Sakit Memang Pahit, Tapi Ada Rahmah Allah Terselip
![](https://resources.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif)
https://quantumfiqih.blogspot.com/2015/11/sakit-memang-pahit-tapi-ada-rahmah.html
Saat gejala penyakit semakin parah, seseorang mulai memikirkan kematian. Pikiran ini menghantuinya sampai ia berusaha menghindarinya dengan sengaja. Dengan segala ketulusan, ia meminta kepada Allah untuk disembuhkan. Bahkan, saat menderita sakit yang tidak dapat disembuhkan, seseorang yang belum pernah berdo’a sebelumnya tiba-tiba merasa perlu memohon kepada Allah untuk disembuhkan. Ia berdo’a dengan tulus ikhlas.
Inilah sebabnya, seseorang bisa dekat dengan Allah ketika dirinya tidak berdaya. Jika ia menunjukkan rasa syukurnya setelah sembuh dan terus berdo’a dengan ikhlash, penyakitnya itu menjadi kebaikan buatnya dan menjadi awal keimanan dirinya.
Allah menyebutkan orang-orang yang kembali kepada-Nya dari kesengsaraan dalam ayat berikut:
وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى الْإِنْسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَى بِجَانِبِهِ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُو دُعَاءٍ عَرِيضٍ
“Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri, tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdo’a.” [QS. Fushshilat: 51]
وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَى ضُرٍّ مَسَّهُ كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo’a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, di (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdo’a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” [QS. Yunus: 12]
وَإِذَا مَسَّ النَّاسَ ضُرٌّ دَعَوْا رَبَّهُمْ مُنِيبِينَ إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا أَذَاقَهُمْ مِنْهُ رَحْمَةً إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ
“Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Allahnya dengan kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Allah merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat dari-Nya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan Allahnya.” [QS. ar-Rum: 33]
Sebagaimana ayat di atas, manusia seharusnya tidak hanya berdo’a di saat sulit, tetapi ia harus tetap berdo’a setelah ujiannya diangkat. Dengan demikian, penyakit keras atau cobaan itu dapat membuatnya mengakui kelemahannya dan bertaubat di hadapan Allah. Dengan demikian, ia menuju penyerahan seluruh hidupnya kepada Allah.
Dikutip dari buku 'JANGAN JAUHI DUNIA' karya Brilly El-Rasheed terbitan Sukses Publishing. Dapatkan bukunya di TB. Gramedia, TB. Gunung Agung, TB. Toga Mas, TB. ELBA, atau di BOOST via 082140888638 dengan diskon 20%.