Tidak Ikut Berjudi dan Minum Khamr Tapi Berdosa, Mungkinkah?



Allah melarang kita untuk membantu melakukan kemaksiatan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, Janganlah tolong menolong dalam dosa dan tindakan melebihi batas.” (QS. Al-Maidah: 2) Oleh karena itu, membantu orang lain untuk melakukan maksiat statusnya juga maksiat dan perbuatan dosa, meskipun dia sendiri tidak ikut dalam maksiat tersebut.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat banyak orang hanya gara-gara khamr. Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah melaknat khamr (minuman keras), peminumnya, penuangnya (penlayannya), penjualnya, pembelinya, pemerasnya (pabriknya), orang yang minta diperaskan (agen), pembawanya (distributor), dan orang yang dibawakan kepadanya.” Ja’far dalam riwayatnya menambahkan “Dan pemakan hasil penjualannya.” (Hadis Ibnu Umar dikeluarkan oleh Abu Dawud no. 3674, Al-Hakim no. 7228, ia berkata sanadnya shahih, dan Al-Baihaqi no. 10828, lafal ini bagi Al-Baihaqi).
Padahal kita tahu, orang yang minum khamr itu hanya satu. Tapi semua yang menjadi perantara orang ini minum khamr, dilaknat oleh Allah Ta’ala. Dalam hadis tersebut, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan 9 orang yang terkena laknat.
Hal sama juga terjadi pada transaksi riba. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat beberapa orang, gara-gara transaksi riba. Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba, pemberi makan riba (nasabah), yang mencatat transaksinya, dan dua saksi transaksi.” (HR. Muslim)
Berapa orang yang menikmati riba itu? Semua akan sepakat menjawab: Satu orang. Tapi yang dilaknat ada empat orang. Karena yang lain menjadi sebab keberlangsungan transaksi riba ini.
Karena itu, jika penghasilan yang kita dapatkan ini diperoleh dari perbuatan maksiat atau dari membantu tindakan maksiat, maka uang yang kita dapatkan statusnya haram. Karena cara mendapatkan uang ini statusnya perbuatan terlarang. sebagaimana orang yang mendapatkan harta dari hasil korupsi, suap, atau mencuri. 

Apa yang Harus Dilakukan Kerja di Tempat Perjudian

Tidak ada pilihan lain, selain keluar dari tempat kerja itu, meskipun belum mendapatkan pekerjaan yang lain. Karena jika kita sadar bahwa ternyata gaji itu haram, percuma saja kita bekerja, tapi nantinya kita tidak dibolehkan mengambil gaji itu. Akhirnya, yang kita lakukan hanyalah menumpuk dosa dengan ikut membantu perbuatan maksiat.

Pasti Ada Gantinya

Yakinkan pada diri kita semua, setiap kita meninggalkan sesuatu yang buruk karena Allah, padahal kita membutuhkannya, kita pasti akan mendapatkan ganti yang lebih baik, lebih halal, dan lebih berkah dari Allah Ta’ala. Yakinkan hal ini dan mengingat ini amal hati, mungkin kita butuh upaya keras untuk melatih hati kita. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan Anda.
Mengapa harus yakin? Karena Allah telah menjanjikan, dan Allah tidak mungkin mengingkari janjinya: Siapa yang bertakwa kepada Allah maka Dia akan memberikan jalan keluar baginya. Dan Allah akan memberi rezeki dari arah yang tidak dia duga. Dan siapa yang bertawakkal kepada Allah maka Dia yang akan mencukupinya…” (QS. At-Thalak: 2 – 3).

Penghasilan Kita Harus Dilaporkan

Lebih dari itu, sesungguhnya semua penghasilan yang kita peroleh nantinya akan ditanya oleh Allah. Dari Muadz bin Jabal radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
: لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ…وَعَنْ مَالِهِ ، مِنْ أَيْنَ اكتَسَبه ؟ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ ؟
“Kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai dia ditanya 4 hal: (diantaranya), tentang hartanya: dari mana harta itu diperoleh dan untuk apa harta itu dibelanjakan…” (HR. Turmudzi, Ad-Darimi, At-Thabranni dalam Al-Ausath, Al-Bazzar dsb. Disahihkan Al-Albani)
Tidak bisa kita bayangkan, ketika kita berhadapan dengan Allah, kemudian ditanya, “Dari mana kamu mendapatkan penghasilan”. Akankah kita menjawab, dari bandar judi, dari meng-anak-kan uang (riba), dulu saya pegawai bank, dari korupsi, dst… sementara semua itu Allah haramkan. Bisa jadi kita tidak menyangka, ternyata permasalahannya belum selesai di dunia.
Ya, sudah saatnya kita menjadi hamba Allah yang rela berkorban. Meskipun kita akan mendapat ocehan dan kritik pedas di dunia karena tidak berpenghasilan, jangan khawatir, ini hanya sebentar. Pasti akan ada ganti yang lebih baik. Agar kita tidak terlantar di akhirat.



Related

Tazkiyatun Nafs 1005326735896810884

Posting Komentar

emo-but-icon

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif

Quran Kreatif-Inovatif-Inventif
Juga Menerima Custom 0821-4088-8638

Recommended

Benefits of Hijrah | Tadabbur Tafakkur Tafaqquh Tafahhum QS. An-Nisa': 22 | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) |Kuliah Whatsapp Kajian Online

KULWA (Kuliah Whatsapp) KAJOL (Kajian Online) Grup Whatsapp Mutiara Dakwah Rabu, 26 Februari 2020 Benefits of Hijrah (Tadabbur Q...

Cari Blog Ini

Hot in week


Desain Majalah Islami

Desain Majalah Islami
Desain Majalah Islami

Toko Buku Brilly

Toko Buku Brilly
Toko Buku Brilly

Total Tayangan Halaman

item