari-harinya dengan kemalasan dan masalah-masalah remeh untuk menghabiskan waktu puasanya, serta Anda melihatnya menghitung hari-hari agar cepat keluar dari bulan Ramadhan untuk bisa kembali melepaskan kendali hawa nafsunya, maka ia hanya mendapat rasa lapar dan dahaga saja dari puasanya. Pun, tidak ada bagian untuknya dari ampunan dosa yang dijanjikan Allah bagi hamba-hamba-Nya yang berpuasa. Puasanya tidak bisa menjadi madrasah mujahadah dan penyucian jiwa, sebab hanya membuahkan perubahan pola makan saja pada dirinya.”


Related

Ibadah 3069745202405525907

Posting Komentar

emo-but-icon

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif
Juga Menerima Custom 0821-4088-8638

Recommended

Benefits of Hijrah | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nisa': 22 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) |Kuliah Whatsapp Kajian Online

KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online) Grup Whatsapp Mutiara Dakwah Rabu, 26 Februari 2020 Benefits of Hijrah (Tadabbur Q...

Cari Blog Ini

Hot in week


Desain Majalah Islami

Desain Majalah Islami
Desain Majalah Islami

Toko Buku Brilly

Toko Buku Brilly
Toko Buku Brilly

Total Tayangan Halaman

item